MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di saat cabang olahraga lainnya berambisi untuk meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 mendatang, Perserikatan Baseball dan Softball Indonesia (Perbasasi) Sumatera Utara justru berbeda. Mereka hanya berambisi meraih medali perak.
Hal itu dikatakan Sekretaris Pengprov Perbasasi Sumut, Erwin Syahputra di Posko Publikasi PON XXI kantor Dispora Sumut, Senin (7/8/2023). Erwin datang didampingi pelatih Hasan Latumaha, Rahmansyah, Chandra F Duha, dan Arif Hidayat.
Erwin menjelaskan, dari tiga nomor yang dipertandingkan, Sumut hanya mengikuti nomor softball putri dan baseball putra. Sedangkan softball putra absen, karena ketiadaan atlet. Dari dua nomor itu, Sumut optimis bisa masuk final.
“Jadi kita tidak muluk-muluk dan hanya mematok target masuk final. Artinya merebut medali perak,” ujarnya.
Atlet softball dan baseball sudah menjalani pelatda sejak Oktober 2022 lalu di lapangan Rimbawan samping kampus USU. Pelatda diikuti 20 atlet baseball dan 17 atlet softball putrid. Mereka dijaring melalui Kejurda tahun 2022 lalu.
Selain latihan rutin, softball dan baseball juga menerapkan latihan tambahan melalui metode ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). “Kita juga akan melakukan try out dua kali sebelum terjun ke PON 2024 untuk mengukur kekuatan tim-tim lain dan kemampuan tim kita sendiri,” tambahnya.
Untuk menambah semangat atlet, Pengprov Perbasasi Sumut juga memberikan pesan-pesan optimis, positif dan empowerment, fighting spirit dan lainnya. “Perbasasi Sumut memang bukan yang terbaik, tapi secara tim kita akan berusaha menjadi yang terbaik. Perjuangan kita di PON ini adalah sejarah, maka kami minta kepada pemain untuk membuat sejarah yang baik kepada Sumatera Utara. Itulah yang selalu kami tanamkan kepada para atlet dan pelatih,” ujarnya.
Sementara itu pelatih softball Hasan Latumahu mengatakan, pada PON XXI Sumut diuntungkan dengan pembatasan usia pemain minimal 23 tahun. Melalui ketentuan baru yang diterapkan sejak Kejurnas 2022 ini, kekuatan semua daerah merata.
“Jika selama ini didominasi DKI Jakarta, Jatim, Banten dan Jabar, kini hampir semua daerah merata. Pasalnya, pemain-pemain berpengalaman sudah tidak bisa ikut pada PON XXI,” ujarnya. (dek)