Selain itu Zulkarnain juga selalu bisa menepati janjinya untuk mencetak gol. “Dia pemain yang besoknya mau main, dia bilang ‘aku pasti buat gol’. Dan terjadi. Bisa dia mengikrarkan seperti itu. Cukup berprestasi bersama dia di Mercu Buana. Pernah kami juara bersama dia,” katanya.
Sementara mantan kiper PSMS, Jamaluddin Hutauruk yang sama-sama berjuang dengan Zulkarnain di PSMS, Mercubuana dan PON Sumut juga punya banyak kenangan bersama Zulkarnain. “Kami bersama-sama membawa Sumut juara PON 1985. Sebelumnya kami runner up tahun 1981. Kalau sama saya dia orangnya suka bercanda. Kami cukup kehilangan,” kata pria yang akrab disapa Jampi itu.
Jampi juga mengakui jika Zulkarnain adalah sosok yang selalu bisa menepati janjinya mencetak gol. “Jadi waktu dimarahi pelatih nanti dia bilang, sudah saya akan cetak gol. Dan dia melakukannya,” bebernya.
Mantan pemain timnas yang nyaris membawa Indonesia lolos Piala Dunia itu juga menginspirasi para juniornya. Termasuk Ansyari Lubis. Pria yang akrab disapa Uwak ini memang mengaku belum pernah bermain bersama. Namun pernah berkomunikasi.
“Maradona Asia yang sangat menginspirasi dan salah satu pemain terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Saya mengidolai beliau,” kata Ansyari.
Beberapa tahun belakangan Zulkarnain kembali dunia yang dicintai. Ia aktif melatih pesepak bola wanita. Bang Zul aktif membesarkan SSB Queen milik Papat. Almarhum juga sempat didapuk menjadi pelatih Tim Sepak Bola Putri Jawa Barat pada periode 2013.
Terakhir Zulkarnain tercatat sebagai pelatih Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Zulkarnain rencananya dikebumikan di tanah kelahirannya Binjai. Sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Bandung. Zulkarnain meninggalkan istrinya yang juga anggota Exco PSSI, Papat Yunisal dan tiga orang anak. (don)