JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi Jumat (2/12) mendatang diyakini bakal berlangsung damai dan penuh dengan kesejukan. Bagaimana tidak, para tokoh sudah sepakat menjadikan momen tersebut menjadi ajang doa bersama. Selain aparat kepolisian yang makin melunak, sikap serupa juga disampaikan Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo tampak lega saat berbicara mengenai aksi yang akan berlangsung Jumat mendatang itu. ’’Jadi yang ada adalah doa bersama, baik sebelum maupun setelah Jumatan,’’ ujarnya usai memimpin peringatan HUT ke-45 Korpri di Silang Monas Jakarta Pusat kemarin (29/11).
Begitu pula saat konsolidasi kebangsaan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar di Istana Merdeka, kemarin. Salah satu yang dibahas adalah rencana komunikasi yang lebih intensif lagi. Baik dengan partai pendukung maupun dengan berbagai tokoh masyarakat. “Kita ini sangat sering bertemu tetapi memang ini akan lebih diseringkan lagi sehingga semuanya tersambung,’’ lanjutnya.
Dengan komunikasi yang baik, dia meyakini setiap persoalan yang dihadapi bangsa Indonesai akan lebih mudah untuk diselesaikan. Sebetulnya, tutur Jokowi, dia sudah sering menggelar pertemuan dnegan para tokoh. Hanya saja, lebih sering tertutup dan bersifat informal. Sedangkan, pertemuan terbuka belum banyak dilakukan.
Hal senada disampaikan Muhaimin. Menurut dia, PKB sejak awal menyuarakan bahwa aspirasi tidak harus disampaikan lewat aksi demonstrasi. Bisa lewat jalur politik di DPR, bisa ke menteri, atau melalui partai. ’’Apalagi pesan yang disampaikan pada tanggal 4 (November) itu sudah tertangkap jernih oleh semua pihak, termasuk Presiden,’’ tuturnya.
Setelah ada titik temu antara Polri dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, persiapan aksi super damai 2 Desember terus dimatangkan. Polri memastikan pengamanan aksi tersebut akan dilakukan bersama dengan panitia aksi dari MUI. 22 Ribu personil Polri dan TNI dipersiapkan.
Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar menjelaskan, dalam aksi 2 Desember itu ada kerjasama antara Polri dengan peserta aksi. Karena ada rencana aksi dengan berdoa dan shalat jumat, maka semua kebutuhan dipenuhi bersama.
”Polri dan panitia aksi bekerjasama untuk menyiapkan berbagai fasilitas. Seperti, tempat wudhu, arah kiblat, panggung, posko kesehatan dan membuka akses masuk,” jelas jenderal berbintang tiga tersebut.
Bahkan, saat awal peserta demonstrasi mulai berkumpul, rencananya GNPF MUI akan menyiapkan sejumlah tim yang akan mengarahkan agar peserta demo masuk ke komplek Monas. ”Agar tidak berhenti di Bundaran HI atau di sekitar Medan Merdeka,” terangnya.
Demonstrasi dan Shalat Jumat itu dijadwalkan mulai pukul 08.00 hingga pukul 13.00. Namun, Polri memprediksi proses peserta demo pulang sekitar pukul 15.00. ”Nantinya, ulama-ulama akan ikut mengantar mereka pulang. Jadi, semua dikerjasamakan,” jelasnya.
Untuk jumlah personel yang mengamankan aksi mencapai 22 ribu orang. Personiel itu terdiri dari Polri, TNI dan Pemda. Bahkan, semua laskar pemuda juga dilibatkan untuk mengamankan aksi. ”Harapannya, mereka semua mengikuti imbauan GNPF agar tidak membawa senjata tajam, bambu runcing dan sebagainya,” jelasnya.
Berapa prediksi kepolisian soal jumlah peserta aksi 212? Boy mengatakan, kemungkinan jumlah perserta demonstrasi antara 50 ribu hingga 200 ribu. Namun, bisa jadi lebih dari jumlah tersebut. Kalau jumlahnya lebih nanti bisa di luar Silang Monas, salatnya dan sebagainya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, karena imbauan PO Bus tidak mengantar peserta demo sudah dicabut. Kepolisian berupaya untuk menjemput peserta demonstrasi dari Ciamis yang memutuskan jalan kaki ke Jakarta. ”Kami membantu mereka, koordinasi dengan setiap Polres yang dilewati,” ujarnya.