SUMUTPOS.CO – PSMS mengakui dalam posisi terbebani pasca kekalahan 1-4 dari Persela. Menghadapi Barito Putera di Stadion Teladan, Sabtu (5/5), tim besutan Djadjang Nurdjaman berharap dapat keluar dari tekanan.
Djadjang menekankan kepada pemain untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Meski tampil menguasai laga tapi hasil akhir justru buruk.
“Pasti banyak evaluasi, sori belakangan saya agak kencang kepada pemain. Apa yang saya sampaikan sebelum pertandingan terjadi. Hanya persoalan konsentrasi dan fokus itu terulang. Kalau kalian lihat di tv possession kita menang tapi bukan itu. Hasil akhir. Gol yang terjadi terlalu gampang. Itu kenapa saya marah kepada pemain,” kata Djadjang usai latihan Rabu (2/5)
“Tapi okelah, saya ajak mereka lupakan itu. Tapi pertandingan di kandang ini menjadi sulit. Karena harus ada keharusan menang. Tidak ada pertandingan yang dengan rileks kami hadapi di sini. Sama halnya ketika sebelumnya menghadapi Persija pergi kalah lagi, pulang menjadi berat lagi. Tapi itu harus kami perjuangkan.”
Berada di papan bawah klasemen di posisi ke-16 diakui Djanur bukan hal yang diharapkan. Namun menurutnya posisi di klasemen masih cukup ketat. “Pasti terbebani walaupun sebenarnya kalau menang bisa naik jauh lagi di klasemen. Karena timnya satu sama lain tidak jauh poinnya,” katanya.
Soal Barito yang sedang dalam tren positif di bawah asuhan Jacksen F Tiago, Djanur mengakui akan jadi lawan yang berat. Namun dia berharap pemain segera keluar dari tekanan.
“Barito tim kuat. Mereka bisa menang lawan Bhayangkara 3-0. Kita juga pernah menghadapi mereka di uji coba dengan skor 2-2. Tapi itu tidak jadi patokan. Saat ini mereka lebih siap. Sementara kami masih dalam keadaan seperti ini. Beban pasti, tapi saya pribadi dan pemain terbiasa main dengan beban dan tekanan. Kami akan coba keluar dari itu.”
SUMUTPOS.CO – PSMS mengakui dalam posisi terbebani pasca kekalahan 1-4 dari Persela. Menghadapi Barito Putera di Stadion Teladan, Sabtu (5/5), tim besutan Djadjang Nurdjaman berharap dapat keluar dari tekanan.
Djadjang menekankan kepada pemain untuk tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Meski tampil menguasai laga tapi hasil akhir justru buruk.
“Pasti banyak evaluasi, sori belakangan saya agak kencang kepada pemain. Apa yang saya sampaikan sebelum pertandingan terjadi. Hanya persoalan konsentrasi dan fokus itu terulang. Kalau kalian lihat di tv possession kita menang tapi bukan itu. Hasil akhir. Gol yang terjadi terlalu gampang. Itu kenapa saya marah kepada pemain,” kata Djadjang usai latihan Rabu (2/5)
“Tapi okelah, saya ajak mereka lupakan itu. Tapi pertandingan di kandang ini menjadi sulit. Karena harus ada keharusan menang. Tidak ada pertandingan yang dengan rileks kami hadapi di sini. Sama halnya ketika sebelumnya menghadapi Persija pergi kalah lagi, pulang menjadi berat lagi. Tapi itu harus kami perjuangkan.”
Berada di papan bawah klasemen di posisi ke-16 diakui Djanur bukan hal yang diharapkan. Namun menurutnya posisi di klasemen masih cukup ketat. “Pasti terbebani walaupun sebenarnya kalau menang bisa naik jauh lagi di klasemen. Karena timnya satu sama lain tidak jauh poinnya,” katanya.
Soal Barito yang sedang dalam tren positif di bawah asuhan Jacksen F Tiago, Djanur mengakui akan jadi lawan yang berat. Namun dia berharap pemain segera keluar dari tekanan.
“Barito tim kuat. Mereka bisa menang lawan Bhayangkara 3-0. Kita juga pernah menghadapi mereka di uji coba dengan skor 2-2. Tapi itu tidak jadi patokan. Saat ini mereka lebih siap. Sementara kami masih dalam keadaan seperti ini. Beban pasti, tapi saya pribadi dan pemain terbiasa main dengan beban dan tekanan. Kami akan coba keluar dari itu.”