Sementara itu Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis mengatakan para atlet harus mempertimbangkan hal-hal yang bisa menghambat peluang juara. Salah satunya kelebihan berat badan.
“Perjuangan ini bukan terakhir tapi awal perjuangan kalian. Satu-satunya cabor yang benar seleksinya. Kita persiapkan juga bibit ini untuk PON Remaja 2018. Kalau sukses mereka cikal bakat atlet utama kita 2024. Kita juga layak memuji pengprov TI Sumut yang hampir rata-rata pengurus ikut melepas atlet ini menuju medan peperangan. Baru ini ada seperti itu. Kita harapkan mereka dapat membawa pulang sesuatu dari sana,” kata John.
Kontingen taekwondo Sumut di Popnas terdiri dari lima atlet putra, empat atlet putri dan tiga pelatih. Antara lain untuk kyorugi diikuti Putri Rusdayani under 44 kg asal Deliserdang, Nadila Khairani under 46 kg asal Langkat, Inggrid Maria sembiring under 49 kg asal Tanah Karo, Sheila Bela Sitepu under 55 kg asal Medan, Bagus Rivai under 51 kg asal Binjai, Agung Devantri under 55 kg asal Medan, Rico Rivano under 48 kg asal Tebingtinggi, Chris John under 63 kg asal Tanah Karo. Sementara untuk kategori Poomsae hanya satu atlet yakni Yenti asal Tebingtinggi.
Pelatih Taekwondo Sumut, Basuki Nugroho mengatakan persiapan sudah dimulai untuk atlet PPLP Sumut dan secara keseluruhan pada Juni hingga September. Persiapan pun diakuinya berjalan lancar, hanya sedikit kendala terhadap berat badan.
“Setelah ini pasti ada latihan tambahan agar berat badan kembali normal,” katanya. “Kalau untuk saingan terberat nantinya itu pasti dari Jabar, DKI Jakarts, Jateng maupun Kaltim. Tapi kami tetap optimis bisa memberikan yang terbaik untuk Sumut,” sambungnya. (don)