BARCELONA- Setelah menjalani empat lomba di Australia dan Asia, akhir pekan ini, untuk kali pertama, Formula 1 akan menjalani seri di Eropa. Sirkuit Barcelona di Spanyol akan menjadi tuan rumahnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tampil di Eropa untuk kali pertama, tim-tim biasanya mengusung spirit maupun komponen baru.
Jeda tiga pekan setelah seri keempat di Bahrain menuju Grand Prix Spanyol, tim-tim memang punya cukup waktu untuk melakukan pengembangan. Mereka juga memiliki cukup waktu untuk mengetesnya. Beberapa tim melakukannya di Sirkuit Mugello, Italia.
McLaren-Mercedes bisa jadi adalah satu tim yang mampu memaksimalkan jeda itu untuk melakukan pengembangan. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan memasang hidung baru di MP4-27 untuk GP Spanyol akhir pekan ini. Hidung baru itu bentuknya agak mirip dengan model kepala buaya yang pada awal musim ini telah menjadi tren di F1. Sebelumnya, hidung MP4-27 lurus dari depan menuju kokpit.
Hidung baru McLaren itu memang tidak setinggi milik para rival. Namun, modifikasi itu tujuannya sama, yaitu untuk meningkatkan aerodinamis mobil.
“Kami akan menurunkan komponen baru Minggu nanti. Itu akan menjadi pengalaman baru untuk pembalap kami,” kata bos McLaren Martin Whitmarsh sebagaimana dilansir Autosport. “Kami mendapatkan banyak data dari uji coba di Mugello. Itu akan menjadi bahan bagi kami untuk menentukan setingan terbaik untuk lomba,” lanjutnya.
Selain perubahan bentuk hidung, perubahan lain pada MP4-27 ada di bagian sayap depan. Fungsinya sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan aerodinamis mobil.
Performa McLaren sepanjang awal musim ini sebenarnya cukup bagus. Di klasemen konstruktor mereka menduduki klasemen kedua setelah Red Bull-Renault (101-92). Pembalap McLaren Lewis Hamilton juga ada di peringkat kedua di belakang driver Red Bull Sebastian Vettel.(nur/ang/jpnn)
Meski demikian, itu sebenarnya bukan hasil yang maksimal untuk McLaren. Beberapa kali mereka melakukan kesalahan saat pit stop sehingga membuyarkan peluang menang. Padahal, dengan ban Pirelli yang lebih cepat dibandingkan musim lalu, kecepatan melakukan pit stop memegang peranan yang lebih besar dalam menentukan sukses atau tidaknya satu tim. (nur/ang/jpnn)