25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Penalti Kontroversial Loloskan Belanda

Rafael Marquez dianggap wasit melakukan pelanggaran pada Robben.
Rafael Marquez dianggap wasit melakukan pelanggaran pada Robben.

FORTALEZA, SUMUTPOS.CO – Para pendukung Meksiko sudah menyiapkan pesta saat laga babak 16 besar menyisakan tiga menit. Hingga menit ke-87, Rafael Marquez dkk memang masih unggul 1-0 atas belanda. Namun, waktu tersisa ditambah tambahan waktu berubah menjadi tragedi bagi Meksiko.

Striker pengganti Belanda Klaas-Jan Huntelaar menyumbangkan satu assist dan gol penentu dari titik penalti. Namun, yang menjadi sorotan adalah Arjen Robben. Dia dianggap melakukan diving untuk mendapatkan penalti di masa injury time dan akhirnya sukses dieksekusi Huntelaar tersebut.

“Tensi pertandingan luar biasa, saya tak pernah mengalami yang seperti itu. Kami menunjukkan karakter yang kuat untuk bangkit. Kami tak bermain bagus di babak pertama, sulit mendapatkan bola tapi semua berubah drastis di babak kedua,” ungkap Daley Blind, pemain serba bisa Belanda pada Reuters.

Meksiko unggul lebih dulu melalui tendangan kaki kiri Giovani dos Santos pada menit ke-48. Setelah itu, Meksiko mendapatkan tekanan yang besar. Meski demikian, Belanda tak kunjung mendapatkan penyama kedudukan, juga tak lepas dari penampilan gemilang kiper Meksiko Guillermo Ochoa. Dua penyelamatan hebat dilakukannya untuk menggagalkan peluang Stefan de Vrij dan Robben.

Namun, keberuntungan Meksiko habis di akhir laga. Pada menit ke-88, Wesley Sneijder menyamakan skor setelah menerima umpan Huntelaar yang memanfaatkan tendangan sudut. Tiga menit kemudian, wasit Pedro Proenca menunjuk titik hukuman setelah menganggap Rafael Marquez melakukan pelanggaran pada Robben.

Para pemain Meksiko melakukan protes keras pada keputusan tersebut. Pelatih Meksiko Miguel Herrera menganggap hal itu sebagai kesalahan wasit.

“Wasit yang membuat kami mengakhiri langkah di Piala Dunia. Jika wasit mulai menunjukkan kesalahan yang tak terjadi, anda akan meninggalkan kompetisi dalam situasi yang tak bisa dikendalikan. Kami harap komisi wasit memperhatikan hal ini dan wasit tersebut juga harus pulang seperti halnya kami,” ujar Herrera.

Herrera kecewa terhadap FIFA menunjuk Proenca memimpin pertandingan tersebut. Dia beralasan Proenca yang berkebangsaan Portugal berasal dari benua yang sama dengan Belanda.

“Mengapa FIFA memilih wasit yang berasal dari konfederasi yang sama dengan Belanda. Mengapa tidak dari Amerika Selatan, Asia, atau Afrika,” ujarnya selepas pertandingan seperti dilansir The Telegraph.

Terlebih lagi, Proenca memberi keputusan yang penuh kontroversi di masa krusial. Itu mencuatkan memori Meksiko yang mendapatkan kerugian di dua laga fase grup. Menurutnya, wasit memang sengaja mengincar timnya, mulai dari awal kompetisi. Dia pun membeberkan bukti termasuk dua gol ke gawang Kamerun yang dianulir serta hukuman penalti yang tak diberikan pada Meksiko saat melawan Kroasia.

“Ini Piala Dunia yang merugikan Meksiko. Dari empat laga yang kami jalani, tiga di antaranya berbuah bencana dari wasit. Sangat disayangkan kami tak mampu melaju lebih jauh,” ujar Herrera.

Dengan hasil itu, Meksiko gagal mengulangi prestasi pada Piala Dunia 1986. Sejak saat itu, mereka hanya mampu melaju ke babak 16 besar. Sejak 1994 atau dalam enam Piala Dunia terakhir, mereka hanya mampu melaju hingga babak yang sama. (ady)

Rafael Marquez dianggap wasit melakukan pelanggaran pada Robben.
Rafael Marquez dianggap wasit melakukan pelanggaran pada Robben.

FORTALEZA, SUMUTPOS.CO – Para pendukung Meksiko sudah menyiapkan pesta saat laga babak 16 besar menyisakan tiga menit. Hingga menit ke-87, Rafael Marquez dkk memang masih unggul 1-0 atas belanda. Namun, waktu tersisa ditambah tambahan waktu berubah menjadi tragedi bagi Meksiko.

Striker pengganti Belanda Klaas-Jan Huntelaar menyumbangkan satu assist dan gol penentu dari titik penalti. Namun, yang menjadi sorotan adalah Arjen Robben. Dia dianggap melakukan diving untuk mendapatkan penalti di masa injury time dan akhirnya sukses dieksekusi Huntelaar tersebut.

“Tensi pertandingan luar biasa, saya tak pernah mengalami yang seperti itu. Kami menunjukkan karakter yang kuat untuk bangkit. Kami tak bermain bagus di babak pertama, sulit mendapatkan bola tapi semua berubah drastis di babak kedua,” ungkap Daley Blind, pemain serba bisa Belanda pada Reuters.

Meksiko unggul lebih dulu melalui tendangan kaki kiri Giovani dos Santos pada menit ke-48. Setelah itu, Meksiko mendapatkan tekanan yang besar. Meski demikian, Belanda tak kunjung mendapatkan penyama kedudukan, juga tak lepas dari penampilan gemilang kiper Meksiko Guillermo Ochoa. Dua penyelamatan hebat dilakukannya untuk menggagalkan peluang Stefan de Vrij dan Robben.

Namun, keberuntungan Meksiko habis di akhir laga. Pada menit ke-88, Wesley Sneijder menyamakan skor setelah menerima umpan Huntelaar yang memanfaatkan tendangan sudut. Tiga menit kemudian, wasit Pedro Proenca menunjuk titik hukuman setelah menganggap Rafael Marquez melakukan pelanggaran pada Robben.

Para pemain Meksiko melakukan protes keras pada keputusan tersebut. Pelatih Meksiko Miguel Herrera menganggap hal itu sebagai kesalahan wasit.

“Wasit yang membuat kami mengakhiri langkah di Piala Dunia. Jika wasit mulai menunjukkan kesalahan yang tak terjadi, anda akan meninggalkan kompetisi dalam situasi yang tak bisa dikendalikan. Kami harap komisi wasit memperhatikan hal ini dan wasit tersebut juga harus pulang seperti halnya kami,” ujar Herrera.

Herrera kecewa terhadap FIFA menunjuk Proenca memimpin pertandingan tersebut. Dia beralasan Proenca yang berkebangsaan Portugal berasal dari benua yang sama dengan Belanda.

“Mengapa FIFA memilih wasit yang berasal dari konfederasi yang sama dengan Belanda. Mengapa tidak dari Amerika Selatan, Asia, atau Afrika,” ujarnya selepas pertandingan seperti dilansir The Telegraph.

Terlebih lagi, Proenca memberi keputusan yang penuh kontroversi di masa krusial. Itu mencuatkan memori Meksiko yang mendapatkan kerugian di dua laga fase grup. Menurutnya, wasit memang sengaja mengincar timnya, mulai dari awal kompetisi. Dia pun membeberkan bukti termasuk dua gol ke gawang Kamerun yang dianulir serta hukuman penalti yang tak diberikan pada Meksiko saat melawan Kroasia.

“Ini Piala Dunia yang merugikan Meksiko. Dari empat laga yang kami jalani, tiga di antaranya berbuah bencana dari wasit. Sangat disayangkan kami tak mampu melaju lebih jauh,” ujar Herrera.

Dengan hasil itu, Meksiko gagal mengulangi prestasi pada Piala Dunia 1986. Sejak saat itu, mereka hanya mampu melaju ke babak 16 besar. Sejak 1994 atau dalam enam Piala Dunia terakhir, mereka hanya mampu melaju hingga babak yang sama. (ady)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/