
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kedua kalinya memeriksa mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumut, Irham Buana Nasution, terkait kasus dugaan tindak pidana suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.
Bahkan tidak hanya Irham, dalam pemeriksaan yang berlangsung di gedung KPK, Jakarta, sejak Jumat (29/11) pagi, pukul 09.30 WIB hingga malam, pukul 19.15 WIB, sang istri, Khaliza Lubis, juga ikut diperiksa sebagai saksi terkait dugaan adanya aliran dana suap ke Akil atas penanganan kasus sengketa pemilihan kepala daerah yang disidangkan di MK.
Tapi rupanya Irham menarik pelajaran berharga saat seusai diperiksa Jumat (22/11) pekan lalu. Tidak ingin peristiwa dikejar-kejar wartawan yang ingin mengonfirmasi dirinya kembali terulang, saat hendak menyetop taksi, kali ini Irham membuat strategi baru.
Ia ternyata telah menyiapkan sebuah mobil Kijang Innova berplat B 1183 SOL, lengkap sang sopir di dalamnya. Sebelum terlihat keluar dari ruangan dalam KPK, mobil tersebut telah lebih dulu parkir persis di depan pintu keluar lobby depan gedung KPK. Sehingga begitu keluar, Irham dan sang istri hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk merangsek masuk ke dalam mobil.
Alhasil, wartawan yang dengan setia menunggu, harus kecewa tidak dapat mengonfirmasi secara langsung seperti apa proses pemeriksaan yang dijalani keduanya.
Kendati begitu Juru Bicara KPK, Johan Budi, membenarkan jika mereka diperiksa terkait dugaan suap kepada Akil. Menurutnya, Akil untuk saat ini memang masih disangkakan menerima suap untuk pengurusan Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Pilkada Kabupaten Lebak, Banten di MK.
Namun bukan berarti KPK menutup pintu untuk mendalami kebenaran adanya dugaan suap untuk perkara Pilkada lain. Karena sampai saat ini, KPK telah mengantongi pengaduan dari sejumlah kalangan, termasuk dugaan adanya penerimaan suap terkait Pilkada di Sumatera Utara (Sumut).
Kuat dugaan Irham dan Khaliza diperiksa terkait Pilkada Tapanuli Tengah. Karena sebelumnya pada Kamis (28/11), KPK juga telah memeriksa mantan anggota DPRD Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Dugaan tersebut juga diperkuat pernyataan mantan anggota KPUD Tapanuli Tengah Maruli Firman Lubis. Kepada koran ini, dia menyatakan terkait Pilkada Tapteng, Akil diduga menerima Rp4 miliar yang disetorkan lewat Irham.
Uang tersebut disetor beberapa kali. Yang pertama, uang sebesar Rp2 miliar diantarkan langsung oleh Irham bersama Bakhtiar ke rumah Akil di Depok. Kemudian Rp1 miliar ditransfer ke rekening perusahaan istri Akil, sedangkan Rp1 miliar lagi ditransfer ke rekening Irham.
“Kalau tidak percaya, coba cek transaksi rekening Irham dan istrinya mulai 2008 sampai dengan 2013. Rekening istri Akil itu Bank Mandiri cabang Cibinong. Coba cek juga, ada nggak transfer yang masuk dari Bank Sumut Sibolga ke rekening Irham,” ujarnya.
Namun atas dugaan tersebut, Irham beberapa waktu lalu membantahnya. Untuk meyakinkan wartawan, ia bahkan menantang balik bila memang ada aliran dana seperti yang dituduhkan tentunya bisa dicek dengan mudah.
Saat ditanya apakah aliran dana untuk Akil mengalir dari rekening sang istri? Irham berkelit. Ia mengaku penyidik KPK belum menanyakan hal tersebut kepada dirinya.
Nama Khaliza Lubis, istri Irham Buana itu sejak lama dikait-kaitkan dengan kasus suap yang melibatkan Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Khaliza Lubis disebut-sebut pernah mentransfer uang sebesar Rp260 juta kepada Akil. Mengenai dugaan istrinya yang pernah mentransfer uang sebesar Rp260 juta kepada Akil, Irham enggan berkomentar. Dia berkilah hal tersebut belum ditanyakan kepada sang istri.
“Waduh kalau itu belum saya tanyakan ke istri,” ujar Irham kepada wartawan seusai diperiksa KPK Jumat (22/11) pekan lalu. (gir)