SETIAP pemuda Korea Selatan tidak pandang bulu harus mengikuti wajib militer (wamil) sebelum usianya mencapai 30 tahun. Mereka akan dilatih di kamp militer selama lima minggu dan kemudian bertugas selama dua tahun di kemiliteran Korea.
Kewajiban itu juga berlaku kepada para pemain sepak bola, atlet, da juga selebritis. Namun, buat para atlet yang berprestasi, pemerintah Korea terkadang memberikan keringanan. Itulah yang akan diberlakukan kepada tim sepak bola putra Korea.
Sukses mereka meraih perunggu pada Olimpiade 2012 setelah mengalahkan Jepang membuat pemerintah Korea tidak bisa menutup mata. Koo Ja-Cheol dkk dianggap telah berjasa mengharumkan negara sehingga layak diberikan penghargaan.
Sebelum bertarung melawan Jepang, pemerintah Korea sudah memberikan janjinya. Rupanya, itu menjadi suntikan motivasi kepada para pemain. Maklum, wamil biasanya memaksa mereka untuk melepas karirnya dalam jangka waktu cukup panjang.
“Hasil kali ini memberikan keuntungan besar untuk karir mereka. Sebab, tidak perlu menghabiskan waktu untuk wajib militer. Mereka bisa fokus pada karir di klub. Itu juga penting buat sepak bola Korea,” bilang Hong Myung-bo, pelatih Korea, seperti dikutip AFP.
Para pemain juga menyambutnya dengan suka cita. “Itu bisa saja terjadi pada setiap pemain, jadi kami senang bisa menghindarinya. Sekarang kami bisa fokus untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain di Eropa,” jelas Ki Sung-Yeung, gelandang Korea yang membela klub Skotlandia Glasgow Celtic.
Kebijakan untuk menghapus wamil kepada atlet berprestasi memang sudah biasa diberikan Korea. Seusai Piala Dunia 2002 di mana Korea mampu melaju ke semifinal, setiap anggota skuad dibebaskan dari wamil, termasuk di dalamnya pelatih Myung-bo.
Ya, Myung-bo ketika itu merupakan kapten Korea. Dia merupakan salah seorang pemain legendaris Korea yang memiliki karir panjang. Empat Piala Dunia dilewatinya bersama Taeguk Warriors, julukan Korea, yakni pada 1990, 1994, 1998, dan 2002. (ham/jpnn)