29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pengelolaan Limbah Ternak, Dapur dan Pertanian sebagai Implementasi Ekonomi Sirkular  “BANK PUPUK ORGANIK” di Desa Kandangan, Laut Tador, Batubara

SUMUTPOS.CO – Limbah yang bersumber dari ternak, dapur dan pertanian masih membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan. Akademisidari Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yakni Sakiah, SP., MP dan Tuty Ningsih, SP., MP serta mahasiswa berkolaborasi dengan Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Dr. Bayu Pratomo, SST., MP mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan limbah ternak, dapur dan pertanian di Desa Kandangan, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara pada 20-21 Mei 2024. Kegiatan dihadiri Kepala Desa Kandangan Suratmin beserta Kadus, Kaur, Ketua LPM, Ketua Gapoktan dan masyarakat setempat.

Masyarakat Desa Kandangan mayoritas petani kelapa sawit dan peternak lembu dan kambing, dari sejumlah penduduk Desa Kandangan, 70% nya memelihara lembu maupun kambing di pekarangan rumahnya, setiap kandang terdapat lebih dari 20 ekor, disitu juga ditemukan kotoran hewan (kohe) ternak yang ditumpuk begitu saja. Biasanya, mereka memperbolehkan bagi siapa saja yang datang mengambil tumpukan kohe tersebut. Ironisnya, para peternak ini juga sebagai petani, sehingga mereka membutuhkan pupuk secara berkala untuk memelihara tanamannya. Dalam wawancara kami, mereka menyampaikan keluhan tingginya harga pupuk saat ini, akhirnya tanaman mereka tidak lagi dipupuk.

Sosialisasi oleh Tim PkM kepada Kades, Kadus, Kaur, Gapoktan.

Keterbatasan pengetahuan dan penyerapan iptek ditengah masyarakat desa terkait pengelolaan limbah masih terbatas, disisi lain limbah ternak, dapur dan pertanian dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi dan menguntungkan bagi lahan pertanian. Dilatarbelakangi hal ini, tim dosen ITSI dan UNPRI mengadakan sosialisasi dan pelatihan bertajuk pengelolaan limbah tenak, dapur dan pertanian sebagai implementasi ekonomi sirkular “BANK PUPUK ORGANIK”.

Dalam kegiatan sosialisasi (20 Mei 2024), masyarakat dibekali pengetahuan manfaat pupuk organik bagi kesehatan dan kesuburan tanah serta dampak limbah terhadap pemanasan global. Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan serah terima peralatan yaitu satu unit mesin pencacah bahan organik, satu unit ayakan kompos serta alat-alat penting lainnya dari Ketua PkM Sakiah, SP., MP dan tim kepada Kepala Desa Kandangan Suratmin yang disaksikan perangkat desa dan penduduk setempat.

Serah terima asset dari Tim PkM kepada Kades Kandangan

Keesokan harinya, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Dari kegiatan ini, masyarakat dapat menghasilkan pupuk organik cair (POC) dari urin lembu, pupuk organik padat (POP) dari fese lembu dan limbah pertanian, serta ecoenzyme dari buah dan sayur. Ecoenzyme dapat digunakan sebagai decomposer dalam pembuatan POC dan POP. Pengelolaan ketiga jenis limbah yang telah diutarakan diawal dikelola secara terpadu sehingga dinamakan “BANK PUPUK ORGANIK”, penduduk “menyetor” limbah ke lokasi, limbah diolah, dan setelah limbah menjadi pupuk, mereka dapat mengambil dan menggunakan pupuk organik tersebut.

Sakiah, SP.,MP selaku Ketua PkM mengatakan bahwa “penyelenggaraan kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini merupakan tridharma perguruan tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap Dosen dan Mahasiswa. Kegiatan PkM ini salah satu yang lolos pendanaan BOPTN tahun 2024. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Kemdikburistek) atas kesempatan yang diberikan, semoga kegiatan yang kami gagas berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan nasional”.

Penutup dalam wawancara kami dengan anggota tim PkM, Tuty Ningsih SP., MP dan Dr Bayu Pratomo, SST., MP, kegiatan ini belum berhenti sampain disini, masih akan dilakukan pelatihan desain logo dan packaging produk dari Bank Pupuk Organik ini.(rel)

SUMUTPOS.CO – Limbah yang bersumber dari ternak, dapur dan pertanian masih membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan. Akademisidari Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) yakni Sakiah, SP., MP dan Tuty Ningsih, SP., MP serta mahasiswa berkolaborasi dengan Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Dr. Bayu Pratomo, SST., MP mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan limbah ternak, dapur dan pertanian di Desa Kandangan, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara pada 20-21 Mei 2024. Kegiatan dihadiri Kepala Desa Kandangan Suratmin beserta Kadus, Kaur, Ketua LPM, Ketua Gapoktan dan masyarakat setempat.

Masyarakat Desa Kandangan mayoritas petani kelapa sawit dan peternak lembu dan kambing, dari sejumlah penduduk Desa Kandangan, 70% nya memelihara lembu maupun kambing di pekarangan rumahnya, setiap kandang terdapat lebih dari 20 ekor, disitu juga ditemukan kotoran hewan (kohe) ternak yang ditumpuk begitu saja. Biasanya, mereka memperbolehkan bagi siapa saja yang datang mengambil tumpukan kohe tersebut. Ironisnya, para peternak ini juga sebagai petani, sehingga mereka membutuhkan pupuk secara berkala untuk memelihara tanamannya. Dalam wawancara kami, mereka menyampaikan keluhan tingginya harga pupuk saat ini, akhirnya tanaman mereka tidak lagi dipupuk.

Sosialisasi oleh Tim PkM kepada Kades, Kadus, Kaur, Gapoktan.

Keterbatasan pengetahuan dan penyerapan iptek ditengah masyarakat desa terkait pengelolaan limbah masih terbatas, disisi lain limbah ternak, dapur dan pertanian dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai ekonomi dan menguntungkan bagi lahan pertanian. Dilatarbelakangi hal ini, tim dosen ITSI dan UNPRI mengadakan sosialisasi dan pelatihan bertajuk pengelolaan limbah tenak, dapur dan pertanian sebagai implementasi ekonomi sirkular “BANK PUPUK ORGANIK”.

Dalam kegiatan sosialisasi (20 Mei 2024), masyarakat dibekali pengetahuan manfaat pupuk organik bagi kesehatan dan kesuburan tanah serta dampak limbah terhadap pemanasan global. Dalam kesempatan yang sama juga dilakukan serah terima peralatan yaitu satu unit mesin pencacah bahan organik, satu unit ayakan kompos serta alat-alat penting lainnya dari Ketua PkM Sakiah, SP., MP dan tim kepada Kepala Desa Kandangan Suratmin yang disaksikan perangkat desa dan penduduk setempat.

Serah terima asset dari Tim PkM kepada Kades Kandangan

Keesokan harinya, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik. Dari kegiatan ini, masyarakat dapat menghasilkan pupuk organik cair (POC) dari urin lembu, pupuk organik padat (POP) dari fese lembu dan limbah pertanian, serta ecoenzyme dari buah dan sayur. Ecoenzyme dapat digunakan sebagai decomposer dalam pembuatan POC dan POP. Pengelolaan ketiga jenis limbah yang telah diutarakan diawal dikelola secara terpadu sehingga dinamakan “BANK PUPUK ORGANIK”, penduduk “menyetor” limbah ke lokasi, limbah diolah, dan setelah limbah menjadi pupuk, mereka dapat mengambil dan menggunakan pupuk organik tersebut.

Sakiah, SP.,MP selaku Ketua PkM mengatakan bahwa “penyelenggaraan kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini merupakan tridharma perguruan tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap Dosen dan Mahasiswa. Kegiatan PkM ini salah satu yang lolos pendanaan BOPTN tahun 2024. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Kemdikburistek) atas kesempatan yang diberikan, semoga kegiatan yang kami gagas berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan nasional”.

Penutup dalam wawancara kami dengan anggota tim PkM, Tuty Ningsih SP., MP dan Dr Bayu Pratomo, SST., MP, kegiatan ini belum berhenti sampain disini, masih akan dilakukan pelatihan desain logo dan packaging produk dari Bank Pupuk Organik ini.(rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/