30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Icuk Tunggu Respon BAKI dan BAORI

JAKARTA- Sudah sepekan Icuk Sugiarto melayangkan gugatan kepada Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) dan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) terkait Munas PBSI yang menurutnya sarat masalah. Icuk menyatakan saat ini dirinya tengah menunggu respon dari kedua badan arbitrase olahraga tersebut.

“Sekarang saya hanya menunggu respon mereka. Yang terpenting adalah bagaimana tindakan kedua badan arbitrase tersebut. Semoga ke depannya di Munas PB PBSI atau Pengprov PBSI bisa berjalan sportif,” kata Icuk kemarin.

Juara dunia nomor tunggal putra edisi 1983 ini menyatakan apa yang dilakukannya ini adalah bentuk keterpanggilan dirinya untuk memperbaiki sistem yang ada. “Kalau saya mendiamkan kejadian Munas di Yogyakarta, dampaknya ke level bawah akan jelek. Nantinya akan berdampak di pengprov-pengprov. Nanti bisa ada sebuah kondisi yang tidak fair yang berkelanjutan,” sambungnya.

Seperti diketahui, Jum’at pekan lalu (28/9), Icuk Sugiarto didampingi pengacara Juchli Imran Putra dan Ketua Umum Pengprov PBSI Riau dan NTB, secara resmi melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam Munas kepada BAKI dan BAORI. Salah satu calon Ketum di Munas PB PBSI 20-22 September lalu itu menggugat hasil Munas yang menurutnya cacat hukum.

Salah satu legenda bulu tangkis tanah air itu merasa diperlakukan tidak fair dalam proses pemilihan Ketu PBSI yang akhirnya dimenangkan secara aklamasi oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Icuk dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengprov DKI, menyerahkan berkas pelaporan pelanggaran dan gugatan Munas PBSI itu kepada dua lembaga arbitrase tersebut. Secara prbadi sebagai calon Ketum, Icuk juga berencana melaporkan perlakukan tidak menyenangkan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.

Sebelumnya, Ketum PB PBSI demisinoner Djoko Santoso menegaskan siap menghadapi gugatan jika Icuk Sugiarto benar-benar melakukannya. Tapi Djoko tetap berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Tantangan bulu tangkis ke depan makin berat. Untuk apa berkonflik. Lebih baik bersatu membangun dunia bulu tangkis kita,” kata Djoko. (ali/jpnn)

JAKARTA- Sudah sepekan Icuk Sugiarto melayangkan gugatan kepada Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) dan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) terkait Munas PBSI yang menurutnya sarat masalah. Icuk menyatakan saat ini dirinya tengah menunggu respon dari kedua badan arbitrase olahraga tersebut.

“Sekarang saya hanya menunggu respon mereka. Yang terpenting adalah bagaimana tindakan kedua badan arbitrase tersebut. Semoga ke depannya di Munas PB PBSI atau Pengprov PBSI bisa berjalan sportif,” kata Icuk kemarin.

Juara dunia nomor tunggal putra edisi 1983 ini menyatakan apa yang dilakukannya ini adalah bentuk keterpanggilan dirinya untuk memperbaiki sistem yang ada. “Kalau saya mendiamkan kejadian Munas di Yogyakarta, dampaknya ke level bawah akan jelek. Nantinya akan berdampak di pengprov-pengprov. Nanti bisa ada sebuah kondisi yang tidak fair yang berkelanjutan,” sambungnya.

Seperti diketahui, Jum’at pekan lalu (28/9), Icuk Sugiarto didampingi pengacara Juchli Imran Putra dan Ketua Umum Pengprov PBSI Riau dan NTB, secara resmi melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam Munas kepada BAKI dan BAORI. Salah satu calon Ketum di Munas PB PBSI 20-22 September lalu itu menggugat hasil Munas yang menurutnya cacat hukum.

Salah satu legenda bulu tangkis tanah air itu merasa diperlakukan tidak fair dalam proses pemilihan Ketu PBSI yang akhirnya dimenangkan secara aklamasi oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.

Icuk dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengprov DKI, menyerahkan berkas pelaporan pelanggaran dan gugatan Munas PBSI itu kepada dua lembaga arbitrase tersebut. Secara prbadi sebagai calon Ketum, Icuk juga berencana melaporkan perlakukan tidak menyenangkan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.

Sebelumnya, Ketum PB PBSI demisinoner Djoko Santoso menegaskan siap menghadapi gugatan jika Icuk Sugiarto benar-benar melakukannya. Tapi Djoko tetap berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Tantangan bulu tangkis ke depan makin berat. Untuk apa berkonflik. Lebih baik bersatu membangun dunia bulu tangkis kita,” kata Djoko. (ali/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/