JAKARTA-Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) menduduki ranking satu soal kaburnya tahanan dari kantor kepolisian sepanjang 2012. Tercatat 93 tahanan yang kabur dari 26 kantor polisi di seluruh Indonesia, 7 kasus di antaranya terjadi di Poldasu dengan jumlah tahanan yang kabur mencapai 37 orang.
Demikian catatan akhir tahun Indonesia Police Watch (IPW), sebagaimana dikemukakan Ketua Presidiumnya, Neta S Pane, kemarin “Pelarian yg paling mengejutkan adalah kaburnya tahanan teroris, Roki dari Rutan Polda Metro Jaya pada 6 November 2012 siang. Jadi kaburnya 93 tahanan dari markas polisi ini menunjukkan Polri tidak serius dalam mengawasi para pelaku kriminal yang sudah tertangkap,” katanya.
Menurutnya, tahanan kabur terbanyak terjadi di Kepolisian Sektor (Polsek). Dari 14 polsek yang kebobolan, 64 tahanan dipastikan berhasil melarikan diri. Disusul Kepolisian Resort (Polres), tercatat 7 kasus dengan jumlah tahanan yang kabur 12 orang. Dan Kepolisian Daerah (Polda), 5 kasus kebobolan dengan jumlah tahanan kabur 17 orang.
“Nah dari jumlah ini, Polda Sumut menduduki ranking tertinggi. Ada tujuh kasus pelarian tahanan di wilayah hukum Polda Sumut, dengan jumlah tahanan yang kabur sebanyak 37 orang,” katanya.
Ranking kedua ditempati Polda Metro Jaya, dengan jumlah 13 tahanan kabur, disusul Polda Sulawesi Selatan, 10 tahanan yang kabur. “Sebagian besar tahanan bisa kabur dari sel, akibat sikap teledor petugas jaga kepolisian. Bahkan ada tujuh kasus, tahanannya dibiarkan tanpa pengawalan atau penjagaan, hingga tahanan tersebut kabur dengan mudah,” katanya.
Selain itu, IPW juga mencatat kaburnya tahanan karena adanya keteribatan oknum aparat kepolisian. Hal ini msih ditambah faktor pengawasan dan sistem keamanan sel tahanan, terutama di Polsek, perlu mendapat perhatian serius. Ini diperlukan agar di tahun 2013, jumlah tahanan yang kabur bisa diminimalisir.
“Karena dengan peristiwa larinya 93 tahanan ini, dipastikan membuat kepercayaan publik pada Polri semakin melorot,” katanya.
Menyikapi hal itu, Kasubdid Pengelola Informasi dan Data (PID) Bidang Humas Poldasu, AKBP MP Nainggolan mengatakan, kalau data IPW itu benar, mungkin penyebabnya karena beberapa ruang tahanan di Polsek sudah tidak sesuai dengan standar. “Mungkin saja bangunannya sudah lama, jadi mudah dirusak oleh tahanan,” ujar Nainggolan, Rabu (26/12) malam.
Selain bangunan dan ventilasi yang sudah tua, Nainggolan juga menyebut kemungkinan lain yang menyebabkan kaburnya tahanan yakni, kelalaian petugas penjaga. “Kemungkinan lain penyebab kaburnya tahanan karena lalainya anggota yang bertugas. Terhadap anggota yang lalai tentu akan diberikan tindakan. Buktinya Kapolda langsung mencopot Kapolsek Medan Area dan Medan Timur karena dinilai lalai. Anggotanya juga telah diberi sanksi,” kata Nainggoalan.
Nainggolan menambahkan, untuk mengantisipasi kembali kaburnya tahanan dari sel, Kapolda telah memberikan SOP. “Kepada para Kasatwil/Kapolres jajaran juga sudah dibuat petunjuk melalui Telegram agar selalu waspada dan mencek kondisi semua ruangan tahanan secara berkala. Kita juga sudah perintahkan agar semua pengunjung tahanan supaya diperiksa secara mendetail. Terutama memeriksa barang bawaannya,” pungkas Nainggolan. (gir/ial)