25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Fokus Menang Laga Perdana

Timnas di Turnamen Al Nakbah Internasional

JAKARTA- Berada di grup berat pada turnamen Al-Nakbah di Palestina pada 13-23 Mei membuat timnas harus bekerja lebih keras lagi. Mereka memfokuskan untuk bisa merebut kemenangan pertama pada laga melawan Uzbekistan 17 Mei mendatang.

Manajer timnas Ramadhan Pohan menjelaskan, peluang timnas untuk bisa melaju ke babak berikutnya bergantung pada hasil laga perdana. Jika meraih kemenangan, maka nafas Indonesia di turnamen ini akan bisa belanjut.

“Kami konsentrasi penuh untuk laga pertama. Ini akan menjadi kunci untuk membuka pintu timnas ke babak selanjutnya,” kata Ramadhan yang juga politisi asal Demokrat tersebut.

Pada pertandingan pertama (17/5), lawan yang dihadapi timnas bukan lawan yang mudah. Mereka harus berjuang untuk menaklukkan salah satu tim kuat Asia, Uzbekistan. Membaca peluang Wahyu Wiji Astanto dkk pada pertandingan pertama ini, Ramadhan mengakui memang cukup berat. Tapi, dirinya yakin dengan timnas Uzbekistan yang dikabarkan tidak turun dengan kekuatan penuh, timnas bisa meraih hasil terbaik.

“Dengan hanya tiga tim, peluang kami berat. Tapi, kami lihat semangat anak-anak sedang tinggi, mereka termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Masih ada peluang,” terang anggota komisi III DPR RI tersebut.

Kendati demikian, timnas menurut Ramadhan juga harus bisa mengatasi masalah dari dalam yang saat ini dimiliki beberapa pemainnya. Dia menyoroti tentang minimnya pengalaman bertanding Internasional anak asuhnya.

Dia berharap dengan hadirnya pemain-pemain yang sebelumnya pernah memperkuat timnas senior seperti Oktovianus Maniani bisa mengangkat mental bertanding. Dia pun berharap, dengan materi mayoritas pemain muda, keunggulan di sisi fisik dan kecepatan bisa dimaksimalkan.
“Dari latihan selama tiga minggu di Jogja, anak-anak terus ditempa dengan keras. Setelah dilakukan evaluasi, kami yakin mereka bisa semakin baik dalan turnamen nanti,” tuturnya.

Dengan program TC selama ini, asisten pelatih Fabio da Oliveira mengaku masih terlihat kekuarangan dalam kemampuan penggawa timnas. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kerja sama dan kekonpakan tim yang masih kurang. “Kami sudah melihat bagaimana hasil dari tiga uji coba. Ini akan menjadi fokus yang akan terus diasah pertandingan nanti,” paparnya. (aam/jpnn)

Timnas di Turnamen Al Nakbah Internasional

JAKARTA- Berada di grup berat pada turnamen Al-Nakbah di Palestina pada 13-23 Mei membuat timnas harus bekerja lebih keras lagi. Mereka memfokuskan untuk bisa merebut kemenangan pertama pada laga melawan Uzbekistan 17 Mei mendatang.

Manajer timnas Ramadhan Pohan menjelaskan, peluang timnas untuk bisa melaju ke babak berikutnya bergantung pada hasil laga perdana. Jika meraih kemenangan, maka nafas Indonesia di turnamen ini akan bisa belanjut.

“Kami konsentrasi penuh untuk laga pertama. Ini akan menjadi kunci untuk membuka pintu timnas ke babak selanjutnya,” kata Ramadhan yang juga politisi asal Demokrat tersebut.

Pada pertandingan pertama (17/5), lawan yang dihadapi timnas bukan lawan yang mudah. Mereka harus berjuang untuk menaklukkan salah satu tim kuat Asia, Uzbekistan. Membaca peluang Wahyu Wiji Astanto dkk pada pertandingan pertama ini, Ramadhan mengakui memang cukup berat. Tapi, dirinya yakin dengan timnas Uzbekistan yang dikabarkan tidak turun dengan kekuatan penuh, timnas bisa meraih hasil terbaik.

“Dengan hanya tiga tim, peluang kami berat. Tapi, kami lihat semangat anak-anak sedang tinggi, mereka termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Masih ada peluang,” terang anggota komisi III DPR RI tersebut.

Kendati demikian, timnas menurut Ramadhan juga harus bisa mengatasi masalah dari dalam yang saat ini dimiliki beberapa pemainnya. Dia menyoroti tentang minimnya pengalaman bertanding Internasional anak asuhnya.

Dia berharap dengan hadirnya pemain-pemain yang sebelumnya pernah memperkuat timnas senior seperti Oktovianus Maniani bisa mengangkat mental bertanding. Dia pun berharap, dengan materi mayoritas pemain muda, keunggulan di sisi fisik dan kecepatan bisa dimaksimalkan.
“Dari latihan selama tiga minggu di Jogja, anak-anak terus ditempa dengan keras. Setelah dilakukan evaluasi, kami yakin mereka bisa semakin baik dalan turnamen nanti,” tuturnya.

Dengan program TC selama ini, asisten pelatih Fabio da Oliveira mengaku masih terlihat kekuarangan dalam kemampuan penggawa timnas. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kerja sama dan kekonpakan tim yang masih kurang. “Kami sudah melihat bagaimana hasil dari tiga uji coba. Ini akan menjadi fokus yang akan terus diasah pertandingan nanti,” paparnya. (aam/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/