25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Edy Salahkan Pemain, Suporter, dan Wartawan

PSMS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi tampak pasang badan terhadap pengurus dan manajemen PSMS, usai tim berjuluk Ayam Kinantan degradasi ke Liga 2 musim depan. Edy yang ditemui Sumut Pos usai menghadiri acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2019 kepada 33 kabupaten/kota di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Jumat (14/12) sore, menegaskan bahwa yang sangat perlu dievaluasi adalah pemain dan suporter PSMS atas kegagalan klub kebanggaan warga Medan bertahan di Liga 1.

“Introspeksi diri, evaluasi dan perbaiki untuk ke depan. Seluruhnya harus dievaluasi. Yang pertama pemainnya, kedua suporternya. Untuk suporter bayangkan bulan ini (Desember) saya harus bayar Rp900 juta karena terkena sanksi. Bayangkan kalau Rp900 juta dibelikan vitamin, bagus itu untuk pemain,” katanya.

Edy juga menekankan, PSMS yang harus rela turun kasta dari liga teratas di Indonesia, bukan akibat kesalahan dari manajemen. Gubernur Sumut ini bahkan kembali menyalahkan wartawan karena PSMS terdegradasi dan berada di posisi juru kunci klasemen. “Bukan salah manajemennya. Salah pengasuhnya termasuk wartawannya,” katanya seraya berlalu dari awak media.

Seperti diketahui, PSMS Medan harus menerima pil pahit setelah menjadi bulan-bulanan PSM Makassar dengan skor 1-5 di laga terakhir Liga 1 2018 di Stadion Mattoanging, Makassar, Minggu (9/12). Setelah dihajar 1-5 oleh PSM Makassar, PSMS Medan harus rela terdegradasi ke Liga 2 musim depan.

Bak jatuh tertimpa tangga, berselang empat hari setelah degradasi, Kamis (13/12), PSMS harus tersingkir dari panggung Piala Indonesia 2018 setelah kalah lewat adu penalti dengan skor 4-5 kontra klub 757 Kepri Jaya yang notabene tim divisi 3, di Stadion Gelora Citramas, Kota Batam.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja sebelumnya mengaku pasrah dan menyerahkan semuanya ke ketua pembina yakni Edy Rahmayadi dan Kodrat Shah. “Semuanya kami serahkan ke pimpinan pada Pak Kodrat dan Pak Edy. Tergantung keputusan mereka bagaimana,” ujarnya.

Ia juga menilai, kalau skuat Ayam Kinantan masih jauh di bawah rata-rata pemain Liga 1 2018. “Saya rasa semua sudah dilakukan, dan memang materi kita yang jauh kelas denga peserta Liga 1 lainnya,” tuturnya.

PSMS harus rela degradasi ke kasta kedua Liga Indonesia bersama dua tim yakni Sriwijaya FC dan Mitra Kukar. PSMS finis di urutan terakhir Liga 1 2018 dengan perolehan 37 poin. Kemudian di atasnya ada Sriwijaya FC 40 poin dan Mitra Kukar dengan 39 poin. (prn)

PSMS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi tampak pasang badan terhadap pengurus dan manajemen PSMS, usai tim berjuluk Ayam Kinantan degradasi ke Liga 2 musim depan. Edy yang ditemui Sumut Pos usai menghadiri acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2019 kepada 33 kabupaten/kota di Aula Raja Inal Siregar Kantor Gubsu, Jumat (14/12) sore, menegaskan bahwa yang sangat perlu dievaluasi adalah pemain dan suporter PSMS atas kegagalan klub kebanggaan warga Medan bertahan di Liga 1.

“Introspeksi diri, evaluasi dan perbaiki untuk ke depan. Seluruhnya harus dievaluasi. Yang pertama pemainnya, kedua suporternya. Untuk suporter bayangkan bulan ini (Desember) saya harus bayar Rp900 juta karena terkena sanksi. Bayangkan kalau Rp900 juta dibelikan vitamin, bagus itu untuk pemain,” katanya.

Edy juga menekankan, PSMS yang harus rela turun kasta dari liga teratas di Indonesia, bukan akibat kesalahan dari manajemen. Gubernur Sumut ini bahkan kembali menyalahkan wartawan karena PSMS terdegradasi dan berada di posisi juru kunci klasemen. “Bukan salah manajemennya. Salah pengasuhnya termasuk wartawannya,” katanya seraya berlalu dari awak media.

Seperti diketahui, PSMS Medan harus menerima pil pahit setelah menjadi bulan-bulanan PSM Makassar dengan skor 1-5 di laga terakhir Liga 1 2018 di Stadion Mattoanging, Makassar, Minggu (9/12). Setelah dihajar 1-5 oleh PSM Makassar, PSMS Medan harus rela terdegradasi ke Liga 2 musim depan.

Bak jatuh tertimpa tangga, berselang empat hari setelah degradasi, Kamis (13/12), PSMS harus tersingkir dari panggung Piala Indonesia 2018 setelah kalah lewat adu penalti dengan skor 4-5 kontra klub 757 Kepri Jaya yang notabene tim divisi 3, di Stadion Gelora Citramas, Kota Batam.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja sebelumnya mengaku pasrah dan menyerahkan semuanya ke ketua pembina yakni Edy Rahmayadi dan Kodrat Shah. “Semuanya kami serahkan ke pimpinan pada Pak Kodrat dan Pak Edy. Tergantung keputusan mereka bagaimana,” ujarnya.

Ia juga menilai, kalau skuat Ayam Kinantan masih jauh di bawah rata-rata pemain Liga 1 2018. “Saya rasa semua sudah dilakukan, dan memang materi kita yang jauh kelas denga peserta Liga 1 lainnya,” tuturnya.

PSMS harus rela degradasi ke kasta kedua Liga Indonesia bersama dua tim yakni Sriwijaya FC dan Mitra Kukar. PSMS finis di urutan terakhir Liga 1 2018 dengan perolehan 37 poin. Kemudian di atasnya ada Sriwijaya FC 40 poin dan Mitra Kukar dengan 39 poin. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/