25.1 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Pertarungan Terakhir di Kelas Bulu

JAKARTA-Pertarungan Daud Yordan versus Simpiwe Vetyeka menjadi pertarungan pamungkas Daud di kelas bulu (57,1 kilogram). Setelah pertarungan ini, petinju yang dijuluki Cino itu ingin naik ke kelas bulu super (59 kilogram).

Daud mengaku sudah menjalani latihan di Kalbar sejak tiga bulan lalu untuk menghadapi lawannya kali ini. “Saya melakukan tiga tahapan persiapan. Yakni persiapan umum, khusus, dan sparring partner. Saat ini masa persiapan saya sudah masuk ke program sparring partner,” tuturnya kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos), Selasa (5/3).

Saat ditanya apakah ada persiapan khusus dari sparring partner itu, Daud mengakuinya. “Ya, pastinya telah melihat video Vetyeka, saya berusaha mencari yang gaya bertarungnya mirip dengan dia. Saya adaptasi dengan karakter lawan yang akan saya hadapi,” jelasnya.

Daud juga mengaku pada laga kali ini ia mencari tantangan. “Ini akan menjadi pertarungan saya di kelas bulu yang terakhir. Setelah ini saya akan naik ke kelas bulu super. Saya ingin mencari tantangan tentunya. Inisiatif untuk naik kelas ini datangnya dari saya. Saya ingin sesuatu yang lebih. Jadi lawan Vetyeka ini saya akan habis-habisan,” katanya.

Ia juga mengatakan, ingin meniru langkah petinju profesional lainnya. “Ya. Saya meniru apa yang dilakukan Miguel Cotto. Saya mengidolainya. Bahkan anak saya juga ada nama Miguel-nya,” ungkap Daud.

Saat dihadapkan dengan pertanyaan, siapkah Cino memulai segala sesuatu dari nol saat beralih ke kelas bulu super? Ia mengatakan, dengan status juara dunia IBO dari kelas bulu, ia tidak akan susah bernegoisasi dengan promotor.

Daud mengaku pindah ke bulu super bukan karena kehabisan lawan yang sepadan. “Bukan berarti nggak ada yang jagoan. Ada beberapa faktor. Misalnya berat badan atau ingin karir yang lebih cemerlang. Kalau untuk saya pribadi, saya merasa bisa bersaing. Beberapa kali saya sudah merasakan naik kelas dan bertarunng di atas kelas bulu,” katanya. Menurutnya, keluarga juga sangat mendukung tentang perpindahan kelas ini. “Pastinya. Karena keluarga memberrikan dukungan 100 persen. Motivasi semakin bertambah setelah saya punya keturunan,” ujar Daud.

Daud membeberkan, bermain di mana saja tak masalah. “Yang terpenting justru latihan. Main di manapun kalau persiapan atau latihan matang, saya yakin memberikan hasil maksimal,” jelasnya.

Mengenai keoptimisan mempertahankan gelar, Daud meminta dukungan dari semua pihak. “Lewat pemberitaan dari teman-teman media, saya ingin meminta restu dari publik tanah air. Saya harap semua memberikan doa kepada saya dan Chris John yang mewakili nama bangsa ini. Demi Indonesia dan Merah Putih,” tandasnya. (dra/jpnn)

JAKARTA-Pertarungan Daud Yordan versus Simpiwe Vetyeka menjadi pertarungan pamungkas Daud di kelas bulu (57,1 kilogram). Setelah pertarungan ini, petinju yang dijuluki Cino itu ingin naik ke kelas bulu super (59 kilogram).

Daud mengaku sudah menjalani latihan di Kalbar sejak tiga bulan lalu untuk menghadapi lawannya kali ini. “Saya melakukan tiga tahapan persiapan. Yakni persiapan umum, khusus, dan sparring partner. Saat ini masa persiapan saya sudah masuk ke program sparring partner,” tuturnya kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos), Selasa (5/3).

Saat ditanya apakah ada persiapan khusus dari sparring partner itu, Daud mengakuinya. “Ya, pastinya telah melihat video Vetyeka, saya berusaha mencari yang gaya bertarungnya mirip dengan dia. Saya adaptasi dengan karakter lawan yang akan saya hadapi,” jelasnya.

Daud juga mengaku pada laga kali ini ia mencari tantangan. “Ini akan menjadi pertarungan saya di kelas bulu yang terakhir. Setelah ini saya akan naik ke kelas bulu super. Saya ingin mencari tantangan tentunya. Inisiatif untuk naik kelas ini datangnya dari saya. Saya ingin sesuatu yang lebih. Jadi lawan Vetyeka ini saya akan habis-habisan,” katanya.

Ia juga mengatakan, ingin meniru langkah petinju profesional lainnya. “Ya. Saya meniru apa yang dilakukan Miguel Cotto. Saya mengidolainya. Bahkan anak saya juga ada nama Miguel-nya,” ungkap Daud.

Saat dihadapkan dengan pertanyaan, siapkah Cino memulai segala sesuatu dari nol saat beralih ke kelas bulu super? Ia mengatakan, dengan status juara dunia IBO dari kelas bulu, ia tidak akan susah bernegoisasi dengan promotor.

Daud mengaku pindah ke bulu super bukan karena kehabisan lawan yang sepadan. “Bukan berarti nggak ada yang jagoan. Ada beberapa faktor. Misalnya berat badan atau ingin karir yang lebih cemerlang. Kalau untuk saya pribadi, saya merasa bisa bersaing. Beberapa kali saya sudah merasakan naik kelas dan bertarunng di atas kelas bulu,” katanya. Menurutnya, keluarga juga sangat mendukung tentang perpindahan kelas ini. “Pastinya. Karena keluarga memberrikan dukungan 100 persen. Motivasi semakin bertambah setelah saya punya keturunan,” ujar Daud.

Daud membeberkan, bermain di mana saja tak masalah. “Yang terpenting justru latihan. Main di manapun kalau persiapan atau latihan matang, saya yakin memberikan hasil maksimal,” jelasnya.

Mengenai keoptimisan mempertahankan gelar, Daud meminta dukungan dari semua pihak. “Lewat pemberitaan dari teman-teman media, saya ingin meminta restu dari publik tanah air. Saya harap semua memberikan doa kepada saya dan Chris John yang mewakili nama bangsa ini. Demi Indonesia dan Merah Putih,” tandasnya. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/