26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bentrok Akhirnya Pecah Dua Stasiun KA Lumpuh, 35 Mahasiswa Ditangkap

JAKARTA – Bentrok antara mahasiswa yang berdemonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sekitar Stasiun Kereta Api, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/3) sore dengan aparat kepolisian tak terelakkan. Bentrok terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, hingga mengakibatkan aktivitas KA lumpuh sementara waktu.

Bentrokan itu pun berujung dengan penangkapan sekitar 35 mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami). Puluhan mahasiswa ini diamankan aparat saat bentrok dengan aparat.

Saat bentrok terjadi, untuk memukul mundur mahasiswa yang melempari petugas dengan batu, polisi terpaksa melontarkan gas air mata. Tak hanya itu, water cannon pun berkali-kali disemprotkan ke arah demonstran yang menolak kebijakan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM.
Aparat kepolisian juga mengejar beberapa mahasiswa yang diduga provokator. Terlihat ada mahasiswa yang dikejar bahkan dipukuli aparat saat tertangkap. Tidak hanya mahasiswa, wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik juga jadi sasaran amarah aparat kepolisian.

Berdasarkan sumber JPNN,  seorang kameramen dari salah satu stasiun televisi swasta nasional, sempat menjadi korban pemukulan. “Katanya gara-gara mengambil gambar saat (oknum) polisi memukuli mahasiswa,” ujar sumber JPNN. “P2 card (seperti memory card) camera juga diambil,” sambung dia. Sementara di Surabaya, saat konsentrasi petugas tertuju pada objek vital seperti Gedung Negara Grahadi dan SPBU, sekitar seratus mahasiswa malah beraksi di Stasiun Gubeng. Aksi mereka seakan tak terpantau aparat kepolisian. Di stasiun, mereka begitu leluasa berorasi hingga membakar ban.
Akibat aksi yang berlangsung selama 2,5 jam itu, jadwal perjalanan kereta api (KA) terganggu. Sebab, mahasiswa menutup jalur KA. Kereta komuter Porong Surabaya pergi pulang (PP) yang sedianya tiba pukul 11.30 masuk Gubeng sekitar pukul 12.40. Begitu pula KA Penataran Blitar Surabaya (PP) merapat ke Gubeng setelah tertahan di Stasiun Wonokromo pukul 12.45 WIB.

“Aksi mereka salah alamat karena kami sebatas operator. PT KAI bukan pembuat kebijakan kenaikan BBM,” sesal Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Sri Winarto yang mengomentari aksi itu. Jajarannya tidak menduga masuknya ratusan pendemo melalui Stasiun Gubeng lama berujung pada diblokadenya jalur rel. Apalagi, mereka masuk saat jam kedatangan kereta sedang sepi.

Pihaknya semula mendengar rumor adanya kereta BBM yang akan dikuasai mahasiswa. Namun, jajaran polsuska di kantor Daop 8 yang bersebelahan dengan Stasiun Gubeng yakin hal itu bisa ditangani petugas pengamanan internal BUMN penyedia moda transportasi masal tersebut. “Hari ini (kemarin) memang tidak ada KA pengangkut BBM yang jalan,” ujar dia.

Di Medan, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus berlanjut. Kali ini, giliran ribuan masyarakat dari elemen pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sumatera Utara tumpah ke kantor Gubsu dan DPRD Sumut, Selasa (27/3).
Selain dari kawasan KIM Mabar, ribuan buruh dari kawasan Tanjung Morawa dan Deliserdang juga ikut turun ke jalan. Sekitar pukul 09.00 WIB, sebagian dari pengunjuk rasa tiba di Medan. Tepatnya di Jalan Pulau Pinang yang merupakan titik kumpul seluruh demonstran dari berbagai penjuru di Sumut.(adl/ari/gus/jpnn)

JAKARTA – Bentrok antara mahasiswa yang berdemonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sekitar Stasiun Kereta Api, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (27/3) sore dengan aparat kepolisian tak terelakkan. Bentrok terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, hingga mengakibatkan aktivitas KA lumpuh sementara waktu.

Bentrokan itu pun berujung dengan penangkapan sekitar 35 mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami). Puluhan mahasiswa ini diamankan aparat saat bentrok dengan aparat.

Saat bentrok terjadi, untuk memukul mundur mahasiswa yang melempari petugas dengan batu, polisi terpaksa melontarkan gas air mata. Tak hanya itu, water cannon pun berkali-kali disemprotkan ke arah demonstran yang menolak kebijakan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM.
Aparat kepolisian juga mengejar beberapa mahasiswa yang diduga provokator. Terlihat ada mahasiswa yang dikejar bahkan dipukuli aparat saat tertangkap. Tidak hanya mahasiswa, wartawan yang tengah melakukan tugas jurnalistik juga jadi sasaran amarah aparat kepolisian.

Berdasarkan sumber JPNN,  seorang kameramen dari salah satu stasiun televisi swasta nasional, sempat menjadi korban pemukulan. “Katanya gara-gara mengambil gambar saat (oknum) polisi memukuli mahasiswa,” ujar sumber JPNN. “P2 card (seperti memory card) camera juga diambil,” sambung dia. Sementara di Surabaya, saat konsentrasi petugas tertuju pada objek vital seperti Gedung Negara Grahadi dan SPBU, sekitar seratus mahasiswa malah beraksi di Stasiun Gubeng. Aksi mereka seakan tak terpantau aparat kepolisian. Di stasiun, mereka begitu leluasa berorasi hingga membakar ban.
Akibat aksi yang berlangsung selama 2,5 jam itu, jadwal perjalanan kereta api (KA) terganggu. Sebab, mahasiswa menutup jalur KA. Kereta komuter Porong Surabaya pergi pulang (PP) yang sedianya tiba pukul 11.30 masuk Gubeng sekitar pukul 12.40. Begitu pula KA Penataran Blitar Surabaya (PP) merapat ke Gubeng setelah tertahan di Stasiun Wonokromo pukul 12.45 WIB.

“Aksi mereka salah alamat karena kami sebatas operator. PT KAI bukan pembuat kebijakan kenaikan BBM,” sesal Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Sri Winarto yang mengomentari aksi itu. Jajarannya tidak menduga masuknya ratusan pendemo melalui Stasiun Gubeng lama berujung pada diblokadenya jalur rel. Apalagi, mereka masuk saat jam kedatangan kereta sedang sepi.

Pihaknya semula mendengar rumor adanya kereta BBM yang akan dikuasai mahasiswa. Namun, jajaran polsuska di kantor Daop 8 yang bersebelahan dengan Stasiun Gubeng yakin hal itu bisa ditangani petugas pengamanan internal BUMN penyedia moda transportasi masal tersebut. “Hari ini (kemarin) memang tidak ada KA pengangkut BBM yang jalan,” ujar dia.

Di Medan, aksi unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus berlanjut. Kali ini, giliran ribuan masyarakat dari elemen pekerja yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sumatera Utara tumpah ke kantor Gubsu dan DPRD Sumut, Selasa (27/3).
Selain dari kawasan KIM Mabar, ribuan buruh dari kawasan Tanjung Morawa dan Deliserdang juga ikut turun ke jalan. Sekitar pukul 09.00 WIB, sebagian dari pengunjuk rasa tiba di Medan. Tepatnya di Jalan Pulau Pinang yang merupakan titik kumpul seluruh demonstran dari berbagai penjuru di Sumut.(adl/ari/gus/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/