33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

3 PSMS V PERSEPAM 2: Final Kami Datang!

Foto: Istimewa Selebrasi PSMS kontra Persepam, Rabu (9/9/2015).
Foto: Istimewa
Selebrasi PSMS kontra Persepam, Rabu (9/9/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS ke Final! Sudah cukup lama para pecinta PSMS asing dengan kalimat itu. Tentu saja ini menandakan jika Ayam Kinantan sudah lama tidak menginjak partai puncak suatu kejuaraan. Namun Rabu (9/9) di Gelora Bung Tomo, Surabaya kalimat itu kembali terdengar. PSMS ke final Piala Kemerdekaan 2015 usai menumbangkan Persepam Madura United dengan skor 3-2.

Ya, meski sebatas turnamen hajatan Menpora dan tim transisi, bukan kompetisi, final tetaplah final. Terakhir PSMS mencapai final pada Liga Indonesia 2007. Pecinta PSMS sudah menantikan dan menyiapkan pesta pada Minggu (13/9) nanti. Baik yang berjuang datang ke Surabaya, maupun yang mendukung dari Medan.

Asisten pelatih PSMS, Edi Syahputra mengaku kemenangan ini berkat perjuangan pemain, yang tak terpancing emosinya. “Dari babak pertama kami sudah ingatkan jangan terikut main Persepam yang mau mencoba memancing emosi kami. Anak-anak mengerti dan memainkan gayanya sendiri,” ujar Edi Syahputra asisten pelatih PSMS Medan saat temu pers.

Meskipun lolos ke final, Edi mengaku akan langsung mengevaluasi permainan. Apalagi hingga terjadi kesalahan di menit akhir pertandingan sehingga terjadi gol. “Persepam sangat baik dari kedua sayapnya, tapi kondisi fisik pemain PSMS lebih unggul. Di babak kedua kami menguasai, tapi lagi-lagi pemain masih terlalu berambisi mencetak gol, sehingga kita kecolongan. Mis komunikasi di menit akhir,” kata Edy.

Pada laga itu PSMS tampil dengan skema yang sama seperti saat laga-laga penyisihan. Tambun Naibaho didukung trio Suhandi, Erwin dan Guntur Trijai. Gelandang paling senior, Legimin Raharjo yang juga kapten tim bertugas bersama Asrul Reza di belakangnya.

Hanya saja kuartet bek Wiganda, Hardiantono, Wanda dan Syaiful Ramadan harus bekerja lebih keras. Terbukti pada menit ke-18, Persepam lebih dulu unggul. Adalah Qischil Gandrum Minny yang menyentak PSMS lewat aksi solo runnya. Lewat skema serangan balik Qischil berlari melewati dua pemain PSMS sebelum mencungkil bola melewati sergapan Guntur Pranata, kiper PSMS.

Namun PSMS tak patah arang. Pada menit ke-23, Guntur Triaji beraksi. Tendangannya dari area luar kotak penalti tak dapat dijangkau Sandi Firmansyah, kiper Persepam. Skor 1-1 membuat PSMS kembali bersemangat.

Aksi Guntur tak berhenti sampai di situ. Pemain nomor 10 PSMS ini membawa timnya berbalik unggul pada menit ke-34. Berawal dari aksi Erwin Ramdani yang menerobos kotak penalti dari sisi kiri, diteruskan dengan umpan silang yang dengan tenang ditanduk Guntur.

Unggul 2-1, PSMS kian di atas angin. Terutama saat wasit Nopendri mengusir Deni Rumba. Eks pemain PSMS yang kini memperkuat Persepam menerima kartu kuning kedua pada menit ke-37. Sebelumnya Deni sejak menit ke-6 sudah diganjar kartu kuning. Skor 2-1 menuju ruang ganti.

Di babak kedua, Persepam tampil lebih baik meskipun kalah jumlah pemain. Mereka coba mengejar namun barisan pertahanan PSMS tampil disiplin. Berkali-kali mereka mengancam lewat Sirvi Arvani, yang berlabel top skor sementara.

Malah PSMS kembali menjauh. Lewat sebuah serangan balik kerjasama Erwin Ramdani dan Aldino pada menit 79 berbuah gol ketiga. Namun skor 3-1 membuat PSMS lengah. Di masa injury time, Persepam memperkecil ketertinggalan. Blunder bek PSMS dengan umpan tanggung kepada kiper dipotong Sirvi Arvani, striker Persepam dan lalu menaklukkan Guntur 3-2.

Pelatih Persepam, Jaya Hartono pun mengakui kekalahan timnya. Menurutnya PSMS punya semangat yang lebih tinggi untuk menang. “Dari awal ini sudah saya antisipasi dan sampaikan ke pemain saya, bahwa fighting spirit PSMS sangat tinggi. Dan ini yang terjadi dan diperlihatkan,” ujar Jaya Hartono pelatih Persepam Madura. (don)

Foto: Istimewa Selebrasi PSMS kontra Persepam, Rabu (9/9/2015).
Foto: Istimewa
Selebrasi PSMS kontra Persepam, Rabu (9/9/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS ke Final! Sudah cukup lama para pecinta PSMS asing dengan kalimat itu. Tentu saja ini menandakan jika Ayam Kinantan sudah lama tidak menginjak partai puncak suatu kejuaraan. Namun Rabu (9/9) di Gelora Bung Tomo, Surabaya kalimat itu kembali terdengar. PSMS ke final Piala Kemerdekaan 2015 usai menumbangkan Persepam Madura United dengan skor 3-2.

Ya, meski sebatas turnamen hajatan Menpora dan tim transisi, bukan kompetisi, final tetaplah final. Terakhir PSMS mencapai final pada Liga Indonesia 2007. Pecinta PSMS sudah menantikan dan menyiapkan pesta pada Minggu (13/9) nanti. Baik yang berjuang datang ke Surabaya, maupun yang mendukung dari Medan.

Asisten pelatih PSMS, Edi Syahputra mengaku kemenangan ini berkat perjuangan pemain, yang tak terpancing emosinya. “Dari babak pertama kami sudah ingatkan jangan terikut main Persepam yang mau mencoba memancing emosi kami. Anak-anak mengerti dan memainkan gayanya sendiri,” ujar Edi Syahputra asisten pelatih PSMS Medan saat temu pers.

Meskipun lolos ke final, Edi mengaku akan langsung mengevaluasi permainan. Apalagi hingga terjadi kesalahan di menit akhir pertandingan sehingga terjadi gol. “Persepam sangat baik dari kedua sayapnya, tapi kondisi fisik pemain PSMS lebih unggul. Di babak kedua kami menguasai, tapi lagi-lagi pemain masih terlalu berambisi mencetak gol, sehingga kita kecolongan. Mis komunikasi di menit akhir,” kata Edy.

Pada laga itu PSMS tampil dengan skema yang sama seperti saat laga-laga penyisihan. Tambun Naibaho didukung trio Suhandi, Erwin dan Guntur Trijai. Gelandang paling senior, Legimin Raharjo yang juga kapten tim bertugas bersama Asrul Reza di belakangnya.

Hanya saja kuartet bek Wiganda, Hardiantono, Wanda dan Syaiful Ramadan harus bekerja lebih keras. Terbukti pada menit ke-18, Persepam lebih dulu unggul. Adalah Qischil Gandrum Minny yang menyentak PSMS lewat aksi solo runnya. Lewat skema serangan balik Qischil berlari melewati dua pemain PSMS sebelum mencungkil bola melewati sergapan Guntur Pranata, kiper PSMS.

Namun PSMS tak patah arang. Pada menit ke-23, Guntur Triaji beraksi. Tendangannya dari area luar kotak penalti tak dapat dijangkau Sandi Firmansyah, kiper Persepam. Skor 1-1 membuat PSMS kembali bersemangat.

Aksi Guntur tak berhenti sampai di situ. Pemain nomor 10 PSMS ini membawa timnya berbalik unggul pada menit ke-34. Berawal dari aksi Erwin Ramdani yang menerobos kotak penalti dari sisi kiri, diteruskan dengan umpan silang yang dengan tenang ditanduk Guntur.

Unggul 2-1, PSMS kian di atas angin. Terutama saat wasit Nopendri mengusir Deni Rumba. Eks pemain PSMS yang kini memperkuat Persepam menerima kartu kuning kedua pada menit ke-37. Sebelumnya Deni sejak menit ke-6 sudah diganjar kartu kuning. Skor 2-1 menuju ruang ganti.

Di babak kedua, Persepam tampil lebih baik meskipun kalah jumlah pemain. Mereka coba mengejar namun barisan pertahanan PSMS tampil disiplin. Berkali-kali mereka mengancam lewat Sirvi Arvani, yang berlabel top skor sementara.

Malah PSMS kembali menjauh. Lewat sebuah serangan balik kerjasama Erwin Ramdani dan Aldino pada menit 79 berbuah gol ketiga. Namun skor 3-1 membuat PSMS lengah. Di masa injury time, Persepam memperkecil ketertinggalan. Blunder bek PSMS dengan umpan tanggung kepada kiper dipotong Sirvi Arvani, striker Persepam dan lalu menaklukkan Guntur 3-2.

Pelatih Persepam, Jaya Hartono pun mengakui kekalahan timnya. Menurutnya PSMS punya semangat yang lebih tinggi untuk menang. “Dari awal ini sudah saya antisipasi dan sampaikan ke pemain saya, bahwa fighting spirit PSMS sangat tinggi. Dan ini yang terjadi dan diperlihatkan,” ujar Jaya Hartono pelatih Persepam Madura. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/