27.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Pertina: WBC Salah Kaprah

JAKARTA-PP Pertina menganggap peringatan satu badan tinju profesional WBC kepada Indonesia salah kaprah. Menurut induk organisasi tertinggi tinju amatir Indonesia itu surat Presiden WBC Jose Sulaiman tak tepat.

Surat WBC kepada pemerintah Indonesia yang tercantum dalam wbcboxing.com, Rabu (17/7) lalu itu, mengecam tragedi tewasnya penonton di Piala Bupati di Nabire, Papua, Minggu (14/7) lalu.

Humas PP Pertina Finon Manullang, mengatakan, teguran Sulaiman tersebut salah alamat.

Bahkan Finon menyebut WBC bukan pada kapasitasnya untuk memberikan sanksi kepada petinju tanah air. “Ingat, WBC itu badan tinju profesional.

Sementara yang terjadi di Nabire itu kejadian di tinju amatir. Mulut Jose Sulaiman itu terlalu lancang. Sedangkan AIBA sebagai federasi tinju amatir dunia tak memberikan kecaman,” tutur Finon, Jumat (19/7).

Presiden WBC dalam surat tersebut memperingatkan agar Menpora dan Presiden memberikan perhatian kepada tinju.

Sulaiman tak lupa meminta agar tinju Indonesia ditata kembali karena kondisinya sudah tak terkontrol sama sekali.

Sulaiman juga mengancam akan memberikan sanksi berupa larangan bagi semua negara di bawah WBC untuk mengirimkan tinju bertarung dengan wakil Indonesia.

Sanksi tersebut akan dicabut jika pemerintah lebih peduli akan keselamatan atlet, penonton, dan pelaku tinju tanah air. “Seharusnya yang ditertibkan itu badan tinju profesional di Indonesia. Lihat saja kekisruhan setelah Indonesia punya empat badan tinju profesional. Ada KTI, KTPI, ATI, dan FTI.

Bekukan empat badan dan dijadikan satu. Bukan malah sibuk mengurusi amatir. WBC menurut saya ngawur dengan teguran sekarang,” tutur Finon. (dra/jpnn)

JAKARTA-PP Pertina menganggap peringatan satu badan tinju profesional WBC kepada Indonesia salah kaprah. Menurut induk organisasi tertinggi tinju amatir Indonesia itu surat Presiden WBC Jose Sulaiman tak tepat.

Surat WBC kepada pemerintah Indonesia yang tercantum dalam wbcboxing.com, Rabu (17/7) lalu itu, mengecam tragedi tewasnya penonton di Piala Bupati di Nabire, Papua, Minggu (14/7) lalu.

Humas PP Pertina Finon Manullang, mengatakan, teguran Sulaiman tersebut salah alamat.

Bahkan Finon menyebut WBC bukan pada kapasitasnya untuk memberikan sanksi kepada petinju tanah air. “Ingat, WBC itu badan tinju profesional.

Sementara yang terjadi di Nabire itu kejadian di tinju amatir. Mulut Jose Sulaiman itu terlalu lancang. Sedangkan AIBA sebagai federasi tinju amatir dunia tak memberikan kecaman,” tutur Finon, Jumat (19/7).

Presiden WBC dalam surat tersebut memperingatkan agar Menpora dan Presiden memberikan perhatian kepada tinju.

Sulaiman tak lupa meminta agar tinju Indonesia ditata kembali karena kondisinya sudah tak terkontrol sama sekali.

Sulaiman juga mengancam akan memberikan sanksi berupa larangan bagi semua negara di bawah WBC untuk mengirimkan tinju bertarung dengan wakil Indonesia.

Sanksi tersebut akan dicabut jika pemerintah lebih peduli akan keselamatan atlet, penonton, dan pelaku tinju tanah air. “Seharusnya yang ditertibkan itu badan tinju profesional di Indonesia. Lihat saja kekisruhan setelah Indonesia punya empat badan tinju profesional. Ada KTI, KTPI, ATI, dan FTI.

Bekukan empat badan dan dijadikan satu. Bukan malah sibuk mengurusi amatir. WBC menurut saya ngawur dengan teguran sekarang,” tutur Finon. (dra/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/