25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Racun Tomcat Bisa Jadi Obat Kutil

JAKARTA – Muncul kabar baik di balik serangan tomcat. Racun kumbang berkaki enam itu bisa dijadikan obat kutil. Butuh penelitian lebih mendalam untuk memastikan manfaat itu.

Kabar ini dipaparkan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM Dr dr Tjut Nurul Alam Jacoeb SpKK (K) di kampus UI, Depok kemarin (29/3).

Dia menjelaskan, racun tomcat atau yang disebut peaderin ini memiliki sifat merusak sel kulit. Gejala kerusakan sel kulit itu antara lain, kulit melepuh seperti terbakar.

Nah, sifat racun tomcat itu menurut Tjut identik dengan racun cantharidin yang dihasilkan oleh kumbang Blister. Selama ini, dalam menjalankan tugasnya dokter kulit ada yang menggunakan obat berbahan dasar racun cantharidin tadi untuk menyembuhkan kutil. Obat ini dioleskan di kutil, beberapa hari kemudian kutil bisa copot.

Tjut menuturkan, sampai saat ini pupulasi kumbang Blister banyak terdapat di Eropa saja. Sehingga, obat yang berbahan racun cantharidin tadi hingga kini diproduksi di benua biru dan tergolong langka. “Akibatnya harganya sangat mahal jika sudah masuk Indonesia,” kata dia. Tjut memperkirakan, harga obat dari racun cantharidin itu mencapai Rp 1 juta untuk takaran 10 cc.

Analisa sementara, selain memiliki sifat yang sama, dua racun tadi juga berasal dari dua spesies kumbang yang masih kerabat dekat. Tomcat dan kumbang Blister ternyata berasal dari ordo yang sama. Yaitu ordo Coleoptera. “Tomcat dan kumbang Blister ini hanya berbeda Family. Ordonya sama, bisa jadi racunnya ada kesamaan,” kata dia.

Meski muncul dua faktor yang menguatkan dugaan racun tomcat bermanfaat layaknya racun kumbang Blister, Tjut belum berani menarik kesimpulan yang pasti. Dia meminta ada penelitian lebih dalam terkait kandungan racun tomcat.  (wan/jpnn)

JAKARTA – Muncul kabar baik di balik serangan tomcat. Racun kumbang berkaki enam itu bisa dijadikan obat kutil. Butuh penelitian lebih mendalam untuk memastikan manfaat itu.

Kabar ini dipaparkan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM Dr dr Tjut Nurul Alam Jacoeb SpKK (K) di kampus UI, Depok kemarin (29/3).

Dia menjelaskan, racun tomcat atau yang disebut peaderin ini memiliki sifat merusak sel kulit. Gejala kerusakan sel kulit itu antara lain, kulit melepuh seperti terbakar.

Nah, sifat racun tomcat itu menurut Tjut identik dengan racun cantharidin yang dihasilkan oleh kumbang Blister. Selama ini, dalam menjalankan tugasnya dokter kulit ada yang menggunakan obat berbahan dasar racun cantharidin tadi untuk menyembuhkan kutil. Obat ini dioleskan di kutil, beberapa hari kemudian kutil bisa copot.

Tjut menuturkan, sampai saat ini pupulasi kumbang Blister banyak terdapat di Eropa saja. Sehingga, obat yang berbahan racun cantharidin tadi hingga kini diproduksi di benua biru dan tergolong langka. “Akibatnya harganya sangat mahal jika sudah masuk Indonesia,” kata dia. Tjut memperkirakan, harga obat dari racun cantharidin itu mencapai Rp 1 juta untuk takaran 10 cc.

Analisa sementara, selain memiliki sifat yang sama, dua racun tadi juga berasal dari dua spesies kumbang yang masih kerabat dekat. Tomcat dan kumbang Blister ternyata berasal dari ordo yang sama. Yaitu ordo Coleoptera. “Tomcat dan kumbang Blister ini hanya berbeda Family. Ordonya sama, bisa jadi racunnya ada kesamaan,” kata dia.

Meski muncul dua faktor yang menguatkan dugaan racun tomcat bermanfaat layaknya racun kumbang Blister, Tjut belum berani menarik kesimpulan yang pasti. Dia meminta ada penelitian lebih dalam terkait kandungan racun tomcat.  (wan/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/