Hal senada juga dialami Lili Mustafa (47), pemilik Toko Haji Farida yang menjual baju kurung, jilbab, mukena dan serba-serbi perlengkapan ibadah haji. Saat api berkobar, Lili mengaku masih berada di rumahnya di Kota Padang. Dia mendapat kabar duka itu dari karyawan dan kerabatnya di Kota Bukittinggi. Saat mendengar kabar itu, dia bergegas berangkat ke Pasar Atas, namun sayang dia hanya mendapati tokonya sudah jadi abu. “Astagfirullahalazim, lah duo kali kadai awak tapanggang. Lah abih bana wak mah,” ujarnya pasrah.
Lili menceritakan, dirinya memulai usaha dagang di Pasar Atas Bukittinggi sekitar dua dekade silam. Usaha itu diwarisinya dari orangtua. Kemudian dia kembangkan dengan melakukan pinjaman kredit. Sejak lima tahun belakangan usahanya itupun mulai sepi pembeli karena tokonya berlokasi di lantai dua Blok C. “Pembeli akhir-akhir ini sangat sepi. Akses masuk ke Blok C sangat kurang strategis. Namun untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah, harus tetap bertahan. Kami tidak punya asuransi, karena itu kami sangat terpukul,” ujarnya.
Pantauan Padang Ekspres (grup Sumut Pos), ribuan pedagang dari pemilik kios, juragan, hingga karyawan dan keluarga korban kebakaran memadati kawasan Pasar Atas Bukittinggi. Ada yang bertugas menjaga barang yang berhasil diselamatkan. Ada pula yang bolak-balik ke luar masuk kios untuk membongkar barang ke tempat aman. Warga yang hanya sekedar menyaksikan peristiwa tragis itu juga tidak kalah antusias. Pelataran Jam Gadang penuh sesak. Ruas jalan utama di sekeliling pasar juga tumpah ruah.
Para pedagang terlihat lesu. Umumnya menyeka air mata dari garis-garis wajah. Namun perasaan campur aduk itu tidak berlangsung lama. Tidak sedikit juga pedagang yang tampak tegar dan pasrah menerima keadaan. Tim relawan kesehatan juga tidak dapat berbuat banyak melarang korban terlalu dekat ke sumber api.
“Setelah diberi obat seadanya, mereka kembali berhamburan ke area pertokoan untuk menyelamatkan barang di bawah kepulan asap. Ada 6 orang yang luka bakar dan dua lainnya pingsan karena menghirup asap,” uja Mulhendra, Koordinator Lapangan Tim Relawan RSAM Bukittinggi. (*/jpg/adz)