SUMUTPOS.CO – Terkait kasus pengaturan skor, Satgas Anti Mafia Bola memanggil kembali beberapa pejabat PSSI. Namun, kali ini pemanggilan tidak hanya berkutat terhadap masalah itu saja, tetapi juga terkait dugaan penyimpangan anggaran.
“Minggu ini target Satgas memeriksa beberapa pejabat struktural di PSSI, baik Sekjen, Waketum, Bendahara, dan EXCO PSSI. Itu semua dimintai keterangan,” ucap Brigjen Dedi Prasetyo selaku Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Polri.
Dedi mengaku ada dua fokus utama yang ingin digali Satgas dalam pemanggilan pejabat-pejabat PSSI tersebut. Fokus pertama terkait mekanisme regulasi jadwal pertandingan dan penunjukkan wasit. Sedangkan fokus kedua mengenai masalah adanya dugaan penyimpangan aggaran dalam penyelenggaraan Liga.
“Nanti ada dua sisi berbeda. Ada menyangkut anggaran Liga, ada kaitan match fixing, ada kaitan Liga 2, dan Liga 3. Yang sudah terindikasi Liga 2. Nah, Liga 1 baru minggu depan. Apabila pemeriksaan sudah tuntas baru akan ada upaya paksa lanjutan lagi,” jelasnya.
Dedi mengungkapkan sebetulnya pada Kamis (17/1) ini, Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono datang untuk memenuhi panggilan tersebut. Namun sayangnya, Jokdri – sapaan akrabnya, berhalangan hadir karena harus mempersiapkan Kongres tahunan PSSI di Bali.
Sebelumnya, Sekjen PSSI, Ratu Tisha dan Bendahara Umum PSSI, Berlinton Siahaan sudah terlebih dahulu hadir memenuhi panggilan. Dedi mengaku saat itu keduanya diperiksa terkait mekanisme jalannya Liga di Indonesia.
“Ya, pemeriksaan Bendum, terkait match fixing Liga 3, 2, dan 1. Liga 1 dia ikut kontrol mekanisme regulasi kemudian bagaimana mengatur wasit. Ini sistematis masalahnya. Kalau Satgas cukup hati-hati tetapkan tersangka,” ujarnya.
“Terkait pemainggilan Sekjen PSSI, tentang seluruh regulasi Liga di Indonesia. Dan, semua penyelenggaraannya,” imbuh Dedi Prasetyo. (bbs/jpc/don)