menu
Home Features Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
16 Oktober 2017 05:51 WIB

Edy Gunawan merasakan hal yang sama. Sebelum pertandingan, Huda terlihat sangat bersemangat. Wajahnya seakan memancarkan cahaya.
’’Saya sempat mbatin, Mas Huda tampan sekali hari ini,’’ ungkap Edy yang ditemui Jawa Pos sesaat sebelum Huda dimakamkan.
Selain itu, sosok yang sudah dianggapnya kakak tersebut selalu mengatakan pertandingan kemarin adalah final.
Dia juga banyak memberikan semangat kepada rekan setim agar tidak lembek dan bermain bagus agar Persela menang.
’’Saya kaget waktu dia mengusap-usap rambut saya, lalu bilang ’Ed, main yang enak ya, ini final’. Ternyata final yang dimaksud itu dia pergi selamanya,’’ papar Edy dengan mata berkaca-kaca.
Di mata keluarga, Huda juga sosok yang sangat sempurna. Dia tidak pernah berperilaku buruk, baik di hadapan istri, Lidya Anggraini, maupun dua anaknya. ’’Tidak pernah marah. Banyak beri nasihat,’’ kata anak sulung Huda, M. Rachul Maulana.
Sebelum Huda meninggal, Rachul merasa sang ayah akan pergi selamanya. Sepanjang pertandingan, bocah kelas II SMP itu merasakan sakit kepala yang amat sangat.
’’Pusing sekali. Deg-degan dan tidak enak. Tapi, pas pertandingan selesai, pusing itu langsung hilang,’’ ujarnya.
menu
Home Features Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
Detik-detik Benturan Choirul Huda Hingga Meninggal Dunia
16 Oktober 2017 05:51 WIB

Atas dedikasi Huda selama 18 tahun, manajemen Persela berencana memensiunkan nomor punggung 1 milik Huda.
Edi Yunan Ahmadi, manajer tim, menyatakan, hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap loyalitas Huda. Penghargaan untuk sosok legenda yang tidak akan tergantikan di Persela. ’’Huda adalah Persela. Dia pahlawan bagi kami,’’ tegasnya.
Jenazah Huda pun sempat dipulangkan ke rumah duka di Jalan Basuki Rahmat, Lamongan. Sang istri, Lidya, tidak berhenti menangis dan memeluk jasad sang suami. Dia pun terpaksa dibopong ketika jasad Huda dimandikan.
Pemain, ofisial, dan pendukung fanatik Persela hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sebelum dimakamkan, jenazah Huda disalati di Masjid Agung Lamongan sekitar pukul 21.00 tadi malam.
Tangis haru mengiringi pemberangkatan jenazah sepanjang perjalanan ke tempat peristirahatan terakhir.
Nama Huda masih dielu-elukan suporter Persela. Nama yang tidak akan lagi bisa mengawal gawang Persela di sepak bola nasional.
Selamat tinggal, Kapten. Selamat jalan. Semua aksimu pasti selalu dikenang… (*/c5/ang)