26.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Awas Diturunkan Djadjang Nurdjaman

HARAPAN
Shohei Matsunaga masih menjadi harapan publik Medan membobol gawang Persebaya untuk menyelamatkan PSMS Medan dari jurang degradasi di Stadion Teladan, Sabtu (1/12) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Djadjang Nurdjaman adalah pelatih yang menaikkan PSMS dari Liga 2 ke Liga 1. Namun jangan sampai sosok yang sama yang menurunkan kembali PSMS ke kasta kedua. Hal itu menjadi anekdot saat Persebaya menantang PSMS di Stadion Teladan, Sabtu
(1/12).

Djanur untuk pertama kalinya datang sebagai lawan pasca dipecat di akhir putaran pertama lalu. Kini dia datang dengan senyum mengembang. Pasalnya tim yang dibesutnya saat ini, Persebaya sedang on fire dengan empat kemenangan beruntun. Sementara sang mantan, PSMS masih terpuruk di posisi juru kunci.

Pelatih PSMS, Peter Butler sadar Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman tahu betul kekuatan timnya. Pasalnya, skuad Ayam Kinantan dibentuk Djanur sejak putaran awal. Otomatis dia hafal gaya permainan anak asuhnya. Namun Butler punya strategi untuk mengaburkan itu.

“Pasti dia tahu pemain saya. Tapi itulah sepak bola. Kalau Anda pelatih pintar, pasti buat evaluasi dan lihat informasi. Individual, kami lebih bagus meningkat. Pasti dia tahu tim ini. Dia bisa tahu pemain saya tapi tidak dengan strategi saya,” ucap Butler.

PSMS tampil tanpa Reinaldo Lobo yang terkena akumulasi. Namun kembalinya Alexandros Tanidis dan Rachmad Hidayat membuat Butler lebih tenang. Rachmad bisa kembali menjadi trisula di depan bersama Felipe Martins dan Frets Butuan yang kali ini diharapkan tampil moncer.

Berada di peringkat terakhir dengan 34 poin, PSMS memang tersudut. Jika gagal menang lagi, PSMS semakin sulit untuk merangkak dari zona degradasi. “Saya sangat yakin, kami latihan dengan semangat yang tinggi. Tidak banyak waktu. Kami tidak pikirkan seri atau kalah, kami hanya pikir kemenangan. Saat main setengah 4 (sore) selalu ada masalah, baik itu cuaca, penonton. Tapi mungkin lebih baik main setengah 7 (malam). Mudah-mudahan pemain ikut rencana,” kata Butler.

Butler juga sudah membaca kekuatan Persebaya. Poros serangan terfokus kepada David Da Silva sebagai target man dan dua sayap lincah, Osvaldo Haay serta Irfan Jaya. Kali ini Irfan menggantikan Oktavianus Fernando yang terkena akumulasi. “Saya hormat ke mereka. Saya sudah tonton mereka dan evaluasi. Mereka ada banyak pemain yang saya hormat. Mungkin mereka sama dengan kami, hilang banyak gol tapi juga cetak banyak gol. Mereka punya Da Silva, Osvaldo Hay yang sangat berbahaya saat panas,” tambah Butler.

Sementara Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman tak datang dengan belas kasihan. Djanur ingin membawa pulang tiga poin meskipun itu akan melukai sang mantan. “Menghadapi tim yang dulu saya bentuk, perpindahan pelatih dari satu klub yang satu ke satu itu wajar. Saya pasti akan berusaha maksimal untuk klub yang saya bela sekarang. Pasti saya profesional dan ingin meraih poin penuh disini,” kata Djanur.

Djanur mengakui masih mencintai PSMS dan kerap mengikuti perkembangan mantan timnya. Namun tak ada sedikitpun dalam kamusnya mengalah meski PSMS sangat membutuhkan kemenangan demi keluar dari zona degradasi. “Sekali lagi saya tegaskan, tidak mungkin saya melacurkan diri. Sebagai pelatih tidak mungkin saya suruh pemain saya mengalah.

Ini demi martabat. Masyarakat juga sekarang lagi hangat-hangatnya ngomongi pengaturan skor. Sudah cukup saya membantu PSMS dengan menaikkan tim ini ke Liga 1. Saya tidak tahu efek pertandingan besok untuk PSMS seperti apa, tapi saya yakin mereka masih bisa berjuang di dua laga sisa walau kalah besok,” tambahnya.

Djanur mewaspadai motivasi anak asuhnya. Itu yang bisa menjadi pembeda. Sementara trio pemain asing bawaan Butler, Shohei Matsunaga, Felipe Martins dan Alexandros Tanidis menurutnya tak terlalu istimewa untuk mengancam skuadnya. “Kalau soal itu saya sangat hafal pasti, tapi yang harus diwaspadai adalah motivasi mereka. Kalau pemain asing, saya lihat tidak terlalu jauh berbeda dari pemain asing terdahulu,” pungkasnya. (don)

HARAPAN
Shohei Matsunaga masih menjadi harapan publik Medan membobol gawang Persebaya untuk menyelamatkan PSMS Medan dari jurang degradasi di Stadion Teladan, Sabtu (1/12) sore.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Djadjang Nurdjaman adalah pelatih yang menaikkan PSMS dari Liga 2 ke Liga 1. Namun jangan sampai sosok yang sama yang menurunkan kembali PSMS ke kasta kedua. Hal itu menjadi anekdot saat Persebaya menantang PSMS di Stadion Teladan, Sabtu
(1/12).

Djanur untuk pertama kalinya datang sebagai lawan pasca dipecat di akhir putaran pertama lalu. Kini dia datang dengan senyum mengembang. Pasalnya tim yang dibesutnya saat ini, Persebaya sedang on fire dengan empat kemenangan beruntun. Sementara sang mantan, PSMS masih terpuruk di posisi juru kunci.

Pelatih PSMS, Peter Butler sadar Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman tahu betul kekuatan timnya. Pasalnya, skuad Ayam Kinantan dibentuk Djanur sejak putaran awal. Otomatis dia hafal gaya permainan anak asuhnya. Namun Butler punya strategi untuk mengaburkan itu.

“Pasti dia tahu pemain saya. Tapi itulah sepak bola. Kalau Anda pelatih pintar, pasti buat evaluasi dan lihat informasi. Individual, kami lebih bagus meningkat. Pasti dia tahu tim ini. Dia bisa tahu pemain saya tapi tidak dengan strategi saya,” ucap Butler.

PSMS tampil tanpa Reinaldo Lobo yang terkena akumulasi. Namun kembalinya Alexandros Tanidis dan Rachmad Hidayat membuat Butler lebih tenang. Rachmad bisa kembali menjadi trisula di depan bersama Felipe Martins dan Frets Butuan yang kali ini diharapkan tampil moncer.

Berada di peringkat terakhir dengan 34 poin, PSMS memang tersudut. Jika gagal menang lagi, PSMS semakin sulit untuk merangkak dari zona degradasi. “Saya sangat yakin, kami latihan dengan semangat yang tinggi. Tidak banyak waktu. Kami tidak pikirkan seri atau kalah, kami hanya pikir kemenangan. Saat main setengah 4 (sore) selalu ada masalah, baik itu cuaca, penonton. Tapi mungkin lebih baik main setengah 7 (malam). Mudah-mudahan pemain ikut rencana,” kata Butler.

Butler juga sudah membaca kekuatan Persebaya. Poros serangan terfokus kepada David Da Silva sebagai target man dan dua sayap lincah, Osvaldo Haay serta Irfan Jaya. Kali ini Irfan menggantikan Oktavianus Fernando yang terkena akumulasi. “Saya hormat ke mereka. Saya sudah tonton mereka dan evaluasi. Mereka ada banyak pemain yang saya hormat. Mungkin mereka sama dengan kami, hilang banyak gol tapi juga cetak banyak gol. Mereka punya Da Silva, Osvaldo Hay yang sangat berbahaya saat panas,” tambah Butler.

Sementara Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman tak datang dengan belas kasihan. Djanur ingin membawa pulang tiga poin meskipun itu akan melukai sang mantan. “Menghadapi tim yang dulu saya bentuk, perpindahan pelatih dari satu klub yang satu ke satu itu wajar. Saya pasti akan berusaha maksimal untuk klub yang saya bela sekarang. Pasti saya profesional dan ingin meraih poin penuh disini,” kata Djanur.

Djanur mengakui masih mencintai PSMS dan kerap mengikuti perkembangan mantan timnya. Namun tak ada sedikitpun dalam kamusnya mengalah meski PSMS sangat membutuhkan kemenangan demi keluar dari zona degradasi. “Sekali lagi saya tegaskan, tidak mungkin saya melacurkan diri. Sebagai pelatih tidak mungkin saya suruh pemain saya mengalah.

Ini demi martabat. Masyarakat juga sekarang lagi hangat-hangatnya ngomongi pengaturan skor. Sudah cukup saya membantu PSMS dengan menaikkan tim ini ke Liga 1. Saya tidak tahu efek pertandingan besok untuk PSMS seperti apa, tapi saya yakin mereka masih bisa berjuang di dua laga sisa walau kalah besok,” tambahnya.

Djanur mewaspadai motivasi anak asuhnya. Itu yang bisa menjadi pembeda. Sementara trio pemain asing bawaan Butler, Shohei Matsunaga, Felipe Martins dan Alexandros Tanidis menurutnya tak terlalu istimewa untuk mengancam skuadnya. “Kalau soal itu saya sangat hafal pasti, tapi yang harus diwaspadai adalah motivasi mereka. Kalau pemain asing, saya lihat tidak terlalu jauh berbeda dari pemain asing terdahulu,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/