26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

PON XVIII Kian Dekat, Venue Masih Mengkhawatirkan

JAKARTA- Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 hanya menyisakan waktu kurang lebih sebulan lagi. Meski waktu kian sempit, bukan berarti permasalahan semakin berkurang. Sebaliknya, bermacam masalah justru mengemuka seiring lambannya PB PON menyiapkan multieven olahraga empat tahunan tersebut. Yang paling urgent ialah kondisi delapan venue yang belum juga selesai dibangun. Delapan venue itu ialah menembak, biliar, boling, baseball, softbal, squash, futsal serta panahan.

Kondisi tersebut langsung memantik sikap para Pengurus Besar (PB) masing-masing cabor. PP Perpani, misalnya. Kabid Binpres Nyoman Budiana terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya tentang persiapan Riau menggelar PON. Bukan hanya dari segi venue, tetapi juga peralatan pertandingan yang belum jelas juntrungnya. Dari 30 item peralatan yang dinginkan PP Perpani, Riau hanya sanggup memenuhi lima di antaranya. Itupun dengan jumlah yang tak sesuai keinginan PP Perpani. Yakni bantalan (30 biji dari 100 yang diinginkan PP Perpani), kaki bantalan (30/100), target face 122 cm (250), target face 80 ring 6 (350/750) serta target face 80 ring 5 (500/750).

“Kondisi venue pertandingan juga tidak rata. Banyak lubangnya. Itu membahayakan atlet karena bisa keseleo. Kami sudah meminta untuk diratakan dengan pasir. Kalau tidak bisa, kami sudah mendapatkan lokasi untuk pemindahan venue,” terang Nyoman saat ditemui di kantor PP Perpani kemarin.
Pria asli Bali tersebut kian geram karena PP Perpani sebenarnya sudah memberikan advice sejak Januari 2011 lalu. Mereka juga sering melakukan pertemuan. Sayangnya, semua saran serta pertemuan tersebut hanya masuk di telinga kanan dan keluar telinga kiri. Karena itu, PP Perpani langsung menyiapkan deadline untuk PB PON.

“Lapangan harus selesai tanggal 25 Agustus. Sementara peralatan harus siap pada 1 September nanti. Kuantitas dan kualitas peralatan juga harus sesuai. Jika tidak, kami tak berani merekomendasikan,” tegas Nyoman.

PB PON bukannya tutup mata dengan kritik bertubi-tubi yang dialamatkan kepada mereka. Namun, mereka memilih bermain aman dengan cara melemparkan optimisme. Ketua I PB PON Emrizal Pakis menyatakan, pihaknya memang mendapatkan beberapa saran untuk memindahkan lokasi pertandingan.

“Kami selaku tuan rumah telah menyiapkan 45 venues pertandingan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau. Dan, tetap meyakinkan seluruh pihak yang hadir bahwa seluruh venues bisa dimanfaatkan pada PON mendatang sebagai tempat pertandingan,” kata Emrizal.

Plt Kadispora Riau tersebut menambahkan, kekhawatiran hanya tersisa di beberapa venue yang kemungkinan besar tidak akan selesai tepat waktu.
“Selama bisa digunakan sebagai fungsional pertandingan, tidak ada masalah. Dan memang kami manfaatkan venues meskipun ada beberapa yang masih minimalis. Terkait venue menembak di Rumbai, saat ini kegiatan sudah masuk tahap pemasangan peralatan. Pihak pelaksana terus memaksimalkan persiapan dengan minimalis dan bisa fungsional, dan memang tidak bisa siap 100 persen,” ucap Emrizal. (ru/ali/egp/jpnn)

JAKARTA- Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 hanya menyisakan waktu kurang lebih sebulan lagi. Meski waktu kian sempit, bukan berarti permasalahan semakin berkurang. Sebaliknya, bermacam masalah justru mengemuka seiring lambannya PB PON menyiapkan multieven olahraga empat tahunan tersebut. Yang paling urgent ialah kondisi delapan venue yang belum juga selesai dibangun. Delapan venue itu ialah menembak, biliar, boling, baseball, softbal, squash, futsal serta panahan.

Kondisi tersebut langsung memantik sikap para Pengurus Besar (PB) masing-masing cabor. PP Perpani, misalnya. Kabid Binpres Nyoman Budiana terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya tentang persiapan Riau menggelar PON. Bukan hanya dari segi venue, tetapi juga peralatan pertandingan yang belum jelas juntrungnya. Dari 30 item peralatan yang dinginkan PP Perpani, Riau hanya sanggup memenuhi lima di antaranya. Itupun dengan jumlah yang tak sesuai keinginan PP Perpani. Yakni bantalan (30 biji dari 100 yang diinginkan PP Perpani), kaki bantalan (30/100), target face 122 cm (250), target face 80 ring 6 (350/750) serta target face 80 ring 5 (500/750).

“Kondisi venue pertandingan juga tidak rata. Banyak lubangnya. Itu membahayakan atlet karena bisa keseleo. Kami sudah meminta untuk diratakan dengan pasir. Kalau tidak bisa, kami sudah mendapatkan lokasi untuk pemindahan venue,” terang Nyoman saat ditemui di kantor PP Perpani kemarin.
Pria asli Bali tersebut kian geram karena PP Perpani sebenarnya sudah memberikan advice sejak Januari 2011 lalu. Mereka juga sering melakukan pertemuan. Sayangnya, semua saran serta pertemuan tersebut hanya masuk di telinga kanan dan keluar telinga kiri. Karena itu, PP Perpani langsung menyiapkan deadline untuk PB PON.

“Lapangan harus selesai tanggal 25 Agustus. Sementara peralatan harus siap pada 1 September nanti. Kuantitas dan kualitas peralatan juga harus sesuai. Jika tidak, kami tak berani merekomendasikan,” tegas Nyoman.

PB PON bukannya tutup mata dengan kritik bertubi-tubi yang dialamatkan kepada mereka. Namun, mereka memilih bermain aman dengan cara melemparkan optimisme. Ketua I PB PON Emrizal Pakis menyatakan, pihaknya memang mendapatkan beberapa saran untuk memindahkan lokasi pertandingan.

“Kami selaku tuan rumah telah menyiapkan 45 venues pertandingan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Riau. Dan, tetap meyakinkan seluruh pihak yang hadir bahwa seluruh venues bisa dimanfaatkan pada PON mendatang sebagai tempat pertandingan,” kata Emrizal.

Plt Kadispora Riau tersebut menambahkan, kekhawatiran hanya tersisa di beberapa venue yang kemungkinan besar tidak akan selesai tepat waktu.
“Selama bisa digunakan sebagai fungsional pertandingan, tidak ada masalah. Dan memang kami manfaatkan venues meskipun ada beberapa yang masih minimalis. Terkait venue menembak di Rumbai, saat ini kegiatan sudah masuk tahap pemasangan peralatan. Pihak pelaksana terus memaksimalkan persiapan dengan minimalis dan bisa fungsional, dan memang tidak bisa siap 100 persen,” ucap Emrizal. (ru/ali/egp/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/