30.6 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Cabor Terkendala Perlengkapan

JAKARTA-Kemenpora akhirnya memanggil KONI, KOI, dan cabang olahraga (cabor) yang diproyeksikan tampil di Olimpiade London 2012. Dalam Pertemuan tersebut, cabor diminta secara langsung untuk memperbaiki prestasi Indonesia di ajang olahraga terbesar sejagat tersebut.

“Kami berharap tradisi emas terjaga. Bukan hanya mempertahankan satu emas yang didapat, tapi kalau bisa menambahnya,” kata pelaksana harian Sekretaris menteri pemuda dan olahraga (Plh Sesmenpora) Djoko Pekik Irianto di ruang rapat lantai III kemenpora, kemarin (4/1).

Ya, Djoko yang mewakili Menpora Andi Mallarangeng menegaskan jika pihaknya berharap ada tambahan sehingga perolahan emas Indonesia bisa mencapai dua atau tiga keping. Target tersebut berarti memperbaiki torehan Indonesia pada Olimpiade Beijing 2008 lalu yang mendapat satu emas, satu perak ,dan satu perunggu.
Dengan tambahan emas tersebut, Kemenpora berharap rangking Indoensia di klasemen akhir perolehan medali Olimpiade bisa terdongkrak pula.

“Tugas cabor adalah bagaimana  Indonesia yang sekarang berada di rangking 42 dunia pada 2008, bisa ke rangking 35-an dunia,” tutur lelaki berkumis tersebut.

Karena itu, pihaknya meminta kepada Program Indonesia emas (Prima)agar segera memulai program pelatnas untuk Olimpade paling lambat pada akhir Januari ini. Tujuannya, agar persiapan yang dilakukan oleh para atlet bisa maksimal sehingga 50 atlet bisa lolos ke Olimpiade.

Sejauh ini, belum banyak atlet yang memastikan lolos kualifikasi Olimpiade. Bebrapa diantaranya adalah Renang (empat atlet), angkat besi (5 nomor), dan Panahan (satu nomor). Sedangkan, untuk bulu tangkis sampai saat ini masih belum bisa dipastikan jumlah yang lolos karena menunggu rangking akhir pada 3 Mei mendatang.

Tak hanya ingin ditodong oleh pemerintah. Cabor-cabor juga memaparkan beberapa kendala terkait persiapan yang dihadapi selama ini. Yang terparah adalah dari panahan. Cabang olahraga yang menyumbangkan medali pertama sepanjang keikutsertaan Indoensia di Olimpiade itu kekurangan peralatan. (aam/jpnn)

JAKARTA-Kemenpora akhirnya memanggil KONI, KOI, dan cabang olahraga (cabor) yang diproyeksikan tampil di Olimpiade London 2012. Dalam Pertemuan tersebut, cabor diminta secara langsung untuk memperbaiki prestasi Indonesia di ajang olahraga terbesar sejagat tersebut.

“Kami berharap tradisi emas terjaga. Bukan hanya mempertahankan satu emas yang didapat, tapi kalau bisa menambahnya,” kata pelaksana harian Sekretaris menteri pemuda dan olahraga (Plh Sesmenpora) Djoko Pekik Irianto di ruang rapat lantai III kemenpora, kemarin (4/1).

Ya, Djoko yang mewakili Menpora Andi Mallarangeng menegaskan jika pihaknya berharap ada tambahan sehingga perolahan emas Indonesia bisa mencapai dua atau tiga keping. Target tersebut berarti memperbaiki torehan Indonesia pada Olimpiade Beijing 2008 lalu yang mendapat satu emas, satu perak ,dan satu perunggu.
Dengan tambahan emas tersebut, Kemenpora berharap rangking Indoensia di klasemen akhir perolehan medali Olimpiade bisa terdongkrak pula.

“Tugas cabor adalah bagaimana  Indonesia yang sekarang berada di rangking 42 dunia pada 2008, bisa ke rangking 35-an dunia,” tutur lelaki berkumis tersebut.

Karena itu, pihaknya meminta kepada Program Indonesia emas (Prima)agar segera memulai program pelatnas untuk Olimpade paling lambat pada akhir Januari ini. Tujuannya, agar persiapan yang dilakukan oleh para atlet bisa maksimal sehingga 50 atlet bisa lolos ke Olimpiade.

Sejauh ini, belum banyak atlet yang memastikan lolos kualifikasi Olimpiade. Bebrapa diantaranya adalah Renang (empat atlet), angkat besi (5 nomor), dan Panahan (satu nomor). Sedangkan, untuk bulu tangkis sampai saat ini masih belum bisa dipastikan jumlah yang lolos karena menunggu rangking akhir pada 3 Mei mendatang.

Tak hanya ingin ditodong oleh pemerintah. Cabor-cabor juga memaparkan beberapa kendala terkait persiapan yang dihadapi selama ini. Yang terparah adalah dari panahan. Cabang olahraga yang menyumbangkan medali pertama sepanjang keikutsertaan Indoensia di Olimpiade itu kekurangan peralatan. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/