Memang ada beberapa analisis mengapa lini belakang Juventus gampang dijebol musim ini. Misalnya kehilangan dua figur penting di sektor bertahan. Yakni Dani Alves serta Leonardo Bonucci. Apalagi kepergian keduanya tidak ‘baik-baik’.
Alves merasa kurang sreg dengan Allgeri yang dianggap terlalu serius. Kemudian Bonucci merasa kekalahan atas Real Madrid di final Liga Champions 1-4 meninggalkan friksi diantara para pemain Juventus.
The Guardian pernah menuliskan saat Barca kalah 0-3 oleh Juventus di perempat final musim 2016-2017 lalu, merupakan contoh sempurna taktik mematikan kreator serangan Barca. Lionel Messi dan Andres Iniesta selalu dikawal tiga pemain Juventus. Sehingga ruang gerak para pemain Barca bisa diminimalisasi ketika itu.
Adanya Paulo Dybala juga menjadi teror sendiri bagi Barca. Pemain Argentina itu membuat brace ketika bertemu Barca di perempat final tahun lalu. Allgeri menghendaki agar Dybala lebih konsisten musim ini.
“Saya akan berkata kalau saya terus mengalami perbaikan penampilan dari pertandingan ke pertandingan. Walau saya tak mencetak gol, namun saya berkontribusi hal lain,” tutur Dybala kepada France Football.
Sementara itu, kalau Juventus sedang ‘rusak gerendel’ pertahanannya maka tidak demikian dengan Barca. Di bawah entrenador Ernesto Valverde Barca menemukan keseimbangan. Galak di depan, kokoh di belakang. Musim ini Barca baru jebol lima gol di La Liga dan Liga Champions.
Kiper Barca Marc Andre Ter Stegen juga jadi unsung hero buat La Blaugrana. Di La Liga Ter Stegen mencatatkan delapan clean sheets lantas di Liga Champions tiga kali. (dra/jpg)