Berkaca dari kekalahan empat gol tanpa balas City atas Everton di Goodison Park, pekan lalu (15/1), kelambatan pemain City jadi persoalannya. Menutup ruang gerak sayap Everton, dan juga menutup area di depan gawang. Terutama Walker, pemain tercepat kedua di Premier League yang punya kecepatan lari 21.860 meter per jam.
Tanpa Fernandinho, Zabaleta tetap menjadi pilihan untuk cover di depan bek City. Dalam analisis ESPN, yang perlu dilakukan Zabaleta ataupun Yaya Toure sebagai poros ganda City adalah mematahkan serangan dari Hugo Lloris dkk dengan diikuti dua atau tiga kali passing cepat.
Dengan taktik seperti itu, maka akan terbuka banyak ruang bagi pemain-pemain di lini serang City seperti David Silva, Kevin De Bruyne dan Aguero untuk bisa menjelajah area pertahanan Spurs yang hingga pekan ke-21 lalu baru kemasukan 14 gol, terendah di antara kontestan Premier League musim ini.
Strategi itu sejatinya sudah diterapkan City di White Hart Lane, tetapi belum bisa dijalankan dengan sempurna. Alhasil, Spurs yang berhasil memanfaatkan itu lewat hasil akhirnya. ”Kami tidak punya keseimbangan, sehingga mereka dapat menghakimi kami,” keluh Guardiola.
Sekedar diketahui, Spurs punya catatan bagus ketika datang ke Etihad. Musim lalu Spurs bahkan mampu mengalahkan City di depan pendukungnya sendiri dengan menang 2-1. Statistik Opta yang menyebut Spurs belum pernah menang pada tujuh laga beruntun sejak Mei 1967 bisa jadi pegangan City.
Setidaknya tidak lagi dipecundangi di Etihad seperti saat dikalahkan Chelsea 1-3, 3 Desember lalu. ”Ini akan sangat sulit. Hanya satu hal yang saya ketahui, butuh kerja keras. Kami akan memikirkan bagaimana caranya kami untuk mengalahkan Tottenham,” kata Guardiola. (ren/jpg/adz)