KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Presiden Ir Joko Widodo membagi-bagi bantuan uang tunai Rp 500.000 per kepala keluarga pengungsi erupsi Sinabung, saat mengunjungi para pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Rabu (29/10).
Mengenakan kemeja putih, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Irina dan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST Msi bersama istri serta sejumlah menteri Kabinet Kerja, tiba di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara sekitar pukul 12.40 WIB.
Kedatangan Presiden Joko Widodo disambut ribuan warga yang sudah menantikan kedatangannya sejak pagi. Presiden Joko Widodo didampingi Gubsu H Gatot Pujo Nugroho singgah di rumah dinas Bupati Kabupaten Karo. Keberadaannya di sana untuk mendengarkan keluhan serta solusi penanganan pengungsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.
Setelah beristirahat, Presiden RI dan Gubsu langsung bertolak ke posko pengungsi yang dikelola KNPI Kabupaten Karo di Gedung Serbaguna Kabupaten Karo jalan Pahlawan No. 1 yang merupakan pengungsi dari desa Berkerah dan Simacem. Di tempat ini, presiden langsung bertemu dengan pejabat setempat serta pengungsi. Jokowi juga akan memberikan sejumlah bantuan seperti Kartu Indonesia pintar untuk biaya sekolah anak-anak pengungsi, kartu -kartu Indonesia sehat untuk berobat di rumah sakit dan puskesmas secara gratis, bantuan uang tunai Rp 500.000 per kepala keluarga pengungsi, serta bantuan sembako.
“Anak-anak harus sekolah, jangan sampai ada keluhan yang tidak sekolah. Untuk itu kita berikan kartu Indonesia pintar untuk anak-anak biar tak bayar dan itu sampai SMA dulu. Sedangkan kartu Indonesia sehat untuk ke rumah sakit dan puskesmas biar tak dipungut biaya,” katanya saat memberikan bantuan.
Di tempat yang sama Presiden Jokowi juga menyerahkan bantuan yang sama saat mengunjungi posko pengungsi di Universites Karo jalan Djamin Ginting No. 41 Kabanjahe. Sebanyak 371 kepala keluarga yang ada di posko pengungsian juga mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 500.000 per kepala keluarga.
Saat para pengungsi mengeluhkan pasokan air yang serba kekurangan, presiden Jokowi langsung membantu pembuatan sumur bor.
Selain di dua lokasi pengungsian, presiden Jokowi dan Gubsu juga berkunjung ke lokasi posko pengungsian lainya seperti di posko Gereja GBKP Jalan Kota Cane. Di tempat ini juga para pengungsi juga mendapatkan bantuan yang sama.
Usai melakukan peninjauan, presiden Jokowi ditemani Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST MSi menyampaikan, pemerintah akan membangun akses jalan menuju lokasi relokasi pengungsi erupsi Sinabung. Jalan sekitar 6,5 kilometer itu sudah akan dimulai dan pengerjaannya diperkirakan selesai dalam tiga minggu sampai sebulan.
“Untuk perizinan, saya langsung kontak menteri untuk diselesaikan cepat,” ujarnya.
Sementara, lanjut Jokowi, untuk biaya dirinya juga telah menghitung-hitung untuk pembuatan jalan sebesar 11,5 miliar. “Sudah kita berikan ke Pangdam, kalau tak begitu tak rampung-rampung,” ujarnya.
Masalah relokasi, lanjutnya, bupati, gubernur, danmenteri sudah oke. “Untuk rumah masih kita hitung-hitung. Kalau jalan, sudah kita berikan dananya,” ujarnya.
Saat ini, jumlah titik pengungsian diperkecil oleh BPBD Kabupaten Karo dari 16 titik menjadi 12 titik. Empat posko, digabung menjadi satu dengan posko yang lain. Hal itu bertujuan untuk mempermudah tim menangani persoalan pengungsi di posko pengungsian semenjak aktivitas Sinabung terus tinggi.
Status Gunung Sinabung saat ini, masih dalam keadaan siaga. Abu vulkanik hingga kini terus bermuntahan dari mulut Sinabung disertai dengan kepulan awan panas dan gempa hibrid serta tremor. Sementara itu, sejak letusan Gunung Sinabung pada September 2013, tiga desa telah dikosongkan karena berada pada titik zona merah. Tiga desa tersebut adalah desa Suka Meriah kecamatan Payung, desa Simacem dan desa Bekerah dari Kecamatan Naman Teran.
Hingga kini jumlah pengungsi masih tetap sama masih tercatat sebanyak 3.287 jiwa. Mereka mengungsi di 12 titik termasuk di Posko Tanggap Darurat KNPI, Posko Paroki, Posko Jalan Cane, dan Posko GBKP Asrama Kodim. Sedangkan, sebanyak 6.179 jiwa lainnya menempati rumah kontrakan, yang disediakan oleh BPBD kepada warga, sejak Gunung Sinabung mulai aktif kembali. (rel/mea)