28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Heli EC725: Antipeluru, Sulit Dideteksi Musuh

Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia, EC725.
Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia, EC725.

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso menjamin Airbus Helicopters EC725‎ didesain dengan spesifikasi keamanan tinggi. Selain dilapisi oleh lapisan antipeluru di sisi kanan kiri badan pesawat, juga dari bawah, heli EC725 juga mampu menyeimbangkan diri secara otomatis ketika mesin digitalnya tidak berfungsi.

“Sehingga tidak langsung ambrol (jatuh) ke bawah. Heli ini dibuat serba digital, lapisannya bodynya anti peluru. Mesinnya dua sehingga tidak panas dan ini memberikan keuntungan tidak mudah dideteksi musuh. Sebab, musuh mendeteksi itu lewat panas,” papar Budi di hanggar PTDI, Rabu (25/11).

Sang Dirut juga menilai, bila heli ini yang akan dipilih untuk heli kepresidenan, maka secara tidak langsung Presiden Jokowi sudah mengiklankan produk dirgantara Indonesia.

Sementara Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo menambahkan, heli EC725 dilengkapi lampu infra merah yang bisa digunakan di malam hari. Bodi bawah dilengkapi dengan alat sejenis pelampung yang memungkinkan pesawat ketika mau jatuh, pilotnya bisa melakukan pendaratan tanpa benturan keras.

“Dua mesin dan tiga mesin, perbedaannya cukup menyolok. Dua mesin lebih hemat bahan bakar, tiga mesin lebih boros. Dua mesin tidak panas, tiga mesin panas. Ketika pesawat panas, heli mudah dideteksi dan ditembak dari bawah. Yang harus dicatat, pilot kita itu terbiasa dan lihai menggunakan heli twinengine ketimbang tiga mesin,” bebernya.‎ (esy/jpnn)

Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia, EC725.
Helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia, EC725.

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso menjamin Airbus Helicopters EC725‎ didesain dengan spesifikasi keamanan tinggi. Selain dilapisi oleh lapisan antipeluru di sisi kanan kiri badan pesawat, juga dari bawah, heli EC725 juga mampu menyeimbangkan diri secara otomatis ketika mesin digitalnya tidak berfungsi.

“Sehingga tidak langsung ambrol (jatuh) ke bawah. Heli ini dibuat serba digital, lapisannya bodynya anti peluru. Mesinnya dua sehingga tidak panas dan ini memberikan keuntungan tidak mudah dideteksi musuh. Sebab, musuh mendeteksi itu lewat panas,” papar Budi di hanggar PTDI, Rabu (25/11).

Sang Dirut juga menilai, bila heli ini yang akan dipilih untuk heli kepresidenan, maka secara tidak langsung Presiden Jokowi sudah mengiklankan produk dirgantara Indonesia.

Sementara Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo menambahkan, heli EC725 dilengkapi lampu infra merah yang bisa digunakan di malam hari. Bodi bawah dilengkapi dengan alat sejenis pelampung yang memungkinkan pesawat ketika mau jatuh, pilotnya bisa melakukan pendaratan tanpa benturan keras.

“Dua mesin dan tiga mesin, perbedaannya cukup menyolok. Dua mesin lebih hemat bahan bakar, tiga mesin lebih boros. Dua mesin tidak panas, tiga mesin panas. Ketika pesawat panas, heli mudah dideteksi dan ditembak dari bawah. Yang harus dicatat, pilot kita itu terbiasa dan lihai menggunakan heli twinengine ketimbang tiga mesin,” bebernya.‎ (esy/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/