29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Susi Minta Sirnas Dievaluasi

JAKARTA- Mantan ratu bulu tangkis Indonesia Susy Susanti punya jabatan vital di PB PBSI periode 2012-2016. Susy yang duduk sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi memiliki kewajiban memberi masukan kepada Rexy Mainaky sebagai Kabid Pembinaan dan Prestasi. Dari pengalamannya di arena bulu tangkis, Susy siap menyodorkan beberapa hal untuk kemajuan prestasi bulu tangkis Indonesia.

“Saya sudah mendengar masukan banyak sekali sebelum dilantik. Dulu, ketika belum bergabung dengan PB PBSI banyak yang curhat macam-macam. Kini setelah saya ada di dalam PBSI, semua masukan itu akan saya coba lakukan satu-satu,” tutur istri mantan pebulu tangkis Alan Budikusuma tersebut.
Pertama adalah standarisasi sistem kepelatihan yang ada. Dalam kaca mata Susy, belum ada acuan baku soal pembinaan pelatih sekarang ini. Terutama dalam menangani pebulu tangkis muda yang sebetulnya adalah ujung tombak bulu tangkis Indonesia.

Kedua, masalah agenda sirkuit nasional (sirnas). Sirnas yang diharapkan menjadi awal pencarian bibit berprestasi tanah air nyatanya belum menuai sukses. Misalnya juara sirnas ketika ditarik masuk pelatnas, ternyata saat diuji cobakan dengan penghuni pelatnas kualitasnya masih ada di bawahnya.
“Masalah sirnas Ini tentunya akan kami komunikasikan dengan Rexy sebagai Kabid Binpres, serta Kabid Pengembangan Pak  Basri Yusuf. Akan bagaimanakah sirnas ke depannya. Entah itu sistem seeded yang diperbaiki atau kelompok usia yang dipertandingkan ditambah,” ucapnya.

Susy juga melihat, ke depan pengembangan bulu tangkis tak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa.  Daerah-daerah lain juga perlu lebih dioptimalkan.  Karena itu, pengembangan diklat di luar Jawa sangat dibutuhkan.

Masukan pengaturan agenda dalam negeri juga dilontarkan pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky. Itu menyusul kegagalan dua ganda campuran Indonesia di BWF Superseries Finals kemarin (14/12) di Shenzhen Tiongkok.

Dalam laga terakhir di pool A kemarin, Tontowi/Liliyana Natsir kalah oleh pasangan Tiongkok Chen Xu/Jin Ma 21-14,21-11. Hasil itu membuat Owi/Butet gagal melaju ke semifinal dan hanya duduk di posisi ketiga klasemen akhir pool A.

Nasib serupa dialami Muhammad Rijal/Debby Nasution. Rijal/Debby di laga pamungkas pool B dikalahkan pasangan Denmark Joachim Fisher Nielsen/Christinna Pedersen 21-16,21-16. Kekalahan ini membuat Rijal /Debby menempati posisi ketiga klasemen akhir pool B. Untuk diketahui, hanya juara grup dan runner up yang melaju ke empat besar hari ini (15/12). (dra/bas/jpnn)

JAKARTA- Mantan ratu bulu tangkis Indonesia Susy Susanti punya jabatan vital di PB PBSI periode 2012-2016. Susy yang duduk sebagai staf ahli Pembinaan dan Prestasi memiliki kewajiban memberi masukan kepada Rexy Mainaky sebagai Kabid Pembinaan dan Prestasi. Dari pengalamannya di arena bulu tangkis, Susy siap menyodorkan beberapa hal untuk kemajuan prestasi bulu tangkis Indonesia.

“Saya sudah mendengar masukan banyak sekali sebelum dilantik. Dulu, ketika belum bergabung dengan PB PBSI banyak yang curhat macam-macam. Kini setelah saya ada di dalam PBSI, semua masukan itu akan saya coba lakukan satu-satu,” tutur istri mantan pebulu tangkis Alan Budikusuma tersebut.
Pertama adalah standarisasi sistem kepelatihan yang ada. Dalam kaca mata Susy, belum ada acuan baku soal pembinaan pelatih sekarang ini. Terutama dalam menangani pebulu tangkis muda yang sebetulnya adalah ujung tombak bulu tangkis Indonesia.

Kedua, masalah agenda sirkuit nasional (sirnas). Sirnas yang diharapkan menjadi awal pencarian bibit berprestasi tanah air nyatanya belum menuai sukses. Misalnya juara sirnas ketika ditarik masuk pelatnas, ternyata saat diuji cobakan dengan penghuni pelatnas kualitasnya masih ada di bawahnya.
“Masalah sirnas Ini tentunya akan kami komunikasikan dengan Rexy sebagai Kabid Binpres, serta Kabid Pengembangan Pak  Basri Yusuf. Akan bagaimanakah sirnas ke depannya. Entah itu sistem seeded yang diperbaiki atau kelompok usia yang dipertandingkan ditambah,” ucapnya.

Susy juga melihat, ke depan pengembangan bulu tangkis tak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa.  Daerah-daerah lain juga perlu lebih dioptimalkan.  Karena itu, pengembangan diklat di luar Jawa sangat dibutuhkan.

Masukan pengaturan agenda dalam negeri juga dilontarkan pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky. Itu menyusul kegagalan dua ganda campuran Indonesia di BWF Superseries Finals kemarin (14/12) di Shenzhen Tiongkok.

Dalam laga terakhir di pool A kemarin, Tontowi/Liliyana Natsir kalah oleh pasangan Tiongkok Chen Xu/Jin Ma 21-14,21-11. Hasil itu membuat Owi/Butet gagal melaju ke semifinal dan hanya duduk di posisi ketiga klasemen akhir pool A.

Nasib serupa dialami Muhammad Rijal/Debby Nasution. Rijal/Debby di laga pamungkas pool B dikalahkan pasangan Denmark Joachim Fisher Nielsen/Christinna Pedersen 21-16,21-16. Kekalahan ini membuat Rijal /Debby menempati posisi ketiga klasemen akhir pool B. Untuk diketahui, hanya juara grup dan runner up yang melaju ke empat besar hari ini (15/12). (dra/bas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/