SUMUTPOS.CO – Pemain muda asal Papua, Frengky Kogoya gagal bergabung dengan PSMS. Sempat didaftarkan ke PT Liga Indonesia Baru, Frengky memutuskan angkat koper dari Mess PSMS.
Penyebabnya, Frengky ternyata gagal menemui kesepakatan harga saat akan tanda tangan kontrak. “Frengky lolos seleksi bersama PSMS. Tapi ketika nego tidak deal. Sehingga, dia gagal bergabung dengan PSMS,” ujar Pelatih PSMS, Djadjang Nurdjaman, Jumat (23/2).
Djanur-sapaan akrabnya, menambahkan untuk memenuhi kuota tujuh pemain U-23 sebagai syarat untuk klub Liga 1, maka sudah ada pengganti Frengky yaitu Bima Fahreza, dari Binjai United. Jadi kita sudah pas tujuh pemain,” ungkapnya.
Bima sendiri sebelumnya PSMS U-17 musim lalu di Piala Soeratin. Sementara itu, Sekretaris PSMS Medan, Julius Raja menambahkan, bahwa sejatinya mantan pemain PSPS itu awalnya sudah deal dengan Djanur.
“Iya masalah enggak cocok harga. Bicaranya tidak konsisten. Berkilah. Pertama sudah deal dengan pelatih, sudah salaman. Tapi, waktu mau teken dia protes kok segini. Dia bilang enggak maulah saya segini. Tiba-tiba pergi tanpa pamit,” jelas pria yang akrab disapa King tersebut, Jumat (23/3).
Pria yang akrab disapa King itu membeberkan, Frengky membuka nilai gaji Rp20 juta per bulan. Namun, manajemen PSMS minta turun harga hingga Frengky menawarkan Rp15 juta. “Kita tawarkan Rp10 juta per bulan, dia enggak mau. Pemain PSMS Medan pun ada beberapa dengan angka segitu. Dia kan masih muda. Tapi jadinya kayak sudah pemain senior. Lagian dia hanya untuk memenuhi kouta pemain U-23,” bebernya.
Akhirnya, pelatih memutuskan untuk mencari yang lain hingga muncullah nama Bima Fahreza. Kini, selain Bima, keenam pemain U-23 lainnya adalah Frets Listanto Butuan, M Alwi Slamet, Fredyan Wahyu, Firza Handika, Akbar Dohodongan Rambe. (don)