26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dugaan Kasus Baiat ISIS di Makassar, Jakarta, dan Medan, Munarman Ditangkap

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman, ditangkap satuan Densus 88/Antiteror, Selasa (27/04) sore di Perumahan Modern Hills, Cinangka – Pamulang, Tangerang Selatan.

DITANGKAP: Petinggi FPI, Munarman, ditangkap Densus 88 kasus baiat ISIS, Selasa (27/4).

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebutkan, penangkapan Munarman dilakukan karena diduga terkait dengan tiga peristiwa baiat yang terjadi sebelumnya. “Jadi (penangkapan) terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga hal tersebut,” kata Ramadhan pada wartawan, Selasa (27/4).

Pasal yang disangkakan diduga adalah kejahatan terorisme, di mana Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.

Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, Munarman bersikap kooperatif saat ditangkap tim Densus 88. “Tidak (ada perlawanan), kooperatif,” kata Ramadhan. Kini, Munarman tengah dibawa ke Polda Metro Jaya guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ramadhan juga menjelaskan bahwa, tim Densus 88 kini sedang menggeledah kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. “Tim Densus 88 sedang melakukan penggeledahan di sekitar Petamburan,” ujar Ramadhan.

Pantauan di lokasi bekas Sekretariat Markas Front Pembela Islam di Petamburan pukul 18.15 WIB, personel gabungan TNI-Polri melakukan penjagaan ketat di Petamburan. Satu mobil teknis Gegana diterjunkan di lokasi penggeledahan.

Kuasa Hukum FPI Sugito Atmo menyebutkan, pihak kuasa hukum akan menyiapkan pendampingan jika diperbolehkan. “Sementara akan diberi pendampingan kalau diperbolehkan,” kata Sugito.

Polisi Sita Bubuk Putih hingga Buku Jihad

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait aksi terorisme di eks Sekretariat FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Hengki merinci, barang bukti yang diamankan di antaranya serbuk putih yang mencurigakan, kaleng, dan buku-buku terkait jihad.

“Tim Densus 88 menemukan benda mencurigakan berupa bubuk, kaleng, kami kemudian panggil dari tim jibom gegana,” kata Hengki, Selasa (27/4).

Polisi masih mendata sejumlah barang bukti yang ditemukan di eks markas FPI. “Sekarang lagi diteliti jumlahnya berapa kaleng, ada juga beberapa buku-buku terkait dengan jihad dan sebagainya, dan ada benda-benda terkait dengan tindak pidana yang dipersangkakan,” ujar Hengki.

Namun, Hengki tak memberikan penjelasan detail mengenai apa saja yang berhasil ditemukan dalam penggeledahan tersebut. “Nanti detailnya oleh Humas akan dijelaskan. Yang jelas, rangkaian ini adalah terkait dengan hasil koordinasi dengan Densus adalah terkait dengan UU Terorisme yaitu pembaiatan ISIS atau jaringan JAD terhadap tersangka Munarman ini,” jelasnya.

Kepolisian bakal mendalami dugaan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman melakukan pemufakatan jahat terkait dengan aksi terorisme.

“Ini masih didalami nanti akan disampaikan, nanti akan dilakukan pemeriksaan oleh tim dari Satgaswil Gegana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (27/4).

Sementara itu, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menuturkan Munarman akan langsung menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan terorisme ini.

“Nanti saudara M akan dilakukan pemeriksaan dan apa yang ditemukan hasil penggeledahan akan dilakukan penelitian oleh puslabfor,” ucap Ramadhan.

Bantah

Adapun Munarman pernah menjadi sorotan lantaran hadir dalam sebuah acara FPI yang diduga di dalamnya terdapat agenda baiat kepada ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan. Video acara baiat terhadap ISIS di Makassar itu juga viral di media sosial.

Dalam wawancara di “Mata Najwa” yang tayang pada 8 April 2021, Munarman mengatakan, dia berbicara soal isu counter-terrorism tanpa tahu ada agenda lain dalam acara tersebut. “Ketika saya hadir di situ, karena materi saya menarik, menceritakan tentang geostrategi, geopolitik global, bagaimana Amerika dengan dokumen RAND Corporation melakukan counter-terrorism berdasarkan dua dokumen,” ujar Munarman.

Munarman mengatakan, dalam kesempatan itu mengingatkan para anggota FPI yang hadir untuk berhati-hati terhadap berbagai situs yang terindikasi memuat paham-paham radikal. Sebab, menurut Munarman, banyak situs-situs palsu yang sengaja dibuat intelijen untuk memancing individu-individu yang terpapar radikalisme.

“Saya ingatkan, di FPI Makassar, hati-hati jangan terjebak dengan website garis keras karena ini buatan intelijen. Saya baca dokumen, bukan mengarang-ngarang,” tuturnya.

Munarman menyatakan, ia diundang sebanyak dua kali dalam acara seminar yang diselenggarakan FPI Makassar itu. Ia diundang kembali keesokan harinya dan menyanggupinya karena beranggapan materi yang dibawakannya menarik. Munarman pun mengaku sama sekali tidak tahu ada agenda pembaiatan kepada kelompok teroris Negara Islam dan Suriah (ISIS).

“Saya tidak tahu karena saya yang diundang di Makassar. Karena materi saya begitu, saya ditawarkan. Karena tiket saya besok baru pulang dan itupun siang, mereka pun menawarkan besok masih ada lagi. Ikutlah saya di situ. Saya kira itu sama. Ternyata ada itu,” ujar dia. (kps/lp6)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman, ditangkap satuan Densus 88/Antiteror, Selasa (27/04) sore di Perumahan Modern Hills, Cinangka – Pamulang, Tangerang Selatan.

DITANGKAP: Petinggi FPI, Munarman, ditangkap Densus 88 kasus baiat ISIS, Selasa (27/4).

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebutkan, penangkapan Munarman dilakukan karena diduga terkait dengan tiga peristiwa baiat yang terjadi sebelumnya. “Jadi (penangkapan) terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kemudian juga kasus baiat di Makassar, dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga hal tersebut,” kata Ramadhan pada wartawan, Selasa (27/4).

Pasal yang disangkakan diduga adalah kejahatan terorisme, di mana Munarman diduga menggerakkan orang lain untuk melakukan terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.

Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan, Munarman bersikap kooperatif saat ditangkap tim Densus 88. “Tidak (ada perlawanan), kooperatif,” kata Ramadhan. Kini, Munarman tengah dibawa ke Polda Metro Jaya guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ramadhan juga menjelaskan bahwa, tim Densus 88 kini sedang menggeledah kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. “Tim Densus 88 sedang melakukan penggeledahan di sekitar Petamburan,” ujar Ramadhan.

Pantauan di lokasi bekas Sekretariat Markas Front Pembela Islam di Petamburan pukul 18.15 WIB, personel gabungan TNI-Polri melakukan penjagaan ketat di Petamburan. Satu mobil teknis Gegana diterjunkan di lokasi penggeledahan.

Kuasa Hukum FPI Sugito Atmo menyebutkan, pihak kuasa hukum akan menyiapkan pendampingan jika diperbolehkan. “Sementara akan diberi pendampingan kalau diperbolehkan,” kata Sugito.

Polisi Sita Bubuk Putih hingga Buku Jihad

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait aksi terorisme di eks Sekretariat FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat. Hengki merinci, barang bukti yang diamankan di antaranya serbuk putih yang mencurigakan, kaleng, dan buku-buku terkait jihad.

“Tim Densus 88 menemukan benda mencurigakan berupa bubuk, kaleng, kami kemudian panggil dari tim jibom gegana,” kata Hengki, Selasa (27/4).

Polisi masih mendata sejumlah barang bukti yang ditemukan di eks markas FPI. “Sekarang lagi diteliti jumlahnya berapa kaleng, ada juga beberapa buku-buku terkait dengan jihad dan sebagainya, dan ada benda-benda terkait dengan tindak pidana yang dipersangkakan,” ujar Hengki.

Namun, Hengki tak memberikan penjelasan detail mengenai apa saja yang berhasil ditemukan dalam penggeledahan tersebut. “Nanti detailnya oleh Humas akan dijelaskan. Yang jelas, rangkaian ini adalah terkait dengan hasil koordinasi dengan Densus adalah terkait dengan UU Terorisme yaitu pembaiatan ISIS atau jaringan JAD terhadap tersangka Munarman ini,” jelasnya.

Kepolisian bakal mendalami dugaan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman melakukan pemufakatan jahat terkait dengan aksi terorisme.

“Ini masih didalami nanti akan disampaikan, nanti akan dilakukan pemeriksaan oleh tim dari Satgaswil Gegana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Selasa (27/4).

Sementara itu, Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menuturkan Munarman akan langsung menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan terorisme ini.

“Nanti saudara M akan dilakukan pemeriksaan dan apa yang ditemukan hasil penggeledahan akan dilakukan penelitian oleh puslabfor,” ucap Ramadhan.

Bantah

Adapun Munarman pernah menjadi sorotan lantaran hadir dalam sebuah acara FPI yang diduga di dalamnya terdapat agenda baiat kepada ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan. Video acara baiat terhadap ISIS di Makassar itu juga viral di media sosial.

Dalam wawancara di “Mata Najwa” yang tayang pada 8 April 2021, Munarman mengatakan, dia berbicara soal isu counter-terrorism tanpa tahu ada agenda lain dalam acara tersebut. “Ketika saya hadir di situ, karena materi saya menarik, menceritakan tentang geostrategi, geopolitik global, bagaimana Amerika dengan dokumen RAND Corporation melakukan counter-terrorism berdasarkan dua dokumen,” ujar Munarman.

Munarman mengatakan, dalam kesempatan itu mengingatkan para anggota FPI yang hadir untuk berhati-hati terhadap berbagai situs yang terindikasi memuat paham-paham radikal. Sebab, menurut Munarman, banyak situs-situs palsu yang sengaja dibuat intelijen untuk memancing individu-individu yang terpapar radikalisme.

“Saya ingatkan, di FPI Makassar, hati-hati jangan terjebak dengan website garis keras karena ini buatan intelijen. Saya baca dokumen, bukan mengarang-ngarang,” tuturnya.

Munarman menyatakan, ia diundang sebanyak dua kali dalam acara seminar yang diselenggarakan FPI Makassar itu. Ia diundang kembali keesokan harinya dan menyanggupinya karena beranggapan materi yang dibawakannya menarik. Munarman pun mengaku sama sekali tidak tahu ada agenda pembaiatan kepada kelompok teroris Negara Islam dan Suriah (ISIS).

“Saya tidak tahu karena saya yang diundang di Makassar. Karena materi saya begitu, saya ditawarkan. Karena tiket saya besok baru pulang dan itupun siang, mereka pun menawarkan besok masih ada lagi. Ikutlah saya di situ. Saya kira itu sama. Ternyata ada itu,” ujar dia. (kps/lp6)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/