30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Franklin Ramses Maksimal

Pelari Indonesia, Franklin Ramses Buruni sukses merebut emas nomor 100 meter putra. Prestasi yang sama juga diraih oleh pelari putri, Rini Budiarti yang berhasil merebut emas dari nomor halang rintang 3.000 meter .

Franklin tampil perkasa di final yang digelar di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang, Sabtu (12/11). Pelari asal Papua itu finish pertama dengan catatan waktu 10,37 detik. Posisi kedua ditempati oleh pelari Singapura, Yeo Foo dengan catatan 10,46 detik. Sementara itu, tempat ketiga direbut pelari Thailand, Sondee Wachara, dengan 10,47 detik.
Sukses yang diraih Franklin terbilang luar biasa. Sebab, beban berat harus dihadapi pelari kelahiran Papua, 14 Mei 1991 itu menyusul absennya Suryo Agung Wibowo yang merajai nomor 100 meter putra dalam dua SEA Games sebelumnya.
“Hasil yang saya capai di final ini belumlah yang terbaik. Catatan terbaik saya 10,33 detik. Selanjutnya saya menargetkan emas di nomor 200 meter. Saingan terberat akan datang dari Singapura,” ujar Franklin.

Dari nomor halang rintang 3.000 meter, pelari putri Indonesia, Rini Budiarti juga sukses merebut emas setelah finish pertama dengan catatan waktu 10 menit 58 detik. Medali perak direbut atlet Vietnam, Nguyen Thi Phuong, dengan torehan waktu 10 menit 4,42 detik. Sementara itu, perunggu kembali diraih oleh pelari Indonesia, Yulianingsih, dengan catatan waktu 10 menit 48,97 detik.

Di tempat terpisah untuk nomor 10.000 meter,  pelari putri Indonesia, Triyaningsih juga merebut emas. Ini merupakan kali ketiga pelari mungil itu merebut prestasi yang sama di multievent terakbar se Asia Tenggara tersebut.
Triyaningsih tampil impresif di babak final yang berlangsung di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang. Memimpin jalannya lomba sejak awal, Triyaningsih finish pertama dengan catatan 34 menit 52,74 detik. Selama lomba, pelari kelahiran 15 Mei 1987 tersebut sempat dua kali melakukan overlap. Overlap pertama dilakukannya terhadap pelari Singapura Renuka Satianathan pada lap ke-16.

Pada lap ke-19, giliran pelari Myanmar, Ni Lar San, yang berhasil dilewati Triyaningsih. Saat lap menyisakan tiga menit lagi, Triyaningsih kembali melewati Satianathan.

Vietnam berhasil merebut perak melalui pelari Thi Binh Pham yang menorehkan catatan waktu 36 menit 4,83 detik. Sementara itu, perunggu juga menjadi milik pelari Vietnam, Thi Bien Pham dengan catatan waktu 36 menit 16,84 detik. Ini menjadi sukses ketiga beruntun bagi Triyaningsih di nomor 10.000 meter putri. Sebelumnya, Triyaningsih juga menyabet emas pada SEA Games 2009 dan 2007.

Meski menang dengan mudah, Triyaningsih tidak menganggap remeh atlet lawan. “Yang pasti mereka juga berlatih. Saya minta doanya untuk nomor 5.000 meter dan marathon agar bisa kembali mempersembahkan emas bagi Indonesia,” katanya. (bbs/jpnn)

Pelari Indonesia, Franklin Ramses Buruni sukses merebut emas nomor 100 meter putra. Prestasi yang sama juga diraih oleh pelari putri, Rini Budiarti yang berhasil merebut emas dari nomor halang rintang 3.000 meter .

Franklin tampil perkasa di final yang digelar di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang, Sabtu (12/11). Pelari asal Papua itu finish pertama dengan catatan waktu 10,37 detik. Posisi kedua ditempati oleh pelari Singapura, Yeo Foo dengan catatan 10,46 detik. Sementara itu, tempat ketiga direbut pelari Thailand, Sondee Wachara, dengan 10,47 detik.
Sukses yang diraih Franklin terbilang luar biasa. Sebab, beban berat harus dihadapi pelari kelahiran Papua, 14 Mei 1991 itu menyusul absennya Suryo Agung Wibowo yang merajai nomor 100 meter putra dalam dua SEA Games sebelumnya.
“Hasil yang saya capai di final ini belumlah yang terbaik. Catatan terbaik saya 10,33 detik. Selanjutnya saya menargetkan emas di nomor 200 meter. Saingan terberat akan datang dari Singapura,” ujar Franklin.

Dari nomor halang rintang 3.000 meter, pelari putri Indonesia, Rini Budiarti juga sukses merebut emas setelah finish pertama dengan catatan waktu 10 menit 58 detik. Medali perak direbut atlet Vietnam, Nguyen Thi Phuong, dengan torehan waktu 10 menit 4,42 detik. Sementara itu, perunggu kembali diraih oleh pelari Indonesia, Yulianingsih, dengan catatan waktu 10 menit 48,97 detik.

Di tempat terpisah untuk nomor 10.000 meter,  pelari putri Indonesia, Triyaningsih juga merebut emas. Ini merupakan kali ketiga pelari mungil itu merebut prestasi yang sama di multievent terakbar se Asia Tenggara tersebut.
Triyaningsih tampil impresif di babak final yang berlangsung di Stadion Atletik Jakabaring, Palembang. Memimpin jalannya lomba sejak awal, Triyaningsih finish pertama dengan catatan 34 menit 52,74 detik. Selama lomba, pelari kelahiran 15 Mei 1987 tersebut sempat dua kali melakukan overlap. Overlap pertama dilakukannya terhadap pelari Singapura Renuka Satianathan pada lap ke-16.

Pada lap ke-19, giliran pelari Myanmar, Ni Lar San, yang berhasil dilewati Triyaningsih. Saat lap menyisakan tiga menit lagi, Triyaningsih kembali melewati Satianathan.

Vietnam berhasil merebut perak melalui pelari Thi Binh Pham yang menorehkan catatan waktu 36 menit 4,83 detik. Sementara itu, perunggu juga menjadi milik pelari Vietnam, Thi Bien Pham dengan catatan waktu 36 menit 16,84 detik. Ini menjadi sukses ketiga beruntun bagi Triyaningsih di nomor 10.000 meter putri. Sebelumnya, Triyaningsih juga menyabet emas pada SEA Games 2009 dan 2007.

Meski menang dengan mudah, Triyaningsih tidak menganggap remeh atlet lawan. “Yang pasti mereka juga berlatih. Saya minta doanya untuk nomor 5.000 meter dan marathon agar bisa kembali mempersembahkan emas bagi Indonesia,” katanya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/