29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Antisipasi Kabut Asap Karhutla, Kalteng Putra Mengungsi ke Banjarmasin

TEBAL: Asap tebal menyelimuti Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, pada laga Kalteng Putra melawan Persebaya 13 September lalu.
ANGGER BONDAN/JAWA POS

BANJARMASIN, SUMUTPOS.CO – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian pekat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, memaksa Kalteng Putra meninggalkan kandangnya. Sebelum away ke Lampung untuk melawan Perseru Badak Lampung FC pada 19 September mendatang, I Gede Sukadana dan kawan-kawan diungsikan sementara ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hal tersebut dilakukan agar kondisi pemain tidak drop ketika bertanding di Lampung.

Manajer Kalteng Putra, Sigit Wido menyatakan, langkah manajemen itu diambil karena kualitas udara sudah masuk level berbahaya.

“Kami meliburkan pemain untuk latihan kemarin (Minggu (15/9), red), karena asap yang kian parah,” ungkap Sigit.

Sigit juga menuturkan, tim dievakuasi ke Banjarmasin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, terkena penyakit gara-gara asap yang bisa membahayakan kondisi pemain. “Untuk pemain yang sudah lama, mungkin tidak begitu ada masalah. Tapi yang baru-baru, juga pemain asing, tidak bagus buat mereka. Kasihan,” jelasnya.

Dia pun bersyukur, laga Kalteng Putra selanjutnya adalah tandang ke Lampung. Timnya bisa sedikit menghirup udara segar di sana. “Saya berharap sepulang away nanti, kondisi (lingkungan) sudah membaik,” ujar Sigit.

Bagaimana kalau kondisi asap kian parah? Sigit menjelaskan, sejauh ini pihaknya masih belum memikirkan opsi untuk mencari kandang baru, pindah sementara dari Stadion Tuah Pahoe. “Tapi, kami sudah memikirkan rencana-rencana kalau mengharuskan pindah kandang,” bebernya.

Opsi pertama untuk pindah adalah memakai Stadion 17 Mei atau Stadion Demang Lehman. Jarak yang tidak terlalu jauh dari Palangkaraya, menjadi alasan stadion yang berada di Banjarmasin itu sebagai pilihan.

Opsi lainnya mengungsi ke Jawa. Kota Bantul jadi opsi. Seperti diketahui, di awal musim Liga 1, Laskar Isen Mulang menggunakan Stadion Sultan Agung, Bantul, sebagai kandang. Saat itu Stadion Tuah Pahoe sedang direnovasi.

Sementara itu, Public Relation Manager PT LIB, Hanif Marjuni mengatakan, sejauh ini Kalteng Putra belum mengusulkan untuk pindah kandang. Artinya, surat pengajuan untuk hal tersebut belum masuk ke PT LIB. “Tapi, kami juga terus memantau. Yang jelas, keselamatan pemain dan tim jadi perhatian kami,” pungkasnya. (jpc/saz)

TEBAL: Asap tebal menyelimuti Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, pada laga Kalteng Putra melawan Persebaya 13 September lalu.
ANGGER BONDAN/JAWA POS

BANJARMASIN, SUMUTPOS.CO – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian pekat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, memaksa Kalteng Putra meninggalkan kandangnya. Sebelum away ke Lampung untuk melawan Perseru Badak Lampung FC pada 19 September mendatang, I Gede Sukadana dan kawan-kawan diungsikan sementara ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hal tersebut dilakukan agar kondisi pemain tidak drop ketika bertanding di Lampung.

Manajer Kalteng Putra, Sigit Wido menyatakan, langkah manajemen itu diambil karena kualitas udara sudah masuk level berbahaya.

“Kami meliburkan pemain untuk latihan kemarin (Minggu (15/9), red), karena asap yang kian parah,” ungkap Sigit.

Sigit juga menuturkan, tim dievakuasi ke Banjarmasin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, terkena penyakit gara-gara asap yang bisa membahayakan kondisi pemain. “Untuk pemain yang sudah lama, mungkin tidak begitu ada masalah. Tapi yang baru-baru, juga pemain asing, tidak bagus buat mereka. Kasihan,” jelasnya.

Dia pun bersyukur, laga Kalteng Putra selanjutnya adalah tandang ke Lampung. Timnya bisa sedikit menghirup udara segar di sana. “Saya berharap sepulang away nanti, kondisi (lingkungan) sudah membaik,” ujar Sigit.

Bagaimana kalau kondisi asap kian parah? Sigit menjelaskan, sejauh ini pihaknya masih belum memikirkan opsi untuk mencari kandang baru, pindah sementara dari Stadion Tuah Pahoe. “Tapi, kami sudah memikirkan rencana-rencana kalau mengharuskan pindah kandang,” bebernya.

Opsi pertama untuk pindah adalah memakai Stadion 17 Mei atau Stadion Demang Lehman. Jarak yang tidak terlalu jauh dari Palangkaraya, menjadi alasan stadion yang berada di Banjarmasin itu sebagai pilihan.

Opsi lainnya mengungsi ke Jawa. Kota Bantul jadi opsi. Seperti diketahui, di awal musim Liga 1, Laskar Isen Mulang menggunakan Stadion Sultan Agung, Bantul, sebagai kandang. Saat itu Stadion Tuah Pahoe sedang direnovasi.

Sementara itu, Public Relation Manager PT LIB, Hanif Marjuni mengatakan, sejauh ini Kalteng Putra belum mengusulkan untuk pindah kandang. Artinya, surat pengajuan untuk hal tersebut belum masuk ke PT LIB. “Tapi, kami juga terus memantau. Yang jelas, keselamatan pemain dan tim jadi perhatian kami,” pungkasnya. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/