32.8 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

PSMS Terancam Degradasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan membuang dua kali kesempatan masuk 12 besar Liga 2 musim 2023/2024. Meski tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut dua kali bermain di kandang, namun gagal memanfaatkan keuntungan tersebut.

Kesempatan pertama saat menghadapi Semen Padang, Jumat (1/12/2023). Saat itu Ayam Kinantan tumbang 1-2 dari Kabau Sirah. Kesempatan kedua, saat bermain imbang tanpa gol menjamu PSPS Riau, Sabtu (9/12)

Dari dua laga itu, PSMS bermain buruk dan tidak punya karakter baik pola serta strategi tidak jelas. Meski beberapa kali kesulitan mencetak gol, namun tidak ada perubahan. Para pemain bermain seperti tidak punya pelatih.

Pemain asing Jose Valencia seperti kesulitan menembus pertahanan lawan. Bahkan, peluang di depan gawang juga tidak bisa dimaksimalkan. Herannya, pelatih PSMS Miftahudin Mukson tetap mempercayakan penyerang asal Kolombia itu sebagai starter.

Beredar isu bahwa perekrutan pelatih dan pemain khususnya striker asing langsung dilakukan Direktur Utama PSMS Arifudin Maulana. Begitu juga beberapa pemain lokal merupakan rekomendasi dari Dirut, meski sampai saat ini ada yang belum pernah dimainkan.

Peran Dirut disebutkan terlalu dominan dan melakukan intervensi dalam beberapa pertandingan kandang maupun tandang. Ini terlihat pada beberapa laga, Dirut turun langsung ke bench pemain.

Bahkan dia juga kerap berperan seperti pelatih dengan berteriak-teriak memberikan instruksi kepada pemain di tengah lapangan. Direktur Teknik dan Manajer Tim pun terkesan tidak memiliki peran, hanya sebatas simbolis saja.Semua manajemen pun tidak berani menegur atau membantah Dirut.

Kini posisi PSMS di ujung tanduk. Mereka harus melakoni laga berat saat tandang ke markas Sriwijaya FC. Untuk bisa lolos ke 12 besar, Ayam Kinantan wajib bermain imbang. Namun jika kalah, Rachmad Hidayat dkk harus melakoni babak playoff degradasi.

Situasi yang dialami PSMS ini cukup miris. Pasalnya, sebagai tim yang memiliki nama besar, mereka justru terancam degradasi.

Manajemen pun diharapkan berubah, khususnya Direktur Utama. Semua manajemen mulai dari Dirut, Dirtek, Manajer, pelatih, dan pemain diharapkan segara berubah serta bekerja dengan profesional. Sebab peluang untuk lolos ke 12 besar masih terbuka, meski sulit.

Manajer Tim PSMS Mulyadi Simatupang ketika dikonfirmasi soal isu tersebut enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan bahwa PSMS saat ini fokus menghadapi pertandingan penentuan melawan Sriwijaya FC.

“Setelah imbang melawan PSPS, kita akan fokus menghadapi Sriwijaya FC. Kita akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih hasil maksimal, minimal imbang untuk lolos ke babak 12 besar,” ucapnya singkat.

Sementara Direktur Teknik Andry Mahyar dan Pelatih Miftahudin Mukson belum bisa dihubungi. Miftah saat ini berada di Jakarta untuk menyelesaikan kursus linsensi A-Pro. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSMS Medan membuang dua kali kesempatan masuk 12 besar Liga 2 musim 2023/2024. Meski tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut dua kali bermain di kandang, namun gagal memanfaatkan keuntungan tersebut.

Kesempatan pertama saat menghadapi Semen Padang, Jumat (1/12/2023). Saat itu Ayam Kinantan tumbang 1-2 dari Kabau Sirah. Kesempatan kedua, saat bermain imbang tanpa gol menjamu PSPS Riau, Sabtu (9/12)

Dari dua laga itu, PSMS bermain buruk dan tidak punya karakter baik pola serta strategi tidak jelas. Meski beberapa kali kesulitan mencetak gol, namun tidak ada perubahan. Para pemain bermain seperti tidak punya pelatih.

Pemain asing Jose Valencia seperti kesulitan menembus pertahanan lawan. Bahkan, peluang di depan gawang juga tidak bisa dimaksimalkan. Herannya, pelatih PSMS Miftahudin Mukson tetap mempercayakan penyerang asal Kolombia itu sebagai starter.

Beredar isu bahwa perekrutan pelatih dan pemain khususnya striker asing langsung dilakukan Direktur Utama PSMS Arifudin Maulana. Begitu juga beberapa pemain lokal merupakan rekomendasi dari Dirut, meski sampai saat ini ada yang belum pernah dimainkan.

Peran Dirut disebutkan terlalu dominan dan melakukan intervensi dalam beberapa pertandingan kandang maupun tandang. Ini terlihat pada beberapa laga, Dirut turun langsung ke bench pemain.

Bahkan dia juga kerap berperan seperti pelatih dengan berteriak-teriak memberikan instruksi kepada pemain di tengah lapangan. Direktur Teknik dan Manajer Tim pun terkesan tidak memiliki peran, hanya sebatas simbolis saja.Semua manajemen pun tidak berani menegur atau membantah Dirut.

Kini posisi PSMS di ujung tanduk. Mereka harus melakoni laga berat saat tandang ke markas Sriwijaya FC. Untuk bisa lolos ke 12 besar, Ayam Kinantan wajib bermain imbang. Namun jika kalah, Rachmad Hidayat dkk harus melakoni babak playoff degradasi.

Situasi yang dialami PSMS ini cukup miris. Pasalnya, sebagai tim yang memiliki nama besar, mereka justru terancam degradasi.

Manajemen pun diharapkan berubah, khususnya Direktur Utama. Semua manajemen mulai dari Dirut, Dirtek, Manajer, pelatih, dan pemain diharapkan segara berubah serta bekerja dengan profesional. Sebab peluang untuk lolos ke 12 besar masih terbuka, meski sulit.

Manajer Tim PSMS Mulyadi Simatupang ketika dikonfirmasi soal isu tersebut enggan berkomentar banyak. Dia hanya mengatakan bahwa PSMS saat ini fokus menghadapi pertandingan penentuan melawan Sriwijaya FC.

“Setelah imbang melawan PSPS, kita akan fokus menghadapi Sriwijaya FC. Kita akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih hasil maksimal, minimal imbang untuk lolos ke babak 12 besar,” ucapnya singkat.

Sementara Direktur Teknik Andry Mahyar dan Pelatih Miftahudin Mukson belum bisa dihubungi. Miftah saat ini berada di Jakarta untuk menyelesaikan kursus linsensi A-Pro. (dek)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/