26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Faktor Manusia Penyebab Tabrakan Kapal

JAKARTA – Tabrakan antara kapal feri KM Bahuga Jaya dan tanker MT Norgas Chantinka diduga akibat kelalaian manusia (human error) atau kesalahan sistem navigasi kapal. Dugaan tersebut menguat karena ternyata pada malam kejadian tidak ada gelombang tinggi atau badai yang awalnya diduga menjadi penyebab kecelakaan.

Data Badan Pusat Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Lampung memperlihatkan, tinggi gelombang di Selat Sunda pada saat kejadian hanya 0,75 meter hingga 1,25 meter. Gelombang setinggi itu masih aman untuk pelayaran.
Kecepatan angin pada saat kejadian juga berkisar 5-10 knot atau sekitar 9-18 kilometer per jam. Ini artinya pergerakan angin sangat rendah. Cuaca juga dilaporkan sangat cerah, sehingga jarak pandang tidak terhalang kabut atau hujan.
Kondisi kapal diduga juga berperan dalam kecelakaan. KM Bahuga Jaya adalah kapal produksi Norwegia tahun 1972. Ini artinya kapal tersebut sudah berusia sekitar 40 tahun. Namun, kapal tersebut dilaporkan pada otoritas pelayaran buatan 1992 atau 20 tahun lebih muda.

Sementara itu, puluhan penumpang Bahuga Jaya yang tenggelam akibat bertabrakan dengan kapal tanker MT Norgas Cathinka, tepatnya 4 mil dari Bakauheni, Lampung, Rabu (26/9), diduga masih banyak terjebak dalam kapal. Karena hingga saat ini, tidak ada kejelasan jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal naas tersebut.
Data yang dihimpun kemarin (27/9), kapal naas itu diduga mengangkut lebih dari 215 penumpang dan 78 unit kendaraan. Sebanyak 146 selamat, 8 orang tewas, dan 69 orang diduga masih dalam pencarian.  Sementara 8 korban tewas dalam kecelakaan tersebut .

Peristiwa tenggelamnya kapal milik PT Atosim Lampung Pelayaran ini bertolak dari Pelabuhan Merak pada pukul 03.00 Wib. Saat ferry yang serat penumpang itu berlayar, pada pukul O4.48 Wib bertabrakan dengan kapal Norgas Cathinka, kapal dengan tujuan Algas, Singapura, tepatnya pada posisi” 05″ 52,”07″ S. Bujur 105″51,11″ BT, atau sekitar pulau Rimau Balak, Lampung.

Akibat tabrakan, kapal KMP Bahuga Jaya rusak di lambung kanan. Pukul 05.30 Wib, kondisi KMP Bahuga Jaya kemudian kondisinya berubah menjadi miring dan akhirnya langsung tenggelam.
General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Supriyanto mengatakan, jumlah kendaraan yang diangkut oleh kapal naas itu, 10 unit sepeda motor, 22 mobil pribadi, pick up 11, truk sedang 17, dan truk”besar 18 unit. “Sedangkan untuk jumlah penumpang sebanyak 215 orang baik pejalan kaki maupun penumpang diatas kendaraan,” terangnya. (bud/dim/jpnn)

JAKARTA – Tabrakan antara kapal feri KM Bahuga Jaya dan tanker MT Norgas Chantinka diduga akibat kelalaian manusia (human error) atau kesalahan sistem navigasi kapal. Dugaan tersebut menguat karena ternyata pada malam kejadian tidak ada gelombang tinggi atau badai yang awalnya diduga menjadi penyebab kecelakaan.

Data Badan Pusat Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Bandar Lampung memperlihatkan, tinggi gelombang di Selat Sunda pada saat kejadian hanya 0,75 meter hingga 1,25 meter. Gelombang setinggi itu masih aman untuk pelayaran.
Kecepatan angin pada saat kejadian juga berkisar 5-10 knot atau sekitar 9-18 kilometer per jam. Ini artinya pergerakan angin sangat rendah. Cuaca juga dilaporkan sangat cerah, sehingga jarak pandang tidak terhalang kabut atau hujan.
Kondisi kapal diduga juga berperan dalam kecelakaan. KM Bahuga Jaya adalah kapal produksi Norwegia tahun 1972. Ini artinya kapal tersebut sudah berusia sekitar 40 tahun. Namun, kapal tersebut dilaporkan pada otoritas pelayaran buatan 1992 atau 20 tahun lebih muda.

Sementara itu, puluhan penumpang Bahuga Jaya yang tenggelam akibat bertabrakan dengan kapal tanker MT Norgas Cathinka, tepatnya 4 mil dari Bakauheni, Lampung, Rabu (26/9), diduga masih banyak terjebak dalam kapal. Karena hingga saat ini, tidak ada kejelasan jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal naas tersebut.
Data yang dihimpun kemarin (27/9), kapal naas itu diduga mengangkut lebih dari 215 penumpang dan 78 unit kendaraan. Sebanyak 146 selamat, 8 orang tewas, dan 69 orang diduga masih dalam pencarian.  Sementara 8 korban tewas dalam kecelakaan tersebut .

Peristiwa tenggelamnya kapal milik PT Atosim Lampung Pelayaran ini bertolak dari Pelabuhan Merak pada pukul 03.00 Wib. Saat ferry yang serat penumpang itu berlayar, pada pukul O4.48 Wib bertabrakan dengan kapal Norgas Cathinka, kapal dengan tujuan Algas, Singapura, tepatnya pada posisi” 05″ 52,”07″ S. Bujur 105″51,11″ BT, atau sekitar pulau Rimau Balak, Lampung.

Akibat tabrakan, kapal KMP Bahuga Jaya rusak di lambung kanan. Pukul 05.30 Wib, kondisi KMP Bahuga Jaya kemudian kondisinya berubah menjadi miring dan akhirnya langsung tenggelam.
General Manager PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Supriyanto mengatakan, jumlah kendaraan yang diangkut oleh kapal naas itu, 10 unit sepeda motor, 22 mobil pribadi, pick up 11, truk sedang 17, dan truk”besar 18 unit. “Sedangkan untuk jumlah penumpang sebanyak 215 orang baik pejalan kaki maupun penumpang diatas kendaraan,” terangnya. (bud/dim/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/