JAKARTA- Rapat Pimpinan Nasional II Partai Golkar baru saja dibuka. Meski belum dilakukan pembahasan, tidak perlu terlalu lama untuk mengetahui siapa calon presiden Si Beringin untuk 2014. Dia adalah Aburizal Bakrie.
Ketua Panitia Rapimnas Sharif Cicip Sutardjo menegaskan pilihan bulat ini. Menurut Cicip, dalam Rapimnas nanti hanya tinggal pengesahan saja.
“Tidak perlu lama-lama, semua setuju Ketua Umum Aburizal Bakrie jadi calon presiden 2014?” tanya Cicip pada anggota Rapimnas di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/10).
“Setuju,” jawab para peserta.
Rapimnas ini diikuti oleh seluruh perwakilan partai Golkar dari tingkat provinsi. Para pengurus DPP Golkar pusat juga ikut hadir, seperti Sekjen Idrus Marham, Wakil Ketua Umum Agung Laksono dan Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad.
Usai pidato dari Cicip, Ical pun maju untuk menyampaikan pengarahan. Ada beberapa hal yang disampaikan oleh pengusaha dan mantan Menkokesra itu. Di antaranya tentang target partai Golkar dan kesejahteraan rakyat. “Kita tidak mengejar kekuasaan dan posisi jabatan. Kita sudah kenyang dengan kekuasaan. Tapi kita bertekad untuk memberikan lebih maju bagi anak-anak,” kata Ical yang disambut riuh hadirin.
Ical siap menjalankan keputusan partai terkait calon presiden pada 2014 nanti.
Sebelumnya, survei Reform Institute mencatat Aburizal Bakrie sebagai calon presiden yang tingkat elektabilitasnya paling tinggi. Persentase ketua umum Partai Golkar ini, sebesar 13,58 persen. Disusul Prabowo Subianto 8,46 persen, Jusuf Kalla 7,06 persen.(net/bbs)
Cuma Menyenang-nyenangkan
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah menilai dukungan internal terhadap Ketua Umum Partai Golkar agar maju sebagai calon presiden (Capres) pada pemilu 2014 adalah sikap kontroversial karena bertentangan dengan suara rakyat Indonesia.
“Terlalu beresiko bagi Golkar jika tetap mengusung Aburizal Bakrie (Ical) sebagai calon presiden dalam Pemilu mendatang sebab berbagai kasus yang diduga melibatkan Ical selalu diback-up oleh kekuatan politik dan itu bertentangan denagn suara rakyat,” ujar Iberamsjah, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/10).
Terlebih disaat masyarakat Indonesia yang sudah piawai memisahkan antara keputusan politik dengan keputusan hukum dalam memproses berbagai kasus. “Tragedi Lapindo dan kasus ketidaktaatan Ical terhadap kewajiban membayar pajak semuanya diselesaikan dengan cara politik dan menghindar dari proses hukum,” ungkap Iberamsjah.
“Fakta kontraversial inilah yang tidak pernah dimaknai oleh pendukung Ical di internal Golkar atau sebaliknya isu tersebut sengaja diapungkan untuk menyenangkan hati Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie,” ujar Iberamsjah.
Lebih lanjut dia menilai Ical sebagai sosok yang tidak punya prestasi dalam perspektif sosial ekonomi kebangsaan. “Ical itu berhasil menjadi kaya berhasil jadi Ketua Umum Partai Golkar, tapi dia tidak punya prestasi apa-apa dalam perspektif sosial ekonomi bangsa terlebih disaat menjabat Menko Perekomian dan Kesra,” imbuhnya.(fas/jpnn)