26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Baru Capai Target Minimal

 

Timnas Argentina berhasil maju ke babak perempat final.
Timnas Argentina berhasil maju ke babak perempat final Piala Dunia.

SUMUTPOS.CO – Piala Dunia 2014 menjadi kebangkitan prestasi La Albiceleste “sebutan Argentina’? Mungkin terlalu cepat mengasumsikannya, tapi juga tidak terlalu dini. Setidaknya, Argentina kini hanya tinggal dua step lagi meraih gelar Piala Dunia ketiganya setelah era jadul 1978 dan 1986.

La Albiceleste juga tinggal satu fase lagi menyamai prestasi yang sudah berlalu tiga windu silam. Tepatnya di Piala Dunia 1990 ketika Carlos Bilardo bersama anak asuhnya seperti Diego Maradona, Claudio Caniggia, Oscar Ruggeri, dan Sergio Batista finis runner-up di Italia.

Argentina kala itu sejatinya di ambang back-to-back setelah menyingkirkan tuan rumah melalui adu penalti di semifinal. Sayang, di partai puncak, Maradona cs harus menyerah 0-1 dari Jerman Barat via gol penalti Andreas Brehme lima menit sebelum waktu normal berakhir.

Jerman Barat yang kemudian bersatu menjadi Jerman itu pun seakan ditakdirkan menjadi penghancur mimpi Argentina. Bagaimana tidak, di Piala Dunia 2006 dan 2010, Argentina kalah beruntun dari tim berjuluk Die Mannschaft tersebut.

Kekalahan itu pun terjadi di perempat final. Fase yang selalu menjadi tembok penghalang laju Argentina di event mayor. Itu karena La Albiceleste juga kandas di fase 8 besar dalam Piala Dunia 1998 maupun dalam Copa America 2011 di kandang sendiri.

Namun, kemenangan 1-0 atas Belgia di Estadio Nacional Mane Garrincha kemarin seakan mengakhiri momok Argentina. Gol semata wayang Gonzalo Higuain pada menit kedelapan disambut sangat meriah oleh publik negeri Eva Peron tersebut.

Berdasarkan laporan koran-koran lokal Argentina berbahasa Spanyol seperti Ole, Clarin, dan La Nacion, fans berpesta pora di seantero negeri. Di Buenos Aires, misalnya. Meski hujan mengguyur, ribuan fans yang menyanyi dan berjingkrak untuk merayakan kemenangan Messi cs.

“Kami sudah mencapai empat besar. Dan, kami ingin lebih dari ini,” ucap Messi kepada Ole. “Menjadi salah seorang pemain yang akhirnya menghancurkan tembok perempat final rasanya sangat hebat,” imbuh pemain yang kini menyamai caps Maradona (91 caps) tersebut.

Sementara pelatih Argentina Alejandro Sabella menegaskan bahwa semifinal merupakan target minimal timnya. “Kita lihat saja apakah kami bisa melangkah lebih jauh,” ungkapnya kepada Clarin.

Di semifinal, Argentina akan berhadapan dengan Belanda yang menyingkirkan Kosta Rika via adu penalti 4-3. Lawan yang secara statistik cukup berat. Belanda memang tim yang dikalahkan Argentina lewat adu penalti saat merengkuh juara dunia pertamanya (1978).

Tapi, itu menjadi satu-satunya kemenangan resmi karena dalam tiga laga Piala Dunia lainnya, Argentina tak pernah menang. La Albiceleste juga dua kali seri dan dua kali kalah dalam empat friendly kontra Oranje ” sebutan Belanda.

Entah karena statistik itu atau karena kecewa kalah, Belgia mendukung Belanda bisa membalaskan dendam mereka di semifinal. Bek kiri Belgia Jan Vertonghen termasuk yang memberi dukungan kepada negeri tetangganya tersebut.

“Belanda sangat kuat, bermain sabar, dan memainkan sepak bola bagus di turnamen ini. Mereka punya kualitas mengeliminasi Argentina,” tutur Vertonghen kepada Goal.

Sementara pelatih Belgia Marc Wilmots menilai Argentina hanya tim biasa-biaa saja. “Saya tidak terkesan dengan permainan Argentina. Kami tidak kalah secara permainan,” ucap Wilmots kepada BBC. (nur/dns)

 

Timnas Argentina berhasil maju ke babak perempat final.
Timnas Argentina berhasil maju ke babak perempat final Piala Dunia.

SUMUTPOS.CO – Piala Dunia 2014 menjadi kebangkitan prestasi La Albiceleste “sebutan Argentina’? Mungkin terlalu cepat mengasumsikannya, tapi juga tidak terlalu dini. Setidaknya, Argentina kini hanya tinggal dua step lagi meraih gelar Piala Dunia ketiganya setelah era jadul 1978 dan 1986.

La Albiceleste juga tinggal satu fase lagi menyamai prestasi yang sudah berlalu tiga windu silam. Tepatnya di Piala Dunia 1990 ketika Carlos Bilardo bersama anak asuhnya seperti Diego Maradona, Claudio Caniggia, Oscar Ruggeri, dan Sergio Batista finis runner-up di Italia.

Argentina kala itu sejatinya di ambang back-to-back setelah menyingkirkan tuan rumah melalui adu penalti di semifinal. Sayang, di partai puncak, Maradona cs harus menyerah 0-1 dari Jerman Barat via gol penalti Andreas Brehme lima menit sebelum waktu normal berakhir.

Jerman Barat yang kemudian bersatu menjadi Jerman itu pun seakan ditakdirkan menjadi penghancur mimpi Argentina. Bagaimana tidak, di Piala Dunia 2006 dan 2010, Argentina kalah beruntun dari tim berjuluk Die Mannschaft tersebut.

Kekalahan itu pun terjadi di perempat final. Fase yang selalu menjadi tembok penghalang laju Argentina di event mayor. Itu karena La Albiceleste juga kandas di fase 8 besar dalam Piala Dunia 1998 maupun dalam Copa America 2011 di kandang sendiri.

Namun, kemenangan 1-0 atas Belgia di Estadio Nacional Mane Garrincha kemarin seakan mengakhiri momok Argentina. Gol semata wayang Gonzalo Higuain pada menit kedelapan disambut sangat meriah oleh publik negeri Eva Peron tersebut.

Berdasarkan laporan koran-koran lokal Argentina berbahasa Spanyol seperti Ole, Clarin, dan La Nacion, fans berpesta pora di seantero negeri. Di Buenos Aires, misalnya. Meski hujan mengguyur, ribuan fans yang menyanyi dan berjingkrak untuk merayakan kemenangan Messi cs.

“Kami sudah mencapai empat besar. Dan, kami ingin lebih dari ini,” ucap Messi kepada Ole. “Menjadi salah seorang pemain yang akhirnya menghancurkan tembok perempat final rasanya sangat hebat,” imbuh pemain yang kini menyamai caps Maradona (91 caps) tersebut.

Sementara pelatih Argentina Alejandro Sabella menegaskan bahwa semifinal merupakan target minimal timnya. “Kita lihat saja apakah kami bisa melangkah lebih jauh,” ungkapnya kepada Clarin.

Di semifinal, Argentina akan berhadapan dengan Belanda yang menyingkirkan Kosta Rika via adu penalti 4-3. Lawan yang secara statistik cukup berat. Belanda memang tim yang dikalahkan Argentina lewat adu penalti saat merengkuh juara dunia pertamanya (1978).

Tapi, itu menjadi satu-satunya kemenangan resmi karena dalam tiga laga Piala Dunia lainnya, Argentina tak pernah menang. La Albiceleste juga dua kali seri dan dua kali kalah dalam empat friendly kontra Oranje ” sebutan Belanda.

Entah karena statistik itu atau karena kecewa kalah, Belgia mendukung Belanda bisa membalaskan dendam mereka di semifinal. Bek kiri Belgia Jan Vertonghen termasuk yang memberi dukungan kepada negeri tetangganya tersebut.

“Belanda sangat kuat, bermain sabar, dan memainkan sepak bola bagus di turnamen ini. Mereka punya kualitas mengeliminasi Argentina,” tutur Vertonghen kepada Goal.

Sementara pelatih Belgia Marc Wilmots menilai Argentina hanya tim biasa-biaa saja. “Saya tidak terkesan dengan permainan Argentina. Kami tidak kalah secara permainan,” ucap Wilmots kepada BBC. (nur/dns)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/