“Dan keterangan itu  nantinya disampaikan  ke otoritas Filipina atau Kehakiman atau di depan pengadilan,” katanya.
Dia menjelaskan, berdasarkan KUHAP pasal 162 ayat 2, dimungkinkan apabila ada alasan-alasan mendesak seorang saksi tidak bisa memberikan secara langsung, bisa tertulis di bawah sumpah dan keterangan itu dibacakan di depan persidangan.
“Dan nilainya sama dengan keterangan saksi langsung di persidangan,” katanya.
Oleh karenanya, Kejagung hari ini, Kamis (30/4) akan merespon surat Kementerian Kehakiman dan menawarkan solusi-solusi serta alternatif yang bisa ditempuh memenuhi permintaan mereka.
“Kita punya peluang antara negara Asean, bisa memberikan bantuan hukum timbal balik,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, Â diatur juga jika permintaan Pemerintah Filipina tidak dapat dipenuhi, Indonesia bisa menawarkan melalui video conference. “Mudah-mudahan ini menjadi solusi untuk persidangan pada 8 dan 14 Mei,” ujarnya.
Yang jelas, kata Tony, sampai saat ini status Mary Jane masih terpidana mati yang eksekusinya ditunda. Karena faktanya, lanjut Tony, Mary membawa heroin seberat 2,6 kilogram di Indonesia.
Menurutnya, fakta itu sudah dikuatkan berdasarkan peradilan yang sah dan obyektif sejak di tingkat pertama upaya banding, kasasi, PK dua kali dan grasinya ditolak.
“Jadi apapun hasil pemeriksaan di Filipina, akan kita telaah lebih lanjut. Tapi yang jelas, kasus MJ sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, jadi tidak akan mengubah yang sudah ada sekarang,” kata dia. (boy/jpnn)