20 Tahun Hidup Sebagai Penderita AIDS, Sempat Dianggap Sebagai Mayat Hidup
LOS ANGELES— Legenda NBA, Earvin “Magic” Johnson, menandai keberhasilannya melampaui 20 tahun hidup bersama HIV/AIDS dengan membuat sebuah film dokumenter tentang kehidupannya hidup dengan sindroma itu.
Magic Johsnon, pilar utama klub NBA Los Angeles Lakers pada 1980-an, membuat pengumuman mengejutkan pada 7 November 1991. Saat itu ia mengaku dirinya mengidap virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS.
Pengumuman Johnson tersebut langsung menghentikan kariernya di NBA. Johnson masih tampil membela AS bersama “Dream Team” di Olimpiade Barcelona 1992, tetapi lebih sebagai penghormatan terhadap eksistensi dirinya serta pemian tua lainnya, Larry Bird.
Sekarang, 20 tahun setelah pengumumannya yang mengejutkan, Johsnon masih survive. Ia bahkan menjadi narator dalam sebuah film dokumenter tentang kasus HIV/AIDS bersama para pemain besar NBA mulai dari Larry Bird, James Worthy, hingga Karl Malone dan Jerry West. Dokumenter sebanyak 12 seri ini akan disiarkan di ESPN sebanyak 12 episode hingga 14 April.
Pengumuman Johnson pada lebih daeri 20 tahun lalu tersebut dianggap fenomenal karena ia menjadi selebriti kulit hitam pertama yang mengakui secara tegas masalah yang dihadapinya.
Sebuah hasil penelitian yang diumumkan pada awal Maret lalu menunjukkan tingkat terjangkitnya HIV AIDS pada kaum wanita kulit hitam yang tinggal di perkotaan lima kali kebih besar dari perkiraan. Dalam penelitian yang mengambil tempat di Baltimore, Atlanta, Washington, New York, Raleigh-Durham, adan Newark didapat hasil wanita kulit hitam memiliki risiko terkena HIV AIDS 15 kali lebih besar dari wanita kulit putih.
Karena itulah, film dokumenter bertajuk “The Announcement” ini menjadi sangat penting. Film dokumenter ini diharap membantah stigma-stigma yang selama ini berjangkit pada penderita HIV AIDS dan menyulitkan pemulihan para penederitanya.
Dalam film ini direkam komentar orang-orang yang dekat dengan Johnson, termasuk Pelatih Lakers Pat Riley dan mantan bintang NBA, Karl Malone.
Sementara Malone mengatakan semua orang selalu mengaitkan sindroma HIV/AIDS ini dengan kematian atau seorang yang sekarat. “Meski (Johnson) berjalan, berdiri, dan mengumumkan hal tersebut dalam konferensi pers, mereka tetap berpikir melihat sedang melihat sebuah mayat hidup,” kata Malone.
Nyatanya, dengan perawatan medis yang intensif dan gaya hidup yang sehat, Magic Johnson tetap bertahan hingga saat ini. Ia tetap aktif sebagai seorang pengusaha dan komentator televisi. Dalam situasi ketika HIV/AIDS sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat dan dunia, dengan stigma yang tak berubah, kehadiran Magic mungkin dapat mengubahnya. (net/jpnn)