SUMUTPOS.CO – Timnas Rusia masih menjaga kehormatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018. Tim asuhan Stanislav Cherchesov itu secara gagah melangkah ke perempat final usai menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar, Minggu (1/7) malam WIB. Bisa dibilang, sosok yang memulangkan La Furia Roja adalah kiper Igor Akinfeev.
Kiper CSKA Moskow itu tak hanya gemilang dalam adu penalti dengan menggagalkan tendangan Koke dan Iago Aspas. Akinfeev yang berusia 32 tahun juga bermain luar biasa dalam waktu normal dan babak perpanjangan waktu.
Bermain defensif dengan banyak menumpuk pemain di belakang, pertahanan Rusia terus digempur Spanyol. La Furia Roja mampu melepaskan 25 percobaan dengan 9 di antaranya tepat sasaran. Andai Akinfeev tak tampil sempurna, Rusia sudah kebobolan lebih dari satu gol dan mungkin akan tersingkir.
Dari 9 tembakan on target, tak ada yang berbuah gol. Artinya, Akinfeev melakukan 9 penyelamatan! Satu-satunya gol Spanyol bukan dari percobaan pemain mereka, melainkan bunuh diri bek gaek Sergei Ignashevich.
Sembilan puluh menit berjalan plus 30 menit perpanjangan waktu, Akinfeev tampil gagah di Stadion Luzhniki. Sampai akhirnya dia harus menghadapi babak tos-tosan. Mentalnya benar-bernar teruji. Dua tendangan dari Koke dan Aspas berhasil dia tepis. Arah tendangan Koke mampu dibaca secara tepat.
Selanjutnya Akinfeev sebenarnya sudah terkecoh tendangan Aspas. Dia bergerak ke kanan, sementara tendangan Aspas mengarah sedikit ke tengah. Namun, faktanya bola tidak masuk lantaran masih ada kaki kiri Akinfeev yang menghalaunya. Rusia menang adu penalti dengan skor 4-3.
Akinfeev pun diberi penghargaan man of the match oleh FIFA. Itu pertama kalinya bagi dia di Piala Dunia 2018. Namun, kiper berusia 32 tahun itu berusaha tetap membumi. Dia menyebut dirinya bukan pahlawan atau man of the match.
“Saya bukan man of the match. Man of the match sesungguhnya adalah tim dan pendukung setia kami,” sebut Akinfeev seperti dilansir FIFA.com.
Menariknya, Akinfeev telah percaya diri selama waktu normal dan babak perpanjangan waktu bahwa Rusia akan meraih hasil terbaik dalam adu penalti. “Kami memang mengharapkan adu penalti,” tegas Akinfeev.
Mental Akinfeev telah teruji selama waktu normal dan babak perpanjangan waktu. Hal itu menjadi senjata saat menghadapi adu penalti. Sebanyak 9 penyelamatan gemilang dia lakukan. Berbeda dengan David De Gea. Dalam waktu normal dan babak adu penalti, gawangnya adem ayem. Hanya satu tendangan on target dan merobek gawangnya, itu pun dari titik putih. Selebihnya, tak ada yang on target dan dia tak teruji dalam melakukan penyelamatan. (epr/jpc/don)