MEDAN, SUMUTPOS.CO -Sukses mengantarkan PSMS Medan ke-16 besar Liga 2 ternyata tak menjamin posisi Mahruzar Nasution sebagai pelatih kepala PSMS. Terbukti jelang 16 besar, posisinya digeser dan mencuat nama Djajang Nurjaman sebagai suksesor.
Namun ternyata keputusan ini justru belum disampaikan manajemen kepada Mahruzar. Pelatih yang sedang meningkatkan lisensi A AFC ini justru baru tahu dari media. “Saya bingung mau jawab apa, karena saya belum ada informasi soal ini,” ujarnya.
Pun demikian dia mengaku paham jabatan pelatih rawan dengan pergantian. “Risiko pelatih ya memang seperti itu (diganti). Tapi begini, saya prinsipnya yang menempatkan saya sebagai pelatih adalah Pembina PSMS (Edy Rahmayadi). Jadi kalau memang, Pak Edy bilang saya diganti, saya terima,” jelasnya.
Mahruzar tak menampik kalau dirinya terkejut, apalagi dia sedang berada di Cijantung membawa PS AD di Piala Panglima, hingga 19 September 2017.”Ya agak terkejut, tapi ya biasa juga. Namanya pelatih,” jelasnya.
Dia juga menegaskan ke Cijantung setelah izin dari manajemen dan pembina PSMS. “Saya gak mungkin berangkat tanpa izin. Dan sebelum pergi tidak ada masalah apa-apa. Semua baik-baik saja. Saya sifatnya ini ya menunggu informasi. Hanya memang saya belum ada diinfokan,” katanya.
Bersama Mahruzar PSMS mengoleksi 7 kemenangan, 3 hasil imbang dan 2 kekalahan dari 12 laga di penyisihan grup 1. PSMS finish sebagai runner up grup 1 dengan koleksi 23 poin.
Sementara pelatih yang disebut-sebut menjadi pengganti yakni Djajang Nurjaman sendiri juga mengaku belum ada kontak dengan pengurus PSMS. Pria kelahiran 17 Oktober 1964 ini menyebutkan, sudah banyak pihaknya yang menghubunginya begitu namanya mencuat diplot sebagai pengganti Mahruzar. Sayangnya, tak satupun pihak manajemen PSMS yang mengkabarinya.
“Sampai saat ini banyak yang menelepon gara-gara kabar tersebut. Tapi belum ada satupun yang infoin ke saya dari manajemen (PSMS). Saya baru dapat info dari kalian, media,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (15/9) sore.
Diapun menyebut situasinya ini cukup aneh. “Ya, agak aneh juga. Biasanya kalaupun sudah ramai diberitakan paling tidak ada manajemen yang bicara ke saya. Tapi ini sama sekali tidak ada,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Djanur ini mengatakan masih berada di Bandung. Lalu siapkah Djanur jadi pelatih di Medan, jika nantinya manajemen PSMS menghubunginya? “Saya belum bisa jawab. In sya Allah (atas izin Allah),” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya pengurus PSMS menjelaskan Djajang akan tiba pada Minggu (17/9) atau Senin (1899) mendatang. (don)