30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2020, Seluruh Wilayah Indonesia Baru Bisa Nikmati Listrik

JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan, 75 tahun setelah Indonesia merdeka, seluruh rumah tangga mulai Sabang sampai Merauke akan teraliri listrik. Saat ini rasio elektrifikasi nasional baru 71 persen atau sekitar 12,5 juta rumah tangga belum teraliri listrik.

“Ini merupakan tantangan. Masih ada 29 persen rakyat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik. Kami targetkan 75 tahun setelah merdeka, 100 persen harus tersambung listrik,” ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto kemarin. Menurut dia, mayoritas rumah tangga yang belum teraliri listrik itu berada di kawasan Indonesia bagian timur.

Bambang menyebut, salah satu upaya PLN dalam meningkatkan elektrifikasi adalah membangun panel listrik tenaga surya mini di daerah yang sangat sulit dijangkau jaringan listrik. Proyek itu digabungkan dengan pemberian lampu Sehen (Super Ekstra Hemat Energi) secara cuma-cuma. “Dengan begitu, rasio elektrifikasi akan meningkat secara bertahap,” lanjutnya.

Hal tersebut merupakan bentuk dukungan PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Paket yang dibagikan terdiri atas satu panel surya dan tiga titik lampu. “Satu unit lampu Sehen digunakan untuk satu keluarga. Saat ini sudah ada sekitar 105 ribu unit lampu Sehen yang dibagikan ke keluarga di Indonesia Timur,” sebut dia.

Saat ini PLN memiliki 48.659.667 pelanggan. Dari jumlah itu, mayoritas merupakan rumah tangga. Jumlahnya mencapai 45.152.244 pelanggan. Bambang menyatakan bahwa PLN berusaha keras terus menyediakan listrik bagi pelanggan di berbagai daerah. “Kapasitas terpasang sekarang 31.930”megawatt (mw), yang dihasilkan dari 4.991 unit pembangkit,” beber dia.

Namun begitu, Bambang menyatakan bahwa sejumlah persoalan listrik masih” menghadang. Pertumbuhan kebutuhan listrik”yang cukup tinggi harus terus dikejar dengan membangun pembangkit-pembangkit baru. Selain itu, subsidi listrik yang cukup besar harus ditekan. “Kemampuan pemerintah terbatas. Tarif listrik yang murah sepertinya tidak mendorong masyarakat untuk berhemat,” jelasnya.  Di ulang tahun PLN yang jatuh setiap 27 Oktober, BUMN listrik itu boleh sedikit berbangga. Pasalnya, terobosan yang dilakukan dalam rangka mempermudah akses masyarakat terhadap listrik telah menolong Indonesia dalam survei kemudahan melakukan bisnis (Ease of Doing Business/EoDB) yang dilaksanakan International Finance Corporation (IFC). “Nilai Indonesia membaik dari urutan ke-130 menjadi ke-128,” tambah dia.

Apa kontribusi PLN dalam hal ini? Bambang menyebut, peringkat kemudahan mendapatkan listrik (getting electricity) tercatat meningkat 11 poin dari posisi ke-158 menjadi ke-147 saat ini. Kenaikan peringkat untuk mengakses listrik itu sangat menolong peringkat Indonesia. Sebab, untuk beberapa topik lain, peringkat justru menurun. “Ada yang turun hingga 15 poin,” ucap dia.

Bambang menerangkan, selain melalui konter, calon pelanggan bisa mengakses layanan online atau call center untuk penyambungan baru, perubahan daya, atau penyambungan sementara. “Ini juga secara otomatis menghilangkan potensi suap. Sebab, calon pelanggan tidak perlu bertemu langsung dengan petugas. Pembayaran bisa dilakukan melalui bank,” jelasnya. (wir/c11/nw/jpnn)

JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan, 75 tahun setelah Indonesia merdeka, seluruh rumah tangga mulai Sabang sampai Merauke akan teraliri listrik. Saat ini rasio elektrifikasi nasional baru 71 persen atau sekitar 12,5 juta rumah tangga belum teraliri listrik.

“Ini merupakan tantangan. Masih ada 29 persen rakyat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik. Kami targetkan 75 tahun setelah merdeka, 100 persen harus tersambung listrik,” ujar Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto kemarin. Menurut dia, mayoritas rumah tangga yang belum teraliri listrik itu berada di kawasan Indonesia bagian timur.

Bambang menyebut, salah satu upaya PLN dalam meningkatkan elektrifikasi adalah membangun panel listrik tenaga surya mini di daerah yang sangat sulit dijangkau jaringan listrik. Proyek itu digabungkan dengan pemberian lampu Sehen (Super Ekstra Hemat Energi) secara cuma-cuma. “Dengan begitu, rasio elektrifikasi akan meningkat secara bertahap,” lanjutnya.

Hal tersebut merupakan bentuk dukungan PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Paket yang dibagikan terdiri atas satu panel surya dan tiga titik lampu. “Satu unit lampu Sehen digunakan untuk satu keluarga. Saat ini sudah ada sekitar 105 ribu unit lampu Sehen yang dibagikan ke keluarga di Indonesia Timur,” sebut dia.

Saat ini PLN memiliki 48.659.667 pelanggan. Dari jumlah itu, mayoritas merupakan rumah tangga. Jumlahnya mencapai 45.152.244 pelanggan. Bambang menyatakan bahwa PLN berusaha keras terus menyediakan listrik bagi pelanggan di berbagai daerah. “Kapasitas terpasang sekarang 31.930”megawatt (mw), yang dihasilkan dari 4.991 unit pembangkit,” beber dia.

Namun begitu, Bambang menyatakan bahwa sejumlah persoalan listrik masih” menghadang. Pertumbuhan kebutuhan listrik”yang cukup tinggi harus terus dikejar dengan membangun pembangkit-pembangkit baru. Selain itu, subsidi listrik yang cukup besar harus ditekan. “Kemampuan pemerintah terbatas. Tarif listrik yang murah sepertinya tidak mendorong masyarakat untuk berhemat,” jelasnya.  Di ulang tahun PLN yang jatuh setiap 27 Oktober, BUMN listrik itu boleh sedikit berbangga. Pasalnya, terobosan yang dilakukan dalam rangka mempermudah akses masyarakat terhadap listrik telah menolong Indonesia dalam survei kemudahan melakukan bisnis (Ease of Doing Business/EoDB) yang dilaksanakan International Finance Corporation (IFC). “Nilai Indonesia membaik dari urutan ke-130 menjadi ke-128,” tambah dia.

Apa kontribusi PLN dalam hal ini? Bambang menyebut, peringkat kemudahan mendapatkan listrik (getting electricity) tercatat meningkat 11 poin dari posisi ke-158 menjadi ke-147 saat ini. Kenaikan peringkat untuk mengakses listrik itu sangat menolong peringkat Indonesia. Sebab, untuk beberapa topik lain, peringkat justru menurun. “Ada yang turun hingga 15 poin,” ucap dia.

Bambang menerangkan, selain melalui konter, calon pelanggan bisa mengakses layanan online atau call center untuk penyambungan baru, perubahan daya, atau penyambungan sementara. “Ini juga secara otomatis menghilangkan potensi suap. Sebab, calon pelanggan tidak perlu bertemu langsung dengan petugas. Pembayaran bisa dilakukan melalui bank,” jelasnya. (wir/c11/nw/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/