30 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Mantan Atlet Merasa Lebih Diperhatikan

JAKARTA-Mata Leni Haini berkaca-kaca. Leni masih belum percaya dirinya baru saja berjabat tangan dengan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, Senin (4/3) di Ruang Pertemuan KONI Pusat, bersama 14 orang mantan atlet berprestasi lainnya, Leni menerima tali asih dalam rangka ulang tahun ke-35 PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Acara tersebut digagas oleh Dahlan sebagai wujud kepedulian negara kepada orang-orang yang sudah memberikan kebanggaan kepada Merah Putih melalui prestasi olahraga. Ironisnya meski sudah memberikan jasa bagi negara di masa lalu, kini kehidupan para mantan atlet ini jauh dari kata layak.
Dahlan menyebutkan sudah saatnya olahraga Indonesia maju. Apalagi kini perdapatan per kapita nasional sudah mencapai USD3.800. Dengan APBN yang mencapai Rp1.500 Triliun pada 2013 ini, seharusnya olahraga Indonesia bisa mencapai titik yang lebih maju.

“Saya dulu merasakan membina olahraga sampai jatuh bangun. Dalam masa kontemplasi saya, saya merenung dan mencari sebab kenapa olahraga tidak bisa maju. Lalu saya temukan olahraga belum maju karena ekonomi belum bagus. Saat itu pendapatan per kapita kita masih USD800. Saya berpikir saat itu kalau sudah mencapai USD3 ribu, mungkin akan membaik. Kini sudah lebih dari USD3 ribu, seharusnya bisa maju. Semoga ini menjadi momentum bagus,” tutur Dahlan.

Olahraga Indonesia saat ini memang membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah. Lantas bagaimana uluran tangan pemerintah kepada olahraga Indonesia? “Kementrian BUMN akan ada program khusus dengan KONI. Pokoknya akan ada bentuk kerja sama untuk menaikkan prestasi. Konsepnya sedang dalam penggarapan. Dua minggu lagi jadi. Tunggu saja,” ujar Dahlan.

Tak lupa mantan Dirut PLN itu mewakili para mantan atlet mengucapkan terima kasih atas kepedulian PT Jasa Marga kepada mereka. Para mantan atlet ini menerima santunan sebesar Rp50 juta per orang.

Dalam penyerahan tali asih, Dahlan juga menolak cara pemberian santunan dengan memanggil atlet maju ke panggung dan bersalaman. “Kita datangi saja mereka,” kata Dahlan kepada Dirut PT Jasa Marga Adityawarman dan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman.

Dirut PT Jasa Marga Adityawarman betutur dalam rangka ulang tahun perusahaan plat merah bidang konstruksi dan pra sarana angkutan yang jatuh 1 Maret lalu, tali asih merupakan wujud apresiasi kepada anak bangsa yang pernah membuat besar nama bangsa ini. “Kami berharap bukan besar nominal yang dilihat. Namun ini adalah wujud penghargaan kami kepada mantan atlet atas prestasi internasional mereka,” ujar Adityawarman.
Ketua umum KONI Pusat Tono Suratman juga bangga dengan yang dilakukan Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga. “Saya kira, inilah satu-satunya kementrian yang berbagi asih dengan atlet,” kata Tono.

Di sisi lain, mantan atlet Dayung nasional Leni Haini sangat bersyukur ada perusahaan negara yang peduli kepada kehidupan mantan atlet. “Saya sangat terharu dengan acara ini. Kami merasa orang yang pernah berbuat sesuatu untuk negara ini, ketika sudah tak bisa apa-apa merasa lebih diperhatikan,” sebut peraih medali emas Kejuaraan Dunia Perahu Naga 1996 dan emas SEA Games 1997 itu.

Leni yang kesehariannya bekerja sebagai buruh cuci di Kota Jambi datang bersama putrinya Habibatul Faseha. Putrinya tersebut kini menderita penyakit kulit langka epidermolysis (kerapuhan kulit). Leni juga haru saat Dahlan sebelum acara tanpa sungkan menggendong putrinya tersebut.

Mantan atlet binaragaWimpi Wungow juga tak bisa berkata banyak saat menerima tali asih. Mata pria berusia 49 tahun itu berkaca-kaca. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai jasa pengamanan pribadi itu menilai upaya Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga harus diberikan acungan jempol. “Saya sudah nggak bisa ngomong lagi. Mungkin negara ini masih belum bisa menghargai para atlet yang sudah mendedikasikan sekian hidupanya untuk kemajuan olahraga,” sebut periah medali perak Binaraga Asian Games 2002 di Busan, KOrsel tersebut.

Jimmy Sinantan juga bersyukur ada pihak-pihak yang meberikan kepedulian kepada mantan atlet. Peraih perak ASEAN di Singapura 1976 itu kini hidup sebatang kara di kawasan Jakarta Timur dan hidup menumpang di rumah temannya. “Saya hanya bisa berujar terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga. Semoga kepedulian mereka saat ini akan menghasilkan kemajuan bagi olahraga,” jelas Jimmy. (dra/jpnn)

JAKARTA-Mata Leni Haini berkaca-kaca. Leni masih belum percaya dirinya baru saja berjabat tangan dengan Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, Senin (4/3) di Ruang Pertemuan KONI Pusat, bersama 14 orang mantan atlet berprestasi lainnya, Leni menerima tali asih dalam rangka ulang tahun ke-35 PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Acara tersebut digagas oleh Dahlan sebagai wujud kepedulian negara kepada orang-orang yang sudah memberikan kebanggaan kepada Merah Putih melalui prestasi olahraga. Ironisnya meski sudah memberikan jasa bagi negara di masa lalu, kini kehidupan para mantan atlet ini jauh dari kata layak.
Dahlan menyebutkan sudah saatnya olahraga Indonesia maju. Apalagi kini perdapatan per kapita nasional sudah mencapai USD3.800. Dengan APBN yang mencapai Rp1.500 Triliun pada 2013 ini, seharusnya olahraga Indonesia bisa mencapai titik yang lebih maju.

“Saya dulu merasakan membina olahraga sampai jatuh bangun. Dalam masa kontemplasi saya, saya merenung dan mencari sebab kenapa olahraga tidak bisa maju. Lalu saya temukan olahraga belum maju karena ekonomi belum bagus. Saat itu pendapatan per kapita kita masih USD800. Saya berpikir saat itu kalau sudah mencapai USD3 ribu, mungkin akan membaik. Kini sudah lebih dari USD3 ribu, seharusnya bisa maju. Semoga ini menjadi momentum bagus,” tutur Dahlan.

Olahraga Indonesia saat ini memang membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah. Lantas bagaimana uluran tangan pemerintah kepada olahraga Indonesia? “Kementrian BUMN akan ada program khusus dengan KONI. Pokoknya akan ada bentuk kerja sama untuk menaikkan prestasi. Konsepnya sedang dalam penggarapan. Dua minggu lagi jadi. Tunggu saja,” ujar Dahlan.

Tak lupa mantan Dirut PLN itu mewakili para mantan atlet mengucapkan terima kasih atas kepedulian PT Jasa Marga kepada mereka. Para mantan atlet ini menerima santunan sebesar Rp50 juta per orang.

Dalam penyerahan tali asih, Dahlan juga menolak cara pemberian santunan dengan memanggil atlet maju ke panggung dan bersalaman. “Kita datangi saja mereka,” kata Dahlan kepada Dirut PT Jasa Marga Adityawarman dan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman.

Dirut PT Jasa Marga Adityawarman betutur dalam rangka ulang tahun perusahaan plat merah bidang konstruksi dan pra sarana angkutan yang jatuh 1 Maret lalu, tali asih merupakan wujud apresiasi kepada anak bangsa yang pernah membuat besar nama bangsa ini. “Kami berharap bukan besar nominal yang dilihat. Namun ini adalah wujud penghargaan kami kepada mantan atlet atas prestasi internasional mereka,” ujar Adityawarman.
Ketua umum KONI Pusat Tono Suratman juga bangga dengan yang dilakukan Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga. “Saya kira, inilah satu-satunya kementrian yang berbagi asih dengan atlet,” kata Tono.

Di sisi lain, mantan atlet Dayung nasional Leni Haini sangat bersyukur ada perusahaan negara yang peduli kepada kehidupan mantan atlet. “Saya sangat terharu dengan acara ini. Kami merasa orang yang pernah berbuat sesuatu untuk negara ini, ketika sudah tak bisa apa-apa merasa lebih diperhatikan,” sebut peraih medali emas Kejuaraan Dunia Perahu Naga 1996 dan emas SEA Games 1997 itu.

Leni yang kesehariannya bekerja sebagai buruh cuci di Kota Jambi datang bersama putrinya Habibatul Faseha. Putrinya tersebut kini menderita penyakit kulit langka epidermolysis (kerapuhan kulit). Leni juga haru saat Dahlan sebelum acara tanpa sungkan menggendong putrinya tersebut.

Mantan atlet binaragaWimpi Wungow juga tak bisa berkata banyak saat menerima tali asih. Mata pria berusia 49 tahun itu berkaca-kaca. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai jasa pengamanan pribadi itu menilai upaya Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga harus diberikan acungan jempol. “Saya sudah nggak bisa ngomong lagi. Mungkin negara ini masih belum bisa menghargai para atlet yang sudah mendedikasikan sekian hidupanya untuk kemajuan olahraga,” sebut periah medali perak Binaraga Asian Games 2002 di Busan, KOrsel tersebut.

Jimmy Sinantan juga bersyukur ada pihak-pihak yang meberikan kepedulian kepada mantan atlet. Peraih perak ASEAN di Singapura 1976 itu kini hidup sebatang kara di kawasan Jakarta Timur dan hidup menumpang di rumah temannya. “Saya hanya bisa berujar terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Kementrian BUMN dan PT Jasa Marga. Semoga kepedulian mereka saat ini akan menghasilkan kemajuan bagi olahraga,” jelas Jimmy. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/