26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Liga Desa untuk Bakat Terpendam

JAKARTA – Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI) akan menggulirkan Liga Desa Indonesia (LIDI). Liga ini digulirkan untuk menaungi pemain-pemain berbakat yang selama ini belum terpantau.

“Ini seperti laga tarkam (antarkampung) yang digelar dengan lebih menarik,” ujar Edy Sofyan, Ketua Umum BASRI pada Rakornas BASRi di Hotel Twin Plaza Jakarta, Jumat (15/11).

Edy mengungkapkan, Indonesia secara geografis punya keunikan karena terdiri dari belasan ribu pulau. Menurutnya, bukan pekerjaan mudah untuk memantau bakat-bakat di seluruh Indonesia. Dengan LIDI, bakat-bakat yang tidak tertampung tetap punya tempat untuk bertanding.

LIDI diharapkan sudah bejalan untuk tingkat kecamatan selama dua bulan mulai Januari tahun depan. Pertandingan home away dinilai tidak akan menarik, sehingga BASRI akan menggunakan sistem turnamen.

“Sampai pada putaran final kita akan menggunakan sistem Piala Duna. Nanti kita akan bagi dalam delapan grup, grand final akan tetapkan di Senayan,” ujarnya.

Dari liga desa itu, BASRI akan mencari 1000 pemain yang nantinya akan digodok menjadi 100 orang. Pemain-pemain itu nantinya akan diserahkan ke PSSI.

“Untuk tahun awal kita belum ada sponsor. Peserta akan dipungut akan ada pendaftaran Rp 1 juta per klub.  Panitia juga akan dipungut tiket murah, paling Rp 3 ribu atau Rp 2 ribu,” ungkapnya. (abu/jpnn)

 

JAKARTA – Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI) akan menggulirkan Liga Desa Indonesia (LIDI). Liga ini digulirkan untuk menaungi pemain-pemain berbakat yang selama ini belum terpantau.

“Ini seperti laga tarkam (antarkampung) yang digelar dengan lebih menarik,” ujar Edy Sofyan, Ketua Umum BASRI pada Rakornas BASRi di Hotel Twin Plaza Jakarta, Jumat (15/11).

Edy mengungkapkan, Indonesia secara geografis punya keunikan karena terdiri dari belasan ribu pulau. Menurutnya, bukan pekerjaan mudah untuk memantau bakat-bakat di seluruh Indonesia. Dengan LIDI, bakat-bakat yang tidak tertampung tetap punya tempat untuk bertanding.

LIDI diharapkan sudah bejalan untuk tingkat kecamatan selama dua bulan mulai Januari tahun depan. Pertandingan home away dinilai tidak akan menarik, sehingga BASRI akan menggunakan sistem turnamen.

“Sampai pada putaran final kita akan menggunakan sistem Piala Duna. Nanti kita akan bagi dalam delapan grup, grand final akan tetapkan di Senayan,” ujarnya.

Dari liga desa itu, BASRI akan mencari 1000 pemain yang nantinya akan digodok menjadi 100 orang. Pemain-pemain itu nantinya akan diserahkan ke PSSI.

“Untuk tahun awal kita belum ada sponsor. Peserta akan dipungut akan ada pendaftaran Rp 1 juta per klub.  Panitia juga akan dipungut tiket murah, paling Rp 3 ribu atau Rp 2 ribu,” ungkapnya. (abu/jpnn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/