Djajang sendiri sebelumnya mundur dari Persib Bandung. Lama tak terdengar, Djajang disebutkan menjadi penasehat teknik di salah satu klub Liga 3, Malang United. Namun cukup mengejutkan ketika justru namanya yang diplot sebagai pelatih PSMS.
Hanya saja16 besar akan bergulir dalam sepekan ke depan. Artinya cukup riskan adanya pergantian pelatih yang sejatinya butuh waktu untuk meramu sebuah tim. Menurut Kodrat, PSMS harus mampu memanfaatkan waktu yang sempit. “Kita harapkan struktur pelatih baru nanti bisa cepat beradaptasi. Begitu juga dengan pemain baru. Waktu ini cukup sempit,” kata pria yang juga Ketua MPW PP Sumut itu.
Di babak 16 besar, PSMS akan menghadapi ujian dari Persita Tangerang, PSIS Semarang dan Persibat Batang. Dengan kualitas lawan yang lebih baik, Kodrat tetap optimis timnya mampu berbuat lebih baik. “Jadi soal peluang pun harus kita optimalkan. Walaupun dengan persiapan yang singkat ini,” katanya.
Namun Mahruzar sendiri saat ini belum mengaku belum mengetahui kabar tersebut. “Waduh, saya belum tahu tuh. Saya bingung mau jawab apa, karena saya belum ada informasi soal ini,” ujarnya.
Pun demikian dia mengaku paham jabatan pelatih rawan dengan pergantian. “Risiko pelatih ya memang seperti itu (diganti). Tapi gini, saya prinsipnya yang menempatkan saya sebagai pelatih adalah Pembina PSMS (Edy Rahmayadi). Jadi kalau memang, Pak Edy bilang saya diganti, saya terima. Tapi memang saat ini saya belum ada dapat kabar,” jelasnya. (don)