30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Wakil Ketua MPR Niat Sekolahkan Hamdi ke Bidang IT

Ogah Cabut Laporan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Barangkali, kabar baik ini belum sampai ke telinga Hamdi Irawan Pulungan (29), anak Kisaran yang ditangkap jajaran Polda Metro Jaya lantaran membobol akun Facebook (FB) milik Wakil Ketua MPR Hajriyanto Thohari.

MAAF: Hajriyanto Thohari menyatakan sudah memaafkan pembobol FB-nya.//google
MAAF: Hajriyanto Thohari menyatakan sudah memaafkan pembobol FB-nya.//google

Ya, kabar baik, karena sang korban, yakni Hajriyanto, sudah memaafkan kelakuannya. Bukan itu saja, politisi Partai Golkar itun
malah mengusahakan agar Hamdi bisa sekolah lagi. Karena Hajriyanto juga petinggi PP Muhammadiyah, maka diusahakan Nurhamdi bisa sekolah di yayasan milik ormas Islam ternama itu.

Hati Hajriyanto luluh lantaran ibu remaja yang tidak tamat STM jurusan otomotif itu telah meminta maaf. Si ibu anak tamatan SMP itu juga memohon Hajriyanto agar tidak memperpanjang lagi kelakuan anaknya. Si ibu berharap Hajriyanto mencabut laporannya ke polisi.

“Ibunya meminta maaf dan berbicara panjang kepada saya. Saya memaklumi alasan-alasan yang digunakan, meskipun saya menolak pengakuannya bahwa meng-hack akun tersebut merupakan keisengan belaka. Karena, korban dari tindak penipuan tersebut sangatlah luas dan banyak. Bahkan ada yang sampai jutaan rupiah per-orang,” beber Hajriyanto kepada  JPNN (grup Sumut Pos) di Jakarta, kemarin (27/12).

Begitu si ibunya Hamdi bicara panjang lebar, Hajri mengaku luluh. “Secara pribadi saya memaafkan kelakuan Hamdi Pulungan. Bagi saya yang penting nama dan akun saya tidak lagi digunakan untuk penipuan,” akunya.

Hajri pun lantas memuji, sebenarnya Hamdi adalah anak pintar. Setalah tahu Hamdi tidak lulus STM karena orangtuanya tidak mampu membiayai, Hajri justru berniat menyekolahkan Hamdi di bidang yang sesuai dengan keahliannya, yakni bidang IT.

“Saya terenyuh dengan permintaan ibunya. Menurut saya si Hamdi ini anak yang pintar dan cerdas. Hanya saja kepintaran dan kecerdasannya disalurkan dengan cara yang salah. Saya dan teman-teman sedang berunding (menyekolahkan, red). Oleh karena itu PP Muhammadiyah berkehendak untuk menyekolahkan Hamdi di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang cocok dengan kecerdasannya,” beber Hajriyanto.

Lalu apakah itu artinya laporan ke polisi akan segera dicabut? Menanggapi pertanyaan itu, Hajri belum bisa memastikannya. Yang akan dia lakukan saat ini yakni berkonsultasi dengan pihak kepolisian terkait laporan yang sudah terlanjur ditindaklanjuti polisi.

“Saya akan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Polda Metro Jaya berkenaan dengan permohonan keluarga Hamdi, khususnya ibundanya, yang meminta agar saya mencabut laporan saya. Rasanya kurang etis kalau saya mencabut dengan begitu saja laporan saya ke Polisi. Intinya, saya terenyuh dengan keluarga itu. Mudah-mudahan Hamdi dapat segera melanjutkan sekolah di Muhammadiyah menjadi anak yang cerdas dan baik,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya, Hamdi adalah warga Gang H Muktar Jalan HOS Cokroaminoto Kisaran. Dia membobol akun Hajriyanto sejak November 2013 lalu. Menurut pengakuan Hamdi, pembobolan diawali dengan iseng. Dia memang sering buka-buka akun FB di salah satu warung internet (warnet) di Jalan DR Rivai Kisaran. Kemudian dirinya mencoba masuk melalui pencarian teman, di situ dia berhasil menemukan akun FB milik Drs Hajriyanto Y Thohari dan kemudian membobolnya setelah berhasil menemukan kata kunci yang pas.

Setelah berhasil masuk, dia pun langsung mengganti kata kunci dan kemudian memanfaatkan hal itu untuk mencari keuntungan melalui teman-teman Thohari.  ‘’Tidak punya niat lain, aku hanya minta kiriman pulsa, kemudian pulsa yang dikirim langsung aku jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ‘’ ungkap Hamdi dengan nada polos,  Rabu (24/12) lalu, sebelum diboyong personel kepolisian ke Polda Metro Jaya, kepada Metro Asahan (grup Sumut Pos).

Menurut remaja yang tidak tamat STM jurusan otomotif ini, sedikitnya ada sekitar tujuh kali meminta kiriman pulsa dari teman-teman Thohari. ‘’Pastinya tidak ingat, kira-kira sekitar Rp2,5 juta ,’’ jelasnya.

Hamdi ditahan polisi pada 24 Desember 2013 lalu sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu Hamdi sedang berada di warung mie dan jagung bakar di depan gang rumah neneknya. Hamdi ditahan di Polres Asahan kemudian diterbangkan ke Jakarta pada keesokan harinya, pada 25 Desember 2013 malam. (sam/ecy/jpnn/rbb)

Ogah Cabut Laporan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Barangkali, kabar baik ini belum sampai ke telinga Hamdi Irawan Pulungan (29), anak Kisaran yang ditangkap jajaran Polda Metro Jaya lantaran membobol akun Facebook (FB) milik Wakil Ketua MPR Hajriyanto Thohari.

MAAF: Hajriyanto Thohari menyatakan sudah memaafkan pembobol FB-nya.//google
MAAF: Hajriyanto Thohari menyatakan sudah memaafkan pembobol FB-nya.//google

Ya, kabar baik, karena sang korban, yakni Hajriyanto, sudah memaafkan kelakuannya. Bukan itu saja, politisi Partai Golkar itun
malah mengusahakan agar Hamdi bisa sekolah lagi. Karena Hajriyanto juga petinggi PP Muhammadiyah, maka diusahakan Nurhamdi bisa sekolah di yayasan milik ormas Islam ternama itu.

Hati Hajriyanto luluh lantaran ibu remaja yang tidak tamat STM jurusan otomotif itu telah meminta maaf. Si ibu anak tamatan SMP itu juga memohon Hajriyanto agar tidak memperpanjang lagi kelakuan anaknya. Si ibu berharap Hajriyanto mencabut laporannya ke polisi.

“Ibunya meminta maaf dan berbicara panjang kepada saya. Saya memaklumi alasan-alasan yang digunakan, meskipun saya menolak pengakuannya bahwa meng-hack akun tersebut merupakan keisengan belaka. Karena, korban dari tindak penipuan tersebut sangatlah luas dan banyak. Bahkan ada yang sampai jutaan rupiah per-orang,” beber Hajriyanto kepada  JPNN (grup Sumut Pos) di Jakarta, kemarin (27/12).

Begitu si ibunya Hamdi bicara panjang lebar, Hajri mengaku luluh. “Secara pribadi saya memaafkan kelakuan Hamdi Pulungan. Bagi saya yang penting nama dan akun saya tidak lagi digunakan untuk penipuan,” akunya.

Hajri pun lantas memuji, sebenarnya Hamdi adalah anak pintar. Setalah tahu Hamdi tidak lulus STM karena orangtuanya tidak mampu membiayai, Hajri justru berniat menyekolahkan Hamdi di bidang yang sesuai dengan keahliannya, yakni bidang IT.

“Saya terenyuh dengan permintaan ibunya. Menurut saya si Hamdi ini anak yang pintar dan cerdas. Hanya saja kepintaran dan kecerdasannya disalurkan dengan cara yang salah. Saya dan teman-teman sedang berunding (menyekolahkan, red). Oleh karena itu PP Muhammadiyah berkehendak untuk menyekolahkan Hamdi di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang cocok dengan kecerdasannya,” beber Hajriyanto.

Lalu apakah itu artinya laporan ke polisi akan segera dicabut? Menanggapi pertanyaan itu, Hajri belum bisa memastikannya. Yang akan dia lakukan saat ini yakni berkonsultasi dengan pihak kepolisian terkait laporan yang sudah terlanjur ditindaklanjuti polisi.

“Saya akan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Polda Metro Jaya berkenaan dengan permohonan keluarga Hamdi, khususnya ibundanya, yang meminta agar saya mencabut laporan saya. Rasanya kurang etis kalau saya mencabut dengan begitu saja laporan saya ke Polisi. Intinya, saya terenyuh dengan keluarga itu. Mudah-mudahan Hamdi dapat segera melanjutkan sekolah di Muhammadiyah menjadi anak yang cerdas dan baik,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya, Hamdi adalah warga Gang H Muktar Jalan HOS Cokroaminoto Kisaran. Dia membobol akun Hajriyanto sejak November 2013 lalu. Menurut pengakuan Hamdi, pembobolan diawali dengan iseng. Dia memang sering buka-buka akun FB di salah satu warung internet (warnet) di Jalan DR Rivai Kisaran. Kemudian dirinya mencoba masuk melalui pencarian teman, di situ dia berhasil menemukan akun FB milik Drs Hajriyanto Y Thohari dan kemudian membobolnya setelah berhasil menemukan kata kunci yang pas.

Setelah berhasil masuk, dia pun langsung mengganti kata kunci dan kemudian memanfaatkan hal itu untuk mencari keuntungan melalui teman-teman Thohari.  ‘’Tidak punya niat lain, aku hanya minta kiriman pulsa, kemudian pulsa yang dikirim langsung aku jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ‘’ ungkap Hamdi dengan nada polos,  Rabu (24/12) lalu, sebelum diboyong personel kepolisian ke Polda Metro Jaya, kepada Metro Asahan (grup Sumut Pos).

Menurut remaja yang tidak tamat STM jurusan otomotif ini, sedikitnya ada sekitar tujuh kali meminta kiriman pulsa dari teman-teman Thohari. ‘’Pastinya tidak ingat, kira-kira sekitar Rp2,5 juta ,’’ jelasnya.

Hamdi ditahan polisi pada 24 Desember 2013 lalu sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu Hamdi sedang berada di warung mie dan jagung bakar di depan gang rumah neneknya. Hamdi ditahan di Polres Asahan kemudian diterbangkan ke Jakarta pada keesokan harinya, pada 25 Desember 2013 malam. (sam/ecy/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/