JAKARTA- Layanan BlackBerry Messenger (BBM) membuat puluhan bintara Satbrimob Polda Jateng terlibat tawuran. Rabu malam (24/7) lalu, mereka menggeruduk kantor yang juga menjadi mes anggota Ditsabhara Polda Jateng. Insiden memalukan itu mengakibatkan delapan orang dari kedua belah pihak terluka.
Hingga saat ini, perselisihan kedua belah pihak masih diproses oleh Bidpropam Polda Jateng. Seluruh anggota brimob yang terlibat tawuran langsung
diapelkan tidak lama setelah kejadian. Begitu pula para anggota Sabhara yang berupaya mempertahankan markasnya.
Informasi yang dihimpun, tawuran berawal saat sekitar 40 sampai 50 anggota Satbrimob Polda Jateng mendatangi markas Sabhara di Jalan RM Hadi Subeno S sekitar pukul 22.30. Menggunakan 20 motor, para bintara Brimob yang emosi itu menabrakkan kendaraannya ke gerbang markas Sabhara.
Mereka lalu berteriak-teriak mencari anggota Sabhara bernama Fahri. Beberapa perwakilan kemudian diterima oleh anggota Sabhatra bernama Yayan Ramadhan di lobi depan mako Sabhara. Rupanya, Fahri yang disebut-sebut sebagai pengirim pesan provokasi itu tidak kunjung muncul. Dari situlah pemukulan terjadi yang berlanjut dengan tawuran.
Sumber di internal kepolisian menyebut jika ada anggota Brimob yang membawa samurai. Senjata tajam itu pun sukses melukai empat anggota Sabhara. Keributan itu memicu anggota Sabhara lainnya keluar dari mes. Karena kalah jumlah, para bintara Brimob tersudut dan memutuskan untuk kabur. Terlebih beberapa perwira Sabhara ikut menengahi perselisihan itu. Usai insiden tersebut, Propam menyita dua samurai.
Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie mengungkapkan, tawuran antar satuan kerja itu dipicu masalah sepele. Yakni, kiriman pesan via BBM yang menyinggung perasaan anggota Brimob. Versi anggota Brimob, pesan itu dikirim oleh Bripda Fahri, anggota Sabhara Polda Jateng.
Ronny tidak menyebutkan secara rinci apa isi BBM tersebut, namun intinya menantang untuk berkelahi. Sumber di internal Polri menyebut jika pesan itu disebarkan dalam bentuk broadcast message dan berisi persoalan pribadi antara seorang anggota Sabhara dan anggota Brimob.
“Akibat tawuran, empat orang bintara Sabhara dan empat bintara Brimob terluka,” terang Ronny. Dia menyebut, empat anggota Sabhara mengalami luka sobek akibat goresan di tangan maupun kaki.
Di antaranya Bripda Irham, 21, luka sobek kaki kiri 3 cm; Bripda Aditya, 19, luka sobek kaki kanan 2 cm; Bripda Anugrah Dwi 20 luka sobek tangan kanan 10 cm; dan Bripda Fajar Gunanto, 20, luka memar wajah kena pukulan benda tumpul.
Dari Brimob, empat orang luka, rata-rata memar karena dipukuli. Di antaranya Bripda Liang Lukita memar di paha kanan; Bripda Moh Setia Aji luka di kaki kiri; Bripda Muhammad Nur Solihin luka memar pada bahu kanan atas; dan Bripda Undi Lingga Pratama luka lecet di kaki sebelah kanan.
Ronny juga membantah jika ada sajam yang disita pasca kejadian itu. “Mereka (brimob) datang tidak membawa sajam,” lanjut mantan Kapolwiltabes Surabaya itu. luka gores itu, ujar Ronny, kemungkinan berasal dari pecahan kaca yang digunakan sebagai senjata. Selain itu, jumlah bintara yang datang tidak sampai 50 orang, hanya berkisar 30-an.
Menurut Ronny, baik bintara Brimob maupun Sabhara yang terlibat tawuran merupakan rekan satu angkatan. Mereka baru sekitar enam bulan mengikuti pendidikan di kesatuannya masing-masing. “Ini masalah kenakalan, tidak ada kaitan dengan institusi Brimob dan Sabhara,” tegasnya.
Mantan Karowassidik Polri itu menambahkan, dalam setiap program pendidikan polri, pihaknya selalu menerapkan pola pengasuhan. Pola itu untuk melatih mental para bintara. Propam juga bakal memanggil masing-masing atasan para bintara itu untuk melihat sejauh mana mereka bertanggung jawab atas pasukan yang dibinanya. (byu/jpnn)