GELSENKIRCHEN, SUMUTPOS.CO – Keputusan Philipp Lahm, Miroslav Klose dan Per Mertesacker benar-benar menyisakan problem besar di timnas Jerman. Ya, Der Panzer, julukan timnas Jerman, seperti telah kehilangan misil-nya saat tampil dalam penyisihan grup kualifikasi Euro 2016.
Betapa tidak, kekalahan telak 0-2 dari Polandia dalam matchday kedua (12/10) lalu adalah bukti stabilitas juara Piala Dunia Brasil 2014 itu sedang bermasalah. Kondisi tersebut kian berat setelah sejumlah gelandang handal mereka seperti Sami Kheidira dan Bastian Schweinsteiger yang sedang berbaring cedera.
Kondisi tersebut yang membuat entrenador Der Panzer Joachim Loew harus memutar otaknya lebih keras. Terutama ketika akan menjamu Republik Irlandia di Stadion Veltins-Arena, Gelsenkirchen dalam matchday ketiga grup D.
“Kami akui bahwa, tim ini seperti sudah mulai kehilangan fleksibilitasnya setelah Philipp (Lahm) dan beberapa pemain senior kami menyatakan pensiun dari tim. Terutama Lahm yang kehadirannya memberikan warna tersendiri bagi tim,” ujar Oliver Bierhoff, manager timnas Jerman kepada Bild.
Padahal, menurut Bierhoff, untuk menemukan pemain dengan tipekal petarung separti Lahm tidak mudah, alias butuh waktu bertahun-tahun, “Pemain muda yang saat ini berdatangan, juga belum bisa menyamai kualitas dari Philipp,” lanjut mantan legenda sepak bola Jerman itu.
Tapi, bagi Loew, dengan menangisi keputusan Philipp Lahm yang telah menyatakan pensiun dari timnas bukanlah solusi. Loew mengungkapkan, salah yang harus mereka lakukan saat ini adalah mengembalikan kepercayaan diri dan mental pemain yang sedang terjun bebas itu.
“Saya memang sudah memiliki firasat bahwa keberuntungan yang selalu datang secara natural itu menghampiri kami. Tapi, sikap yang harus kami lakukan adalah selalu fokus dan percaya dengan semua kualitas yang dimiliki oleh setiap pemain muda yang masih membutuhkan banyak pengalaman,” katanya kepada situs resmi federasi sepak bola Jerman (DFB).
Menurut dia, kekalahan dari Polandia tersebut memang sangat mengejutkan. Sebab, itu adalah kekalahan pertama yang harus mereka alami setelah menjalani 33 pertandingan internasional tanpa kekalahan. Tapi, lanjut Loew, kekalahan dari sang tetangga tersebut akan menjadi motivasi tersendiri sebelum laga melawan Irlandia.
“Ini adalah kekalahan pertama di kualifikasi setelah 33 pertandingan tak terkalahkan. Dan, tidak bisa dipungkiri bahwa kadang-kadang itu akan di alami oleh tim sekuat apapun. Kami akan mencoba dan belajar dari kekalahan itu, dan saya tidak melihat ada masalah besar dalam tim di kualifikasi ini,” tegas Loew.
Sementara itu, Martin O’Neill, pelatih Irlandia mengungkapkan bahwa, mereka datang ke Jerman dengan kepercayaan diri tinggi. Bahkan, dengan modal dua kemenangan yang mereka raih selama kualifikasi membuat Neill optimistis mereka bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Polandia.
“Kami memang bukan tim besar dalam kualifikasi ini. Tapi, kami benar-benar menginginkan kemenangan saat pergi ke Jerman setelah berhasil mengamankan enam poin adalah salah satu ambisi terbesar kami,” ujar Noeill. “Apalagi, semua skuad kami merasa cukup baik saat ini,” lanjutnya.
Memang, persaingan di Veltins Arena dalam kondis mental kedua tim yang sangat kontras. Sebab, Irlandia sukses mengamankan poin maksimal dari dua laga mereka – mengalahkan Georgia 2-1 sebelum mempermalukan Gibraltar dengan skor telak, tujuh gol tanpa balas.
Sementara di hari yang sama, tuan rumah Jerman, baru saja menderita kekalahan pertama mereka saat bertandang ke Polandia di Warsawa, setelah sebelumnya harus berjuang keras sebelum menang tipis 2-1 atas Skotlandia di matchday pertama. (dik/jpnn)