SUMUTPOS.CO – Kebersamaan Djadjang Nurdjaman bersama PSMS resmi berakhir, Jumat (13/7). Duel kontra Persipura di Stadion Teladan yang berujung kekalahan 1-3, Kamis (12/7) malam menjadi laga terakhirnya membesut Ayam Kinantan di Liga 1. Djanur didepak manajemen setelah menelan empat kekalahan beruntun dan terpuruk di posisi juru kunci.
Sekretaris PSMS, Julius Raja mengatakan sudah mengadakan rapat dengan petinggi PSMS lainnya. Pihaknya menyimpulkan untuk mengakhiri kerjasama dengan eks pelatih Persib itu. “Sudah resmi. Ini berdasarkan keputusan rapat dan sudah kami bicarakan tadi. Berterimakasih atas kinerja dia selama ini bawa PSMS ke Liga 1. Sayang tidak berjodoh sampai akhir musim. Tapi beliau memahami risiko seorang pelatih,” kata Raja.
Pria yang akrab disapa King itu belum mau memberikan pelatih baru yang dimaksud. Rencananya akan diumumkan dalam dua hari ke depan. “Bukan (Suharto). Dia tetap asisten. Nanti saja kalau sudah resmi kita sebutkan,” tambahnya.
Sementara itu Djanur mengatakan sudah menerima surat pendepakan dirinya. Dia tak terkejut karena sudah mencium gelagat dirinya bakal didepak. Terutama sejak pendepakan dua asistennya Yusuf Prasetyo dan Suwanda.
“Sebetulnya saya sudah mempelajari situasi ini. Seperti sudah diskenariokan. Mulai dari masuknya Suharto (asisten) sampai dipecatnya dua asisten saya tanpa persetujuan saya. Lalu saya beri nama pengganti tapi tidak direspon mereka memasukkan Nimrod (pelatih fisik). Bukan tidak setuju dengan mereka tapi caranya,” kata Djadjang.
“Jadi skenario itu untuk membuat saya tidak nyaman. Supaya saya mundur tapi akhirnya saya tetap bertahan akhirnya mereka juga yang memecat,” tambahnya.
Djanur juga mengakui hubungannya dengan manajemen sudah tidak baik. “Sejak dari Piala Presiden hubungan saya dengan manajemen sudah tidak baik. Bagaimana pun kalau tidak kompak pelatih dan manajemen susah dong. Tim mana bisa kuat,” bebernya.
SUMUTPOS.CO – Kebersamaan Djadjang Nurdjaman bersama PSMS resmi berakhir, Jumat (13/7). Duel kontra Persipura di Stadion Teladan yang berujung kekalahan 1-3, Kamis (12/7) malam menjadi laga terakhirnya membesut Ayam Kinantan di Liga 1. Djanur didepak manajemen setelah menelan empat kekalahan beruntun dan terpuruk di posisi juru kunci.
Sekretaris PSMS, Julius Raja mengatakan sudah mengadakan rapat dengan petinggi PSMS lainnya. Pihaknya menyimpulkan untuk mengakhiri kerjasama dengan eks pelatih Persib itu. “Sudah resmi. Ini berdasarkan keputusan rapat dan sudah kami bicarakan tadi. Berterimakasih atas kinerja dia selama ini bawa PSMS ke Liga 1. Sayang tidak berjodoh sampai akhir musim. Tapi beliau memahami risiko seorang pelatih,” kata Raja.
Pria yang akrab disapa King itu belum mau memberikan pelatih baru yang dimaksud. Rencananya akan diumumkan dalam dua hari ke depan. “Bukan (Suharto). Dia tetap asisten. Nanti saja kalau sudah resmi kita sebutkan,” tambahnya.
Sementara itu Djanur mengatakan sudah menerima surat pendepakan dirinya. Dia tak terkejut karena sudah mencium gelagat dirinya bakal didepak. Terutama sejak pendepakan dua asistennya Yusuf Prasetyo dan Suwanda.
“Sebetulnya saya sudah mempelajari situasi ini. Seperti sudah diskenariokan. Mulai dari masuknya Suharto (asisten) sampai dipecatnya dua asisten saya tanpa persetujuan saya. Lalu saya beri nama pengganti tapi tidak direspon mereka memasukkan Nimrod (pelatih fisik). Bukan tidak setuju dengan mereka tapi caranya,” kata Djadjang.
“Jadi skenario itu untuk membuat saya tidak nyaman. Supaya saya mundur tapi akhirnya saya tetap bertahan akhirnya mereka juga yang memecat,” tambahnya.
Djanur juga mengakui hubungannya dengan manajemen sudah tidak baik. “Sejak dari Piala Presiden hubungan saya dengan manajemen sudah tidak baik. Bagaimana pun kalau tidak kompak pelatih dan manajemen susah dong. Tim mana bisa kuat,” bebernya.